SUARA MUHAMMADIYAH—Tak ada yang menafikan bahwa Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama’ (NU) adalah organisasi masyarakat Islam yang besar di Indonesia. Keberadaanya turut mewarnai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam wilayah publik, banyak tokoh dari kedua ormas ini yang memberi pengaruh signifikan dari masa ke masa. “Maka dari itu, saya berharap Muhammadiyah dan NU ini bisa terus membangun ukhuwwah”, kata Dr. Busyro Muqoddas dalam sesi diskusi fikih anti terorisme.
Tantangan yang harus dihadapi bangsa saat ini, salah satunya adalah persoalan terorisme. Menurut pengamatan Dr. Busyro, adanya tindakan terorisme disebabkan oleh dua hal. Yakni terorisme karena ketidakadilan, dan terorisme yang menjadi proyek negara. Terorisme model pertama, biasanya disebabkan ketimpangan akses ekonomi. Hingga melahirkan kesenjangan antara si kaya dan miskin. Lazim terjadi di daerah yang kaya akan sumber daya alam atau mineral. Seperti halnya PT Freeport di Papua. Sementara terorisme model kedua ini, disebabkan pemerintah membiayai kelompok tertentu untuk menciptakan kekisruhan di masyarakat. Terkait siapa saja nama kelompoknya, dan bagaimana skemanya, dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini berkata, “semua ada dalam disertasi saya yang telah dibukukan.”
Terkait modus yang digunakan oleh kelompok teroris tersebut, Busyro menyebutkan jalannya melalui brainstorming dan brainwashing. Muhammadiyah dan NU sudah berperan melalui pendidikan agama untuk menghadapi modus cuci otak tersebut. Hanya saja pendidikan belum cukup. Busyro menambahkan, “perlu perumusan bersama antara Muhammadiyah dan NU soal nahi munkar di wilayah publik”, terangnya. Bisa dimulai dengan memberi kritik konstruktif terkait kebijakan pemerintah dalam menanggulangi terorisme. Yang dimana dalam hal ini, pemerintah membentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme dan juga Densus 88. Kerjasama ini mutlak diperlukan, mengingat negara dalam kondisi yang tidak stabil. Istilah Dr. Busyro, “negara kita sedang sulit membedakan mana yang baik dan buruk.” (GR)