• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, April 19, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Berita

Prof Syafiq Mughni: Muhammadiyah Harus Menjadi Penyeimbang Dua Arus Besar

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
12 Maret, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Prof Syafiq Mughni: Muhammadiyah Harus Menjadi Penyeimbang Dua Arus Besar
Share

Baca Juga

17 Karakter Berkemajuan KH Ahmad Dahlan

Antropolog Korea Takjub dengan Semangat Aktivis Muhammadiyah Membangun Amal Usaha

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah–Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Syafiq A. Mughni  menyatakan bahwa keberadaan Indonesia di tengah era global berada dalam posisi tarikan antara dua arus besar. Jika tidak berhati-hati, maka dengan mudah akan terjebak dalam salah satu dari dua tarikan itu. Oleh karena itu, Muhammadiyah sebagai kekuatan Islam moderat harus bisa menjadi penyeimbang dan pemberi pilihan alternative.

Menurutnya, dua tarikan itu di antaranya pandangan jangka pendek dan jangka panjang. Belakangan justru pandangan jangka pendek merebak di berbagai organisasi, partai politik, hingga Negara. “Mainset ada kecenderungan semakin memilih jangka pendek dibanding jangka panjang. Cara berfikir ini tidak menafikan seluruh tujuan jangka pendek, ultimate goal,” ungkapnya.

Arus lainnya terkait dengan cara berpikir, antara kualitas dan kuantitas. “Cara berfikir kuantitas dibanding kualitas. Muslim bangga dengan kuantitas, tetapi lupa memikirkan kualitas. Tugas besar bagi kita adalah meningkatkan kualitas anggota Muhhammadiyah,” ujarnya sambil menyebut bahwa Muhammadiyah sejak awal tidak terlalu memperhatikan jumlah, tetapi kualitas. Banyak secara jumlah tetapi tidak berkualitas justru akan menjadi beban bagi Negara.

Poin jebakan dua arus besar juga berupa pragmatisme dan idealism serta radikalisme dan revorm. “Dalam jalan radikalisme, bila ingin membangun, harus menghancurkan bangunan yang ada, dengan membangun kembali sesuatu yang baru. Muhammadiyah lebih memilih jalan reformasi, memperbaiki sesuatu yang ada secara pelan-pelan tetapi pasti,” ujarnya.

Dalam hal keagamaan, ada arus besar salafisme dan progresifisme. Salafisme mensyaratkan model Islam yang otentik seperti di zaman nabi, sahabat dan tabiin. Selain tiga generasi ini adalah Islam yang tidak benar, maka muslim zaman sekarang harus kembali ke zaman tersebut secara totalitas, begitu menurut pandangan salafisme.

Syafiq juga menjelaskan arus besar lainnya, yaitu antara pandangan formalistik verbalistik dan subtansialisme. Formalistik mementingkan pada symbol belaka, sementara pandangan substansialisme mementingkan isi dan substansi.

“Dari pertarungan ini, menentukan mana yang akan menentukan kemajuan Islam. Maka dari itu, pemilihan yang tepat harus dipilih oleh Muhhammadiyah. Priotizing, penekanan pada pemikiran jangka panjang, mementingkan pada kualitas, idealisme, revorm, progresivitas, dan substansialisme, sangat signifikan dalam merumuskan Islam berkemajuan dan merumuskan Negara yang berkemajuan,” jelasnya.

Di bagian lain, mantan rector Universitas Muhammadiyah Sidoardjo ini menekankan pentingnya umat Islam menerapkan nilai-nilai ketakwaan dan keimanan dalam kehidupan sehari-hari. “Sesuai dengan ayat bahwa untuk menjadi bangsa yang berhak menadapat barakah, maka kita harus menjadi orang yang beriman dan bertaqwa,” ujarnya.

Lebih lanjut Syafiq menyatakan, dalam konteks berbangsa, Pancasila tidak perlu dipertentangkan. Pancasila justru harus diisi dengan nilai-nilai iman dan taqwa, sebagai guiding principle. Pancasila dimaknai sebagai bagian dari konstektualisasi Islam. (ribas)

Tags: berkemajuanGlobalisasimoderatmuhammadiyahSyafiq A. Mughni
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

KH Ahmad Dahlan
Berita

17 Karakter Berkemajuan KH Ahmad Dahlan

19 April, 2021
Hyung Jun Kim Aktivis Muhammadiyah
Berita

Antropolog Korea Takjub dengan Semangat Aktivis Muhammadiyah Membangun Amal Usaha

18 April, 2021
pengajaran
Khazanah

Allah Memperkenalkan (36) Pengajaran Tak Langsung

18 April, 2021
Next Post
Kak Seto Ajak Mahasiswa FKIP UMM Pahami Psikologi Anak Didik

Kak Seto Ajak Mahasiswa FKIP UMM Pahami Psikologi Anak Didik

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In