• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, April 18, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Tanya Jawab Agama

Hukum Membaca Al-Qur’an untuk Orang yang Meninggal

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
26 Desember, 2020
in Tanya Jawab Agama
Reading Time: 3 mins read
A A
21
Membaca Al-Qur'an Untuk

Hukum Membaca Al-Qur’an untuk Orang yang Meninggal

Share

Bagaimanakah Hukum Membaca Al-Qur’an untuk orang yang sudah meninggal?

Pertanyaan:

Assalamu alaikum wr wb.
Saya Puji, suami saya sudah 40 hari meninggal dan setiap sore saya selalu datang ke makam suami saya untuk membaca surat Yasin dan membaca Al-Qur’an untuk almarhum suami saya. Pertanyaannya, apakah doa dan ngaji saya bisa sampai ke almarhum suami saya, dan bisa meringankan siksa kuburnya? Mohon dijelaskan agar saya paham.
Wassalamu alaikum wr wb.

Baca Juga

Agama dan Kesehatan Spiritual (2)

Agama dan Kesehatan Spiritual (1)

Puji A.E. Junaedi (disidangkan pada hari Jum’at, 29 Jumadilawal 1436 H / 20 Maret 2015)

Jawaban:

Wa alaikumus salam wr wb.

Terima kasih atas pertanyaan yang saudari ajukan. Pertanyaan yang serupa sebenarnya sudah se­ring ditanyakan dan sudah pernah dija­wab oleh Tim Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang telah dimuat dalam bu­ku Tanya Jawab Agama jilid 1 yang diterbitkan oleh penerbit Suara Mu­hammadiyah.

Membaca Al-Qur’an untuk Orang yang Meninggal

Tim Fatwa Agama berpendapat bahwa bacaan Al-Qur’an, baik itu surat Yasin maupun surat lain yang dihadiahkan untuk si mayit tidak sam­pai pahalanya kepadanya karena beberapa alasan, antara lain:

Pertama, tidak terdapat ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi Muhammad saw yang dapat dijadikan dasar yang ku­at untuk melakukannya. Bahkan di da­lam Al-Qur’an Allah menyatakan bahwa manusia tidak akan memperoleh balasan di akhirat melainkan apa yang diusahakannya sendiri ketika masih di dunia. Firman-Nya:

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna (Qs. An-Najm [53]: 39-41)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Qs. Al-Baqarah [2]: 286)

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Qs. Al-Mudatstsir [74]: 38)

Berdasarkan ayat ini, Imam asy-Syafi’i dan pengikutnya mengambil kesimpulan hukum bahwa bacaan (Al-Qur’an) tidak sampai jika pahalanya dihadiahkan kepada mayat. Hal ini karena ia bukan amal dan jerih payahnya. Ketika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga hal, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw dalam Hadits:

Dari Abu Hurairah ra. (diriwayatkan) bahwasanya Nabi saw bersabda: Ketika seseorang mati, maka amalannya akan berhenti kecuali tiga (amalan); shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakan. [H.R. Muslim no. 1631]

Di dalam sebuah Hadits, Rasulullah saw memberi peringatan agar kita tidak melakukan hal-hal yang tidak ada tuntunannya. Hadits tersebut berbunyi:

Dari Aisyah ra (diriwayatkan bah­­wa) ia berkata: Rasulullah saw ber­sabda: Barangsiapa yang meng­ada-adakan sesuatu dalam agama kita ini yang tidak berasal darinya maka perbuatan itu ditolak.” [H.R. al-Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718]

Kedua, para sahabat tidak mela­kukan hal itu karena memang tidak ada tuntunannya dari Al-Qur’an dan Hadits.

Ketiga, tidak bisa dipastikan, apa­kah ketika seseorang membaca Al-Qur’an itu ia mendapat pahala sehingga bisa menghadiahkan pahala tersebut kepada orang lain atau tidak.

Keempat, menganut pendapat sampainya pahala bacaan kepada orang lain sering kali berakibat negatif, yaitu orang yang kurang beramal shalih mengharapkan hadiah pahala dari orang lain.

Berdo’a untuk Orang yang Meninggal

Adapun mendoakan orang yang sudah meninggal dunia itu ada tuntunannya. Doa orang-orang beriman diterima oleh Allah dan pahalanya akan sampai kepada mayit jika ia beriman. Allah SwT berfirman:

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang (Qs. Al-Hasyr [59]: 10)

Setiap selesai menguburkan je­nazah, Rasulullah saw berdiri di sisi makam seraya bersabda:

 

Hendaklah kalian memohonkan ampunan bagi saudara kalian dan mohonkanlah keteguhan hati baginya, karena sekarang dia sedang ditanya [HR Abu Dawud no. 3221]

Beliau juga mengajarkan doa ketika menziarahi kubur:

 

Kesejahteraan atas kalian wahai para penghuni kubur dari orang-orang mukmin dan muslim, sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian, kami memohon afiat kepada Allah bagi kami dan kamu sekalian [HR Muslim no. 104]

Memperhatikan alasan-alasan di atas, maka lebih baik kita tidak me­lakukan yang tidak ada tuntunannya, dan mencukupkan diri dengan yang jelas ada tuntunannya, yaitu mendoakan orang yang meninggal dunia.

