SORONG, Suara Muhammadiyah-Walau terkendala akan segenap kekurangannya, SMA Muhammadiyah Al-Amin Sorong terus mendorong agar siswa dan siswinya berpartisipasi aktif mengikuti berbagai perlombaan dan kejuaraan yang akan mengasah jiwa kompetitif mereka.
Pada Januari lalu, SMA Al-Amin Sorong bersama 3 sekolah Muhammadiyah lain mengirimkan siswa-siswinya untuk mengikuti International Workshop and Competition Robotic di Cilacap. Hanya berbekal 1 hari bimbingan, 3 siswa dan siswi mereka berhasil menyabet medali emas dalam perancangan underwater robotic. “Mereka mulai dari nol,” tutur Nurfin Moha, Kepala SMA Muh Al-Amin Sorong kepada suaramuhammadiyah.id, Senin (3/4).
Dirinya pun senang para siswa siswinya dapat membuktikan bahwa sekolah Muhammadiyah yang ada di wilayah Timur mampu bersaing dengan sekolah lainnya. Walaupun, hingga kini mereka masih belajar di bawah bangunan sekolah yang belum pernah direhab sejak berdirinya di tahun 1978 karena terkendala dana bantuan yang diharapkannya dapat turun langsung dari pemerintah melalui dana Otonomi Khusus (OTSUS) seperti yang didapatkan oleh sekolah swasta lainnya. Namun, kondisi bagunan yang kian termakan usia tersebut tidak mematahkan semangat dan tekad Nurfin beserta guru-guru lainnya dalam mencetak generasi emas di dataran Timur.
“Gedung mewah bukan satu-satunya indkator siswa siswi akan berprestasi. Kali ini Robot, insyaAllah kami terus mendorong mereka dalam keterbatasan ini,” imbuh Nurfin.

Nurfin juga mengatakan bahwa dirinya telah mencoba berbagai cara termasuk menitipkan proposal kepada PWM Papua Barat untuk bisa ditindaklanjuti ketika Tanwir Muhammadiyah berlangsung di Ambon. Dalam perhelatan Tanwir, Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun mengakui bahwa Muhammadiyah memang tengah memberikan perhatian lebih kepada wilayah Indonesia Timur, khususnya di bidang pendidikan. Hal tersebut ditandai secara simbolis dengan penandatanganan Prasasti Pendidikan untuk Semua bersama Mendikbud RI, Muhadjir Effendi.
Ia pun yakin segala upaya yang dilakukan akan membuahkan hasil, walaupun perlu kesabaran dan ketekunan untuk mewujudkannya.
“Mudah-mudahan, dapat segera ditindaklanjuti agar pendidikan Muhammadiyah di tanah bumi cendrawasih semakin maju dan cemerlang seperti saudara-saudara kami di wilayah barat,” kata Nurfin.
Saat ini, Nurfin dan segenap guru sedang melakukan pendampingan mempersiapkan para siswa siswinya mengikuti ajang Olympiad of Qur’an, Art and Technology (OLYQ) yang akan digelar di Antapani, Bandung, 26-27 April 2017. Nurfin mengatakan bahwa pihaknya akan mengirimkan 9 siswa untuk kategori 3 kategori yaitu Nasyid dengan 5 siswa, Robotik 2 siswa dan panahan 2 siswa. Mereka akan didampingi 3 orang pendamping. Hingga saat ini, phaknya masih mencoba mencari kekurangan dana yang akan digunakan dalam mempersiapkan mengikuti ajang tersebut.
“Untuk perangkat robot sudah siap dibuat oleh anak-anak. Hanya saja masih menunggu sparepart yang hari ini baru dikirim dari medan,” tukasnya.
Sampai sekarang, Sekolah Aisyiyah dan Muhammadiyah di Kota Sorong seluruhnya berjumlah 8 sekolah mulai dari TK hingga SMA. TK ABA 1 sampai 3, SD Muhammadiyah 1 dan SD Muhammadiyah 2, MTs Muhammadiyah 1, SMP dan SMA Muhammadiyah Al Amin. Sedangkan untuk Kabupaten Sorong lebih banyak memiliki TK yaitu total sebanyak 17 TK. SD hingga SMA/SMK sendiri berumlah 19 sekolah. Sehingga, secara keseluruhan ada ada 36 sekolah Aisyiyah dan Muhammadiyah di Kabupaten Sorong.
“Walaupun saat ini siswa siswi kami masih minim yaitu sekitar 120 anak, harapan kami dengan mengikuti berbagai kegiatan dan lomba masyarakat akan semakin percaya dan tidak ragu untuk menitipkan putra dan putrinya di sekolah kami,” tutupnya (Th).