• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Januari 31, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Khutbah Id Haedar Nashir: Puasa Membentuk Perilaku Utama

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
1 Juli, 2016
in Khutbah
Reading Time: 6 mins read
A A
0
Khutbah Id Haedar Nashir: Puasa Membentuk Perilaku Utama
Share

Baca Juga

Membumikan Teologi Al-Ma’un dan Al-Ashr dalam Kehidupan

Festival Gizi ‘Aisyiyah di Garut Berlangsung Meriah

Oleh; DR H Haedar Nashir, Msi

1

Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah!
Hari ini kita berhari-raya Idul Fitri sebagai jalan meraih kemenangan setelah perjuangan sebulan penuh berpuasa Ramadhan. Dalam kekhusyukan jiwa yang tulus, kita bersimpuh diri di hadapan Allah Yang Maha Agung untuk bertaqarrub kepada-Nya,  menyucikan diri dari segala salah dan dosa, serta berazam meraih pahala terbaik dari-Nya. Kita kumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih sebagai wujud syukur atas hidayah Allah yang tidak terhingga sebagaimana firman-Nya:

2
Artinya: “…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur,” (Qs Al-Baqarah: 185).

Idul fitri bermakna ”Hari Raya Berbuka Puasa”. Setelah berpuasa sebulan, maka pada 1 Syawwal ini semua yang dilarang dalam puasa Ramadhan menjadi halal. Namun kendati dibolehkan maka selayaknya pemenuhan kebutuhan alamiah tersebut harus tetap teratur dan tidak berlebihan. Karena apalah artinya berpuasa sebulan lamanya manakala tidak melahirkan perubahan perilaku yang terkendali sebagaimana firman-Nya:

3a

3b
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (Qs Al-A’raf: 31).

Merayakan berbuka puasa adalah perbuatan lahir dan batin. Ketika berbuka-puasa, seorang muslim tidak sekadar bergembira secara jasmani, tetapi sekaligus meraih kebahagiaan ruhani tertinggi sebagaimana sabda Nabi, ”li shâim farhatâni, fahhatun ’inda ifthârihi wa farhatun ‘inda liqâ‘i rabbihi”, artinya  ”Bagi yang berpuasa terdapat dua kegembiraan, pertama tatkala dia berbuka, kedua ketika kelak bertemu dengan Tuhan-nya”.  Siapa yang tidak ingin berjumpa dengan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim,  untuk kemudian atas ridha-Nya dimasukkan ke dalam surga Jannatun Na’im.

Page 1 of 4
12...4Next
Tags: Haedar Nashirmuhammadiyahpuasa
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Membumikan Teologi Al-Ma’un dan Al-Ashr dalam Kehidupan
Berita

Membumikan Teologi Al-Ma’un dan Al-Ashr dalam Kehidupan

30 Januari, 2023
Siti Noordjannah
Berita

Festival Gizi ‘Aisyiyah di Garut Berlangsung Meriah

29 Januari, 2023
Musypimwil Resmi Dibuka, Tafsir Canangkan Industrialisasi di Jawa Tengah
Berita

Musypimwil Resmi Dibuka, Tafsir Canangkan Industrialisasi di Jawa Tengah

28 Januari, 2023
Next Post
Manfaatkan Ramadhan Sebagai Sarana Upgrading Berbasis Pesantren

Manfaatkan Ramadhan Sebagai Sarana Upgrading Berbasis Pesantren

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In