Dalam kitab al-Umm bab Shadaqahnya orang yang hidup dari mayit (4/126, Daarul Ma’rifah-Beirut) disebutkan:

 

Ar-Rabi’ bin Sulaiman menga­barkan kepada kami, ia berkata, asy-Syafi’i menceritakan kepada kami de­ngan imlaa bahwa beliau berkata: Mayit akan mendapatkan pahala dari perbuatan orang lain dalam 3 perkara yaitu, haji yang ditunaikan untuk mayit (badal haji), harta yang disedekahkan atas namanya atau yang dibayarkan dan doa. Adapun selain itu berupa shalat dan puasa, maka pahalanya (hanya) untuk pelakunya, tidak untuk mayit.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tags: agamaAl Qur'anMembacasurat YasinTanja jawab
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

spiritual
Kolom

Agama dan Kesehatan Spiritual (2)

15 April, 2021
spiritual
Kolom

Agama dan Kesehatan Spiritual (1)

15 April, 2021
Lazismu Lamongan Dampingi Tunanetra Belajar Al-Qur’an
Berita

Lazismu Lamongan Dampingi Tunanetra Belajar Al-Qur’an

8 April, 2021
Next Post
Bupati Sleman Ajak Aisyiyah Bantu Pemerintah Bangun Daerah

Bupati Sleman Ajak Aisyiyah Bantu Pemerintah Bangun Daerah

Comments 21

  1. Pendi Purwa says:
    5 tahun ago

    Kalau mau baca, baca saja untuk diri sendiri insyaallah bermanfaat dunia dan akhirat, apalagi bisa mengamalkannya

    Balas
  2. heru erlangga says:
    5 tahun ago

    bisa gak yah kalo artikelnya di bagi ke facebook / twitter,terima kasih

    Balas
    • admin says:
      5 tahun ago

      bisa bapak, silahkan

      Balas
  3. Mustofa Toha says:
    5 tahun ago

    Membaca Al- Qur’an untuk yg hidup saja ( Yang membacanya ).

    Balas
  4. Masnung says:
    5 tahun ago

    Mohon penjelasan, sy jg ingin mendoakan sahabat saya yg telah meninggal. Tapi menyimak hadist2 tsb sptnya tdk bisa sampai pahalanya. Hanya saja hadist terakhir msh memberi peluang yakni bakdsl haji, sedekah dan doa, sedangkan penjelasan diatasnya berselisih pendapat bhw doa2 jg tdk bisa sampai kecuali amal yg telah dihasilkan oleh si mayyit.
    Mohon pencerahannya…jazakumullah

    Balas
    • Ramadhan says:
      5 tahun ago

      kalo doa sih boleh aja, untuk mengampuni dosa2 yang terdahulu. tetapi tidak menambah pahala. wallahu alam bi shawab

      Balas
  5. faturohman says:
    5 tahun ago

    Alhamdulillah mendapatkan ilmu

    Balas
  6. fathoni says:
    5 tahun ago

    3 perkara yaitu, haji yang ditunaikan untuk mayit (badal haji) bisa anak berhaji untuk orang tuanya

    , harta yang disedekahkan atas namanya atau yang dibayarkan, berarti kita amalkan sedekah aja yang banyak untuk di atas namankan untuk para lelulur kita

    dan kita berdoa kepada Allah untuk di ampuni dosa2nya dan di terima pahala dan amalnya

    Balas
  7. fathoni says:
    5 tahun ago

    berdasar keterangan terakhir paling tidak kita bisa melakukan hal ini , kita Undang tetangga saudara untuk membaca Al Quran dirumah kita , membaca Zikir dan tahlil, lalu kita bersedekah makanan kepada para tamu dan jamaah pengajian di atas namakan leluhur kita, lalu kita berdoa bersama sama memohonkan ampun atas dosa 2 leluhur kita dan agar di terima amalnya dan masuk ke Surganya Allah Swt.

    Balas
    • Rudi Hartono says:
      5 tahun ago

      Mencerahkan dan meneguhkan……

      Balas
  8. Naseh says:
    5 tahun ago

    Yang tidak mau ya udah. Jangan usil sama yang melakukab karena uang melakukab juga punya dalil pasti anda tidak akan terima dalil kami karena anda menganggap hanya pendapat anda saja yang benar.

    Balas
  9. Abdulloh says:
    5 tahun ago

    Semoga yang menulis tulisan ini mendapat hidayah, atau semoga keluarga yang sudah meninggal bagi penulis pada tulisan ini saya do’akan mendapat siksa kubur yang berat dan tidak diampuni Alloh SWT.

