• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Juli 7, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

IFLS: Religiusitas Tidak Menjamin Semangat Toleransi dan Keterbukaan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
12 Agustus, 2017
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
IFLS: Religiusitas Tidak Menjamin Semangat Toleransi dan Keterbukaan
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah—Ajaran agama, khususnya Islam, dan religiusitas yang seharusnya mendorong sikap terbuka pada sesama manusia justru malah sebaliknya. Religiusitas telah mendorong individu makin tertutup. Hal ini disebabkan karena religiusitas di kalangan Muslim hanya meningkatkan kepercayaan kepada sesama Muslim, tetapi tidak meningkat kepada pemeluk agama lain. Terdapat kecenderungan di kalangan Muslim berkumpul dengan sesama Muslim. Kecenderungan segregasi atau ‘memisahkan diri kaum Muslimin terhadap pemeluk agama’ ini telah menurunkan semangat dan nilai toleransi. Demikian antara lain hasil kajian dalam Diskusi Terbatas Data Indonesian Family Life Survey (IFLS) seperti yang disampaikan Elan Satriawan di Aula Gedung PP Muhammadiyah Yogyakarta, Sabtu (12/8).

Diskusi Terbatas yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah ini memang sangat strategis. Terutama berkaitan dengan program penyusunan peta dakwah dan penyampaian materi Al-Islam di lingkungan perguruan Muhammadiyah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Hasil survey IFLS yang menyebutkan bahwa tingkat religiusitas seseorang tidak berhasil mendorong sikap terbuka dan harmoni dengan pemeluk agama lain. Di sini terdapat permasalahan besar yang menjadi tugas lembaga dakwah maupun institusi pendidikan Islam agar meninjau kembali konten dakwah atau kurikulum Al-Islam.

Baca Juga

Menjelang Idul Adha, Muhammadiyah Turut Ikhtiar Menangkal Wabah PMK

Fatwa Ibadah Kurban di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

“Survey IFLS bersifat kuantitatif sehingga tidak bisa menjawab pertanyaan seperti itu. Untuk bisa menjawab mengapa permasalahan seperti itu perlu dilakukan riset kualitatif,” kata Ahmad Muttaqin, anggota Tim Asistensi Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah.

Menanggapi pemaparan yang disampaikan Elan Satriawan, Abdul Munir Mulkhan berpendapat bahwa data-data dari IFLS masih bisa berubah. Sebab, dalam pengamatan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga ini, sejak tahun 1970-an hingga sekarang telah terjadi peningkatan pengamalan keagamaan yang cukup pesat. Saat ini, katanya, mayoritas Muslimah telah mengenakan jilbab. Pada tahun 1970-an amat jarang Muslimah yang mengenakan kerudung. Di tengah kehidupan masyarakat yang serba terbuka saat ini, tidak hanya peningkatan pengamalan keagamaan saja, tetapi praktik kemaksiatan dan tindak tidak terpuji lainnya juga turut meningkat.

“Dalam pengamatan saya sejak tahun 1970-an, memang ada peningkatan pengamalan keagamaan. Tetapi di tengah masyarakat yang kian terbuka saat ini, praktik kemaksiatan juga meningkat,” komentar Abdul Munir Mulkhan. “Saya berpendapat bahwa pemahaman keagamaan kita saat ini masih terjebak pada legal-formal. Peningkatan pengamalan keagamaan masih sebatas simbolis dan legal formal. Tetapi subtansi dari ajaran Islam yang seharunya membentuk karakter Muslim belum tercapai,” pungkasnya.

Diskusi Terbatas yang diselenggarakan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah berjalan lancar. Hadir sebagai peserta dari berbagai unsur seperti perwakilan dari majelis, lembaga, ortom, media massa, dosen, pakar, dan peneliti.

“Diskusi Terbatas yang diselenggarakan Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah kali ini dihadiri oleh perwakilan dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah, Pimpinan Pusat Aisyiyah, Lembaga Cabang dan Ranting PP Muhammadiyah, PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah,” kata Muhammad Sayuti, Sekretaris Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah. “Diskusi ini akan bermanfaat untuk pembuatan peta dakwah Muhammadiyah dan penyusunan kurikulum keislaman di lembaga-lembaga pendidikan Muhammadiyah.” (Abu Rafif)

Tags: IFLSmuhammadiyahreligiusitas
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Menjelang Idul Adha, Muhammadiyah Turut Ikhtiar Menangkal Wabah PMK
Berita

Menjelang Idul Adha, Muhammadiyah Turut Ikhtiar Menangkal Wabah PMK

6 Juli, 2022
Standar Halal MUI tentang Penyembelihan Hewan
Tuntunan

Fatwa Ibadah Kurban di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

5 Juli, 2022
AIK di PTMA Harus Menjadi Penggerak Dakwah
Berita

AIK di PTMA Harus Menjadi Penggerak Dakwah

5 Juli, 2022
Next Post
Gerakan Al Ma’un PCM Trucuk Bangkitkan Ghirah Bersedekah

Gerakan Al Ma’un PCM Trucuk Bangkitkan Ghirah Bersedekah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In