• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, April 23, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Khutbah

Khutbah Id Haedar Nashir: Puasa Membentuk Perilaku Utama

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
1 Juli, 2016
in Khutbah
Reading Time: 6 mins read
A A
0
Khutbah Id Haedar Nashir: Puasa Membentuk Perilaku Utama
Share

Baca Juga

Suara Muhammadiyah Apresiai 50 Sekolah Mitra Pelanggan LKS

Jangan Dekati Syirik

Oleh; DR H Haedar Nashir, Msi

1

Jamaah Idul Fitri Rahimakumullah!
Hari ini kita berhari-raya Idul Fitri sebagai jalan meraih kemenangan setelah perjuangan sebulan penuh berpuasa Ramadhan. Dalam kekhusyukan jiwa yang tulus, kita bersimpuh diri di hadapan Allah Yang Maha Agung untuk bertaqarrub kepada-Nya,  menyucikan diri dari segala salah dan dosa, serta berazam meraih pahala terbaik dari-Nya. Kita kumandangkan takbir, tahmid, dan tasbih sebagai wujud syukur atas hidayah Allah yang tidak terhingga sebagaimana firman-Nya:

2
Artinya: “…Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur,” (Qs Al-Baqarah: 185).

Idul fitri bermakna ”Hari Raya Berbuka Puasa”. Setelah berpuasa sebulan, maka pada 1 Syawwal ini semua yang dilarang dalam puasa Ramadhan menjadi halal. Namun kendati dibolehkan maka selayaknya pemenuhan kebutuhan alamiah tersebut harus tetap teratur dan tidak berlebihan. Karena apalah artinya berpuasa sebulan lamanya manakala tidak melahirkan perubahan perilaku yang terkendali sebagaimana firman-Nya:

3a

3b
Artinya: “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan,” (Qs Al-A’raf: 31).

Merayakan berbuka puasa adalah perbuatan lahir dan batin. Ketika berbuka-puasa, seorang muslim tidak sekadar bergembira secara jasmani, tetapi sekaligus meraih kebahagiaan ruhani tertinggi sebagaimana sabda Nabi, ”li shâim farhatâni, fahhatun ’inda ifthârihi wa farhatun ‘inda liqâ‘i rabbihi”, artinya  ”Bagi yang berpuasa terdapat dua kegembiraan, pertama tatkala dia berbuka, kedua ketika kelak bertemu dengan Tuhan-nya”.  Siapa yang tidak ingin berjumpa dengan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim,  untuk kemudian atas ridha-Nya dimasukkan ke dalam surga Jannatun Na’im.

Page 1 of 4
12...4Next
Tags: Haedar Nashirmuhammadiyahpuasa
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Suara Muhammadiyah
Berita

Suara Muhammadiyah Apresiai 50 Sekolah Mitra Pelanggan LKS

23 April, 2021
syirik
Beranda

Jangan Dekati Syirik

23 April, 2021
Ramadhan
Opini

Ramadhan, Upaya Transformasi Diri di Balik Jeruji Besi

23 April, 2021
Next Post
Manfaatkan Ramadhan Sebagai Sarana Upgrading Berbasis Pesantren

Manfaatkan Ramadhan Sebagai Sarana Upgrading Berbasis Pesantren

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In