Memahami Al-Qur`an Lewat Generasi Awal Kaum Muslimin (2)

Publish

6 May 2024

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
95
Foto Istimewa

Foto Istimewa

Memahami Al-Qur`an Lewat Generasi Awal Kaum Muslimin (2)

Oleh: Donny Syofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas    

Kita tidak bisa mengabaikan para Sahabat Nabi dan generasi awal untuk memulai dari awal. Tidak ada yang benar-benar dimulai dari awal, seperti yang dikatakan Sir Isaac Newton, “if I have seen further [than others], it is by standing on the shoulders of giants” (Jika saya melihat lebih lanjut [daripada yang lain], itu karena berdiri di pundak raksasa). Karenanya, marilah kita berbicara dengan hormat tentang para Sahabat Nabi. Mari kita duduk dan belajar dari mereka, kemudian kita evaluasi informasi atau riwayatnya, lalu mengemasnya kembali dalam konteks modern kita sendiri dan menyebarluaskannya.

Kita bisa mengetahui betapa baiknya Al-Qur`an berbicara tentang para sahabat Nabi. Allah berfirman, “Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah” (QS 9: 100). Ayat ini memang berbicara tentang orang-orang beriman secara umum. Ini mencakup mereka yang sudah beriman di masa lalu dan itu adalah para sahabat Nabi. 

Pada surah lain Allah berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia” (QS 3: 110). Dalam konteks ini, para Sahabat Nabi adalah orang-orang yang ada pada saat itu. Mereka adalah kaum Muslim dan kaum Muslim dinyatakan sebagai umat terbaik. Tentu saja pernyataan ini bersifat lebih umum dan akan mencakup kita juga, Insya Allah. Kita berdoa agar Allah memasukkan kita ke dalam golongan tersebut. Namun demikian, para sahabat Nabi selalu cocok dengan gambaran itu. Bagi kita ini adalah harapan, buat mereka itu adalah sesuatu yang pasti.

Lalu di tempat lain dalam Al-Qur`an Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon…” (QS 48: 18). Konteks ayat ini adalah peristiwa bersejarah bernama Perjanjian Hudaibiyah. Orang-orang yang berjanji setia kepada Nabi adalah para sahabat Nabi. Dan, jika ada yang bertanya, apakah wanita juga termasuk di dalamnya? Ya. Nabi Muhammad juga mengambil janji dari para wanita.

Allah juga menyatakan, “Wahai Nabi! Apabila perempuan-perempuan yang mukmin datang kepadamu untuk mengadakan bai‘at (janji setia), bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah; tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang” (QS 60: 12).

Ketika mereka berjanji setia dengan Nabi, maka tangan Allah ada di atas tangan mereka (QS 48: 10). Biasanya dalam kasus laki-laki, mereka akan meletakkan tangan mereka di dalam tangan Nabi dan Allah berkata bahwa tangan-Nya ada di atas mereka. Namun Nabi tidak menyentuh tangan para wanita, seperti yang disebutkan dalam riwayat. Beliau hanya mengambil janji mereka. Ini seperti seseorang mengangkat tangan kanannya saat di pengadilan. Mereka mengambil janji dari jarak tertentu. 

Hal yang sama secara simbolis berlaku bahwa ketika kaum Mukminin berjanji setia kepada Nabi Muhammad, Allah ada di sana dan mereka juga berjanji setia kepada Allah. Mereka adalah orang-orang yang berjanji setia kepada Allah. Kita harus menghormati mereka, bahkan berbicara tentang mereka dengan terhormat. Jika mereka menceritakan sesuatu dari Nabi, jika mereka menceritakan pemahaman mereka tentang Al-Quran, maka kita harus memperhatikannya.

Itulah titik awal pembelajaran kita. Kita belajar dari para generasi awal kaum Muslimin, tetapi bukan berarti kita tidak bisa bangkit dan belajar lebih banyak. Kita memulai dengan itu dan kita bangkit dan belajar lebih banyak. Kita terus berpikir, merenungkan, dan mempelajari Al-Qur`an, dan sampai pada pemahaman yang tepat.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Membangun Tradisi Membaca Dan Menulis Oleh: M. Husnaini, S.Pd.I., M.Pd.I., Ph.D. Menulis, Harus Di....

Suara Muhammadiyah

12 October 2023

Wawasan

Oleh: Saidun Derani, Dosen Pascasarjana UM-Surby dan UIN Syahid Jakarta, aktivis PWM Banten Kata ul....

Suara Muhammadiyah

18 January 2024

Wawasan

Kedewasaan Berpolitik Di Era Demokrasi Digital:Menyikapi Hasil Pemilu 2024 Oleh: Saifullah Bonto, S....

Suara Muhammadiyah

22 February 2024

Wawasan

Oleh: Agusliadi Massere Cara menjalani kehidupan dan untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai harapa....

Suara Muhammadiyah

22 January 2024

Wawasan

Milad 66 Uhamka: Merenda Peradaban Berkemajuan Oleh: Prof. Dr. Abdul Rahman A. Ghani Momen Ulang t....

Suara Muhammadiyah

17 November 2023

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah