YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah-Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta sebagai salah satu pesantren Muhammadiyah tumbuh berkembang menjadi pesantren mandiri yang ditopang dari kegiatan ekonomi pesantren.
Kemandirian yang dibangun ini berhasil menjadikan MBS dikenal sebagai pesantren mandiri yang mampu memberdayakan segala potensi ekonominya. Diusia pesantren yang belum genap 11 tahun inovasi dan langkah strategis dibidang ekonomi dijalankan oleh MBS melalui 12 unit usaha pesantren yang kini tumbuh dan berkembang pesat.
Bank Indonesia memberikan kepercayaan penuh melalui kerjasama dan pembinaan pengembangan ekonomi diantaranya melalui industri pengolahan roti, air minum, koperasi pesantren, green house dan Pengembangan Perpustakaan “BI Corner”. Pada gelaran acara Indonesia Syari’a Economic Festival di Surabaya, 11-15 Desember 2018, MBS diundang sebagai pemateri khusus. HM Nashirul Ahsan selaku Manager Wakaf Center mewakili MBS menyampaikan materi utama tentang langkah dan strategi pesantren menuju kemandirian ekonomi.
Acara ini digagas oleh Bank Indonesia untuk mempertemukan para pengelola pondok pesantren di seluruh Indonesia dengan para pelaku bisnis dari berbagai bidang. Dengan mengambil tema “High Level Discussion Fastabiqul Khairat Melalui Pondok Pesantren” itu MBS dianggap berhasil dan menjadi role model bagi pesantren lain di Indonesia.
Menurut Ustadz Nashir, MBS akan menjadi pesantren yang tampil terdepan dalam membangun kemandirian ekonomi umat yang menopang dakwah pendidikan maupun sosial di masyarakat. Dengan 12 unit usaha yang sudah dikembangkan saat ini, MBS mampu menopang kebutuhan operasional mencapai lebih dari 60 %. IsnyaALlah dalam beberapa tahun kedepan, 100 % operasional pesantren sudah ditopang dari unit ekonomi, dan cita-cita kemandirian pesantren bisa terwujud. (adib)