• Berita
  • Editorial
    • Bingkai
    • Tajuk
    • Sajian Utama
    • Sajian Khusus
    • Analog
    • Pediamu
  • Khazanah
    • Tafsir
    • Hadits
    • Kisah
    • Jejak Persyarikatan
    • Dunia Islam
    • Ibrah
  • Hadlarah
    • Kolom
    • Wawasan
    • Akidah Akhlak
    • Bina Jamaah
    • Humaniora
    • Motivasi
  • Khutbah
  • Tanya Jawab
    • Tuntunan
    • Tanya Jawab Agama
    • Keluarga Sakinah
  • Beranda
  • English
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result

Penyatuan Kalender Hijriah Global untuk Kepentingan Peradaban

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
20 Maret, 2020
in Berita, Dinamika persyarikatan
3
Penyatuan Kalender Hijriah Global untuk Kepentingan Peradaban

YOGYAKARTA–suaramuhammadiyah.com. Pusat Studi Islam Universitas Islam Indonesia memiliki hajatan besar, agenda seminar nasional bertema, “Upaya Penyatuan Kalender Hijriah untuk Peradaban Islam Rahmatan Lil Alamin” pada Rabu dan Kamis (18-19 Mei 2016). Panitia pelaksana berhasil mengumpulkan para pakar dari berbagai ormas dan dari multi perspektif latar belakang keilmuan. Beberapa pakar ilmu falak dan astronomi dari Muhammadiyah, NU, LAPAN, dan dari universitas dihadirkan.

Dalam salah satu sesi, Ilya Fadjar Maharika yang berpanel dengan Suwarsono Muhammad membawakan materi dengan topic “Reinventing dan Reaktualisasi Spirit Penentuan Sistem Kalender Hijriyah sebagai Fondasi Peradaban Muslim”.

Ilya Maharika menyatakan bahwa sudah seharusnya umat Islam memiliki kalender hijriah global. Ada banyak kekacauan jika dunia yang semakin maju tidak memiliki kalender yang pasti. “Ketika tidak punya penanggalan global, apakah kita akan mampu menentukan jadwal secara tepat untuk peradaban kedepan?” tanyanya pada hadirin.

Menurut pakar arsitektur itu, kalender yang belaku secara global  untuk kepentingan bersama, guna menentukan kepastian waktu. “Bukan kepentingan ormas. Tapi (kepentingan dan kebutuhan) peradaban atau civilization,” ujarnya.

Dirinya mencontohkan tentang kebutuhan dalam bidang ekonomi dan transaksi. Semuanya membutuhkan penanggalan yang akurat. “Manusia modern berada pada jalur space ruang dan waktu,” jelasnya.

Bagi Ilya, jalan untuk penyatuhan kalender global hanya bisa dilakukan dengan menggunakan metode hisab. “Untuk bisa membangun kalender hanya dengan hisab. Gak mungkin membangun kalender dengan berbasis rukyah. Rukyah berguna untuk mengkalibrasi hisab sewaktu-waktu. Ketika ada pergeseran akurasi atau perlambatan sewaktu-waktu,” terangnya.

Sementara itu, Suwarsono Muhammad sebagai pembicara kedua menyatakan bahwa dunia telah berubah. Perkembangan teknologi menyebabkan manusia harus bisa menyesuaikan diri danmemanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya. “Tidak bisa mengurus dunia seperti dulu,” ungkapnya.

Baca Juga:   Sehari Setelah Klinik Apung Said Tuhuleley Diluncurkan, Lazismu Kelola 6 Kapal Kemanusiaan

Sebagaimana diketahui, Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid telah menginisiasi dan sedang gencar mengupayakan penyatuan kalender hijriah internasional sebagai salah satu amanat dan rekomendasi muktamar ke-47 di Makakasar pada 2015 lalu. Muhammadiyah mempercayai bahwa metode hisab menjamin keakuratan dan selaras dengan spirit tajdid yang diusung gerakan pencerahan ini. Beberapa waktu terakhir, Muhammadiyah juga telah menjalin kemitraan dengan dunia internasional untuk segera merealisasikan kalender hijriah global. (Ribas)

Tags: hisab dan rukyahilmu falakkalender hijriah globalKalender Islam GlobalMajelis Tarjih dan Tajdid
Previous Post

PCM & PDA Batu Ampar Gelar Muscab Bersama

Next Post

Sosialisasi Bahaya Narkoba di Perguruan Muhammadiyah Binjai

Next Post
Sosialisasi Bahaya Narkoba di  Perguruan Muhammadiyah Binjai

Sosialisasi Bahaya Narkoba di Perguruan Muhammadiyah Binjai

Comments 3

  1. susmono069@gmail.com says:
    5 tahun ago

    islam yg berkemajuan,setuju sekali.tpi mungkinkah saudara kita NU mau menerima?

    Balas
  2. arifin. says:
    5 tahun ago

    Ru’yah, satu asal kata dari, taroo, alam taroo kaifa fa’alaa robbu Ka bi ashchaabil fiil.

    Ru’yah,taroo, bisa berarti mengetahui.

    Saat maghrib tak tepat dijadikan saat pergantian hari.
    Saat yg tepat untuk pergantian hari adalah saat masuk waqtu shubuh.
    Yg tepat untuk penentuan awwal puasa bukan saat ijtima sebelum maghrib. Tapi saat waqtu shubuh.

    Ijtima’ qoblil fajri,bukan ijtima’ qoblil ghuruub.

    Balas
  3. arifin. says:
    5 tahun ago

    Yg tepat pakai cara chisaab dg ijtima’ qiblil fajri, bukan dg ijtima’qiblil ghuruub.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bersatu Hadang Corona, Donasi Mulai Rp 10 ribu Lazismu di Kitabisa
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result

© 2021 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.