• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Juni 8, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Dikunjungi Dubes RI untuk Azerbaijan, Haedar Nashir: ini Bagian dari Keluarga Besar Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
18 Juli, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Dikunjungi Dubes RI untuk Azerbaijan, Haedar Nashir: ini Bagian dari Keluarga Besar Muhammadiyah
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menerima kunjungan silaturahmi Duta Besar Indonesia untuk  Azerbaijan Husnan Bey Fananie Rabu (17/7) di Grha Suara Muhammadiyah. Kunjungan yang dilakukan usai menghadiri acara di Universitas Ahmad Dahlan UAD (UAD)  juga didampingi oleh Rektor UAD Kasiyarno.

Dalam kunjungan tersebut Duta Besar Husnan Bey Fananie tidak hanya mengungkapkan keinginannya untuk mendorong Muhammadiyah untuk berkunjung ke negara bekas pecahan Soviet tersebut untuk melihat peluang kerjasama yang lebih luas lagi, namun juga bercerita mengenai kakeknya yang memiliki singgungan dengan Muhammadiyah di masa lalu. Kakeknya, R Zanuddin Fananie merupakan salah satu dari Trimurti pendiri Pondok Modern Gontor yang ada di Ponorogo. Zainuddin Fananie dijelaskan oleh Husnan memiliki kedekatan dengan Buya Hamka di masanya.

Baca Juga

Istikamah dalam Kebaikan

Haji: Kebersamaan, Persatuan dan Perdamaian Dunia

“Bahkan dulu sepakat untuk menamai anak mereka dengan nama Rusydi yang terispirasi dari Ibnu Rusyd, penulis Bidayatul Mujtahid, kitab Fikih yang menyatukan berbagai pandangan madzhab. Maka dinamailah ayah saya dengan Rusydi Bey Fananie,” terangnya.

Zainuddin Fananie di kemudian hari menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Muhammadiyah di Palembang yang juga memiliki singgungan dengan Presiden Soekarno ketika