• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Maret 30, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Mengenal kitab Risalah Tauhid

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
21 Februari, 2016
in Analog
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Mengenal kitab Risalah Tauhid
Share

Baca Juga

Anies Baswedan: Tantangan Bangsa, ada di Pengembangan Kualitas Manusia

UMM dan Polri Dialogkan Revisi UU Terorisme

Banyak karya tulis lahir untuk menanamkan ketauhidan. Satu di antara karya yang lahir berjudul ‘Risalah Tauhid’. Buku tersebut disusun oleh alim kenamaan, Muhammad Abduh, sang pembaru di masa­nya. Rasyid Ridha, dalam pengantar penerbit menyatakan, bahwa buku ini disusun oleh orang yang memahami seluk-beluk ilmu tauhid.
Murid Abduh ini mengungkap, bahwa gurunya mengikuti betul tulisan-tulisan filosof barat, baik para kritikus Islam atau mereka yang mengagumi agama ini. Tulisannya lahir untuk menerangkan agama Islam dengan metode baru yang berbeda dari sebelumnya yang mampu menarik pemahaman orang secara rasional. Tulisannya mampu mengajak pembacanya untuk ‘mau’ berfikir logis.
Inspirasi Muhammad Abduh muncul ketika mengisi kuliah di salah satu perguruan di Beirut. Ia berpendapat bahwa metode pengajaran tauhid yang digunakan masih terlalu tinggi, susah dimengerti. Baginya, metode ini sudah tidak sesuai dengan masanya. Untuk itulah ia mulai menyusun rangkaian materi yang ia harapkan dapat menjadi alternatif. Sekembali dari Beirut ke Mesir, Abduh mulai menyusun materi yang pernah ia berikan menjadi sebuah buku. Kita kemudian mengenalnya dengan Risalah Tauhid.
Buku Risalah Tauhid ini tidak lepas dari koreksi dan saran dari murid sekaligus sahabatnya, Rasyid Ridha. Rasyid Ridha menyumbang saran terutama dalam beberapa bahasa yang dinilai masih terlalu tinggi.
Dalam buku ini Abduh menekankan bahwa inti dari tauhid adalah menunggalkan Allah tanpa mempersekutukannya. Itu pulalah misi besar diutusnya Muhammad sebagai pembawa risalah ketuhanan.
Pada pengantar tulisannya, Abduh menunjukkan persaudaraan antara akal dengan agama (wahyu). Bahwa sejatinya, pada akal yang salim tidak akan menjumpai pertentangan antara akal dan agama. Berbeda halnya de­ngan sejarah penolakan akal oleh agama-agama tertentu. Hubungan akrab akal dan agama secara otomatis terjaga, bahkan oleh Allah sendiri. Sebagaimana tegas Ia nyatakan dalam Qs. Al-Hijr: 9. Namun, sejalan dengan sejarah, fitnah-fitnah yang sifatnya teologis mulai muncul. Abduh kemudian merujuk kronologi fitnah ini pasca insiden terbunuhnya Utsman bin Affan, khulafaurrasyidin ketiga. Munculnya Abdullah bin Saba’ yang berlebihan fanatis kepada Ali. Sampai pada pemahaman teologi, Allah bersemayam pada diri Ali. Demikian pula kemunculan faham syiah, khawarij, dan lain sebagainya. Semua kronologi sejarah ini kemudian melahirkan paham teologi yang bermacam-macam. Itulah mengapa menurutnya, Ilmu Kalam (nama lain dari Ilmu Tauhid) turut tercemari fitnah-fitnah tersebut. Mungkin inilah mengapa, melalui Risalah Tauhid, Abduh berusaha untuk memberikan pemahaman dasar. Melakukan reset pemahaman dari inti ketauhidan. Di mana ia berusaha menggunakan bahasa yang mudah dan membumi.
Runtutan kajian pada Risalah Tauhid cukup menarik untuk dibaca sekaligus didalami. Terutama bagi mereka yang menghendaki pemahaman dasar tentang teologi Islam. Pemahaman tentang ke-Esaan Allah dan Daya Cipta-Kreasinya secara mandiri tanpa sekutu. Dengan demikian, catatan materi yang dulu pernah Abduh ajarkan di salah satu perguruan di Beirut, menjadi salah satu khazanah intelektual Islam yang perlu kita apresiasi. Wal’Lâhu A’lam bi Al-Shawâb.• [Fauzan Muhammadi]

Tags: featuredrisalah tauhid
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Anies Baswedan: Tantangan Bangsa, ada di Pengembangan Kualitas Manusia
Berita

Anies Baswedan: Tantangan Bangsa, ada di Pengembangan Kualitas Manusia

26 Mei, 2016
UMM dan Polri Dialogkan Revisi UU Terorisme
Berita

UMM dan Polri Dialogkan Revisi UU Terorisme

26 Mei, 2016
Hadirkan Gayus Lumbuun, FH UMM dan APPTHI Urai Konsep Kerja Sosial bagi Narapidana
Berita

Hadirkan Gayus Lumbuun, FH UMM dan APPTHI Urai Konsep Kerja Sosial bagi Narapidana

26 Mei, 2016
Next Post
Pak AR

Lebih Suka Jadi Wakil

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In