    Maaf jangan marah…
    kan do’a saya ga nyampe…

    Balas
    • agus says:
      5 tahun ago

      itu abdulloh gak paham ya?
      yang gak nyampai itu pahala bacaan quran..
      kalau doa itu bisa nyampai..
      #gagal paham loe

      Balas
    • Ramadhan says:
      5 tahun ago

      sebaik-baiknya doa adalah doa yang baik dari hati dan ikhlas..
      1. niat yang baik dikerjakan akan mendapatkan pahala,
      2. niat yang baik tidak dikerjakan akan mendapatkan pahala,
      3. niat buruk tidak dikerjakan juga mendapatkan pahala,
      4. niat buruk dikerjakan akan mendapatkan dosa.
      jadi pilih yang mana, mas bro ?

      Balas
    • Muhammad imron says:
      4 bulan ago

      Mkanya klo kpengen matinya khusnul khotimah d gk di siksa ya yg prtma sholat jgn smpe ktinggalan .krn amal yg plg brat adalah sholat bkn mngharapkan doa dr yg msh hdup.mknya itulah gunanya ziarah kubur agr kita ingt mati utk apa ,utk spy kita lbh giat lg sholat gk ush slg brslsih .mau enk dlm kubur d tenang dunia akherat ya sholat .oke sobat.jd intinya appn yg kt brdbatan gk da gnanya yg pnting amal ibadah kita slg msh hidup ayo jgn mls sholat.

      Balas
  10. Benny says:
    3 tahun ago

    Di atas di sebutkan tidak akan di trima, kecuali 3 hal, amal jariyah, ilmu bermanfaat dan doa anak shalih, apa itu artinya jika yg membacakan surat2 al-quran yg di tujukan kpda almarhum itu anaknya, akan sampai kpda almarhum??? Tolong jawabanya. Trimakasih

    Balas
  11. rian saepudin says:
    3 tahun ago

    AssalamualaikuM
    hukum dalam alquran kan nomor 1, hadist nomor 2, dan ijtihad nomor 3, pertanyaan saya apa tidak ada ulama yang berijtihad dalam hal seperti ini?
    Terimakasih
    Assalamualaikum

    Balas
  12. dedy supriady says:
    2 tahun ago

    Yg menjawab kyk nya…klau dia ustadz pasti ustad jahil nih…alias gk tau tentang itu,sran saya tanya lah sma org yang lbih thu…org yg punya tiga ilmu agama,ilmu dirasah,ilmu wirasah dan ilmu laduni.

    Balas
  13. Annisa Nur Azizah says:
    2 tahun ago

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Nama saya Annisa Nur Azizah
    kemarin tepatnya tanggal 21 Maret 2019, Nenek dari Ayah saya meninggal dan itu sangat membuat saya menjadi sedih. Saat Alm. Nenek saya di bawa kerumah saya benar-benar tidak bisa berhenti menangis saya selalu mengingat Alm. Sampai ada Keluarga dari mamah saya berkata ” Sekarang Nenek udah senang udah tenang udah gk kesakitan lagi, ini jalan yang terbaik buat nya”, “jangan nangis lagi nanti Nenek gak tenang disana, doain aja yg terbaik buat Nenek”.
    Yang ingin saya tanyakan apa benar ketika ada Keluarga atau teman yang meninggal tidak boleh terus menangis, nanti orang yg meninggal gak tenang. terus saya mengirimkan AL Fatihah untuk Nenek saya, apa hal tersebut termasuk Bid’ah dan apa itu akan menjadi dosa untuk saya?
    Apa yang harus saya lakukan untuk Alm. Nenek saya agar Alm. tenang.
    Terima kasih dan tolong tanggapannya
    Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Balas
    • Agung says:
      1 tahun ago

      Kalau org miskin g bisa hajiin g bisa sodaqoh gmn ,Bodoh jg tak berilmu Gmna cara berbakti pd org tua. Caranya yg dengan doa. Doa itu wajib hukum nya. Klw g berdoa yg sombong

      Balas
  14. Ahmad Zidan Zidnafan says:
    10 bulan ago

    Syaikh Utsaimin berkata: membaca Qur’an di atas kuburan adalah bid’ah, dan hal itu tidak pernah diriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam maupun para sahabatnya. Ketika tidak ada tuntunannya dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam maka tidak selayaknya kita membuat-buat perkara tersebut, karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam-dalam hadits shahih- telah bersabda:

    وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ، وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. أخرجه النسائي رقم 1578.صححه الألباني. وأصل الحديث عند مسلم

    Setiap perkara yang baru adalah Bid’ah, dan setiap Bid’ah adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka

    Majmu’ Fatawa wa Rasail Al-Utsaimin 2/310

    Oleh karena itu, ketika tidak ada dalil shahih yang menguatkan amalan membaca Qur’an di kuburan maka otomatis amalan tersebut tidak disyariatkan, karena ibadah hukum asalnya dilarang sampai a

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In