• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Maret 23, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Membendung Dengan Perbuatan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
16 April, 2017
in Analog
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Membendung Dengan Perbuatan
Share

Judul Buku      : Membendung Arus

Penulis             : Dr Alwi Shihab

Baca Juga

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

Penerbit           : Suara Muhammadiyah, Cet. I, 2016

Tebal buku      : li, 388 Hlm


Sepanjang sejarahnya, gerakan Muhammadiyah telah menampilkan diri sebagai sebuah fenomena unik dalam kehidupan keagamaan di Indonesia. Sebagai organisasi, Muhammadiyah sepanjang sejarahnya telah membuktikan bahwa ia bukanlah sekadar gerakan pendidikan atau sosial-keagamaan, melainkan juga gerakan yang sangat aktif mendorong kebangkitan kembali measyarakat Muslim di Indonesia. Selain sumbangannya yang mengesankan dalam bidang sosial, politik dan pendidikan, sayap perempuan Muhammadiyah, Aisyiyah, mungkin dapat disebut sebagai gerakan kaum perempuan paling dinamis di dunia Muslim.

Pada intinya Muhammadiyah memainkan empat peran penting yang saling terkait: sebagai gerakan pembaruan; sebagai agen perubahan sosial; sebagai kekuatan politik; dan , yang paling menonjol, sebagai pembendung paling aktif misi-misi Kristenisasi di Indonesia. Sebagai organisasi yang berorientasi kepada pembaruan keagamaan, Muhammadiyah bertujuan memurnikan ajaran-ajaran Islam dengan cara menghapuskan praktik-praktik bid’ah dan khurafat. Sebagai agen perubahan sosial, Muhammadiyah bertujuan memodernisasi masyarakat Muslim Indonesia dalam rangka meningkatkan harkat mereka dari keterbelakangan ke posisi terhormat di mata dunia modern. Sebagai kekuatan politik, Muhammadiyah telah terbukti tampil sebagai salah satu kelompok kepentingan yang diperhitungkan di Indonesia.

Sementara itu, sebagai organisasi yang paling aktif membendung misi-misi Kristenisasi, Muhammadiyah secara terbuka berupaya menanggulangi pasang naik kegiatan misionaris Kristen dalam berbagai cara. Tujuan ini kadang-kadang dicapai dengan cara langsung, tetapi yang lebih sering dengan cara tidak langsung, yakni dengan menyediakan dan  meningkatkan fasilitas-fasilitas pendidikan dan kesehatan Islam. Cara tidak langsung ini dimaksudkan untuk menandingi fasilitas sejenis yang sudah dengan mapan dikembangkan lembaga misionaris Kristen.

Peran Muhammadiyah dalam membendung arus Kristen yang menjadi inti buku ini, sebagaimana dikatakan Haedar Nashir dalam pengantarnya, secara elegan dilakukan Muhammadiyah tidak melalui permusuhan dan apalagi melalui perjuangan fisik. Muhammadiyah melakukannya dengan cerdas, taktis, dan terbuka dalam hukum dinamika persaingan sosial sebagaimana lazimnya gerakan-gerakan Islam kota dan modern. Muhammadiyah tentu melakukannya dengan spirit  Islam dalam dinamika fastabiq al-khairat, yang dalam orientasi keyakinan keagamaan dilandasi oleh sikap lakum dinukum waliya din, tetapi dalam dunia muamalah dunyawiyah bersaing secara objektif dan elegan untuk memperebutkan keunggulan dan kemajuan.

Dengan karakter gerakannya yang berani bersaing meraih keunggulan, maka Muhammadiyah tidak melakukan hal-hal mudah dan telah menjadi kebiasaan mayoritas umat Islam saat ini, yang terjajah dan terbelakang. Melakukan hal yang sudah menjadi kebiasaan merupakan pekerjaan mudah bagi Muhammadiyah, tetapi sungguh tidak menantang. Kiai Dahlan justru melawan arus dengan melakukan tajdid atau pembaruan, yang sedikit atau banyak sering bertentangan dengan mayoritas umat Islam kala itu. Muhammadiyah melakukan hal-hal yang  berat dan tidak lazim.

Buku ini, sebagaimana dikatakan Alwi Shihab dalam kesimpulannya, tidak dimaksudkan untuk menggali sejarah agama di Indonesia pada masa lalu, tetapi hendak menyoroti sebab-sebab utama yang memicu ketegangan antara kelompok Muslim dan Kristen serta mengusulkan cara agar ketegangan tersebut bisa dikurangi, jika pun tidak bisa dihilangkan seluruhnya.(Imron Nasri)

 

Tags: Alwi ShihabMembendung Arusmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik
Berita

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik

22 Maret, 2023
Idul Fitri Diprediksi Berbeda, Haedar Nashir Beri Wejangan Sarat Makna
Berita

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

22 Maret, 2023
LDK PP Muhammadiyah Gelar Pra Raker, Ini Gambaran Programnya
Berita

LDK PP Muhammadiyah Gelar Pra Raker, Ini Gambaran Programnya

22 Maret, 2023
Next Post
Masalah Mental (2)

Masalah Mental (2)

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In