• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Januari 29, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Indonesia Telah Masuk dalam Jeratan Korporasi

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
8 Maret, 2017
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Indonesia Telah Masuk dalam Jeratan Korporasi

Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas dan Ketua PWM NTB Falahuddin dalam Silaturahim bersama PWM NTB.

Share

MATARAM, Suara Muhammadiyah-Dalam acara silaturrahim daerah di Kantor Perwakilan Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat (PWM NTB), Ketua PP Muhammadiyah Busro Muqoddas mengkritik sistem para pemimpin yang menghamba kepada korporasi. Hal tersebut, tidak jauh karena partai politik pun tak jarang sarat dengan kepentingan korporasi.

“Pemimpin Indonesia dibentuk atas dukungan partai politik sedangkan anggota Partai Politik (Parpol) sendiri berasal dari para pengusaha atau korporasi. Oleh karena itu, pemimpin yang terpilih berkewajiban untuk membalas budi terhadap parpol yang mendukungnya,” ujar Busro, Senin (6/3).

Baca Juga

Festival Gizi ‘Aisyiyah di Garut Berlangsung Meriah

Musypimwil Resmi Dibuka, Tafsir Canangkan Industrialisasi di Jawa Tengah

Oleh karena itu, atas alasan memenuhi kepentingan Parpol yang mendukungnya menjadi pemimpin, tersebutlah yang menurut Busro menjadi alasan mengapa Indonesia terjerat dalam korporasi. “Pemimpin mencari dana melalui perizinan lahan yang diberikan kepada korporasi, dana itu dipakai untuk melunasi jasa parpol karena telah berhasil mendukungnya,” ujarnya.

Busro berpendapat bahwa kasus tersebut sama halnya dengan yang dialami oleh Basuki Cahaya Purnama atau Ahok. Menurutnya, Ahok mulai dikenal saat ia melakukan penggusuran terhadap warga dengan niatan agar warga mau dipindahkan ke rumah susun. Setelah itu, mantan bupati Belitung itu berencana melakukan reklamasi atau membuat pulau baru.

“Pemberian izin yang diberikan Ahok kepada korporasi tidaklah gratis, justru hal tersebut menjadi investasi untuk meraup keuntungan,” tegasnya.

Falahudin, selaku Ketua PWM NTB sependapat dengan apa yang disampaikan oleh Busro. Menurutnya, kader Muhammadiyah harus tanggap dengan isu-isu nasional yang terjadi saat ini.

“Muhammadiyah memiliki tanggapan sendiri mengenai fenomena yang terjadi di tengah masyarakat, tanggapannya tentu akan berbeda dengan parpol lainnya. Seperti yang diketahui bahwa kita tidak hanya menilai dari fenomenanya saja tetapi bila perlu kita kupas secara detail agar menjadikan kita sebagai warga yang lebih bijaksana lagi,” katanya (Dini).

 

Tags: Korporasimuhammadiyahwarga
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Siti Noordjannah
Berita

Festival Gizi ‘Aisyiyah di Garut Berlangsung Meriah

29 Januari, 2023
Musypimwil Resmi Dibuka, Tafsir Canangkan Industrialisasi di Jawa Tengah
Berita

Musypimwil Resmi Dibuka, Tafsir Canangkan Industrialisasi di Jawa Tengah

28 Januari, 2023
Surat untuk Anakku
Motivasi

Surat untuk Anakku

27 Januari, 2023
Next Post
Berita Gembira Bagi Orang Yang Beriman

Berita Gembira Bagi Orang Yang Beriman; Tafsir Surat Al-Baqarah ayat 25

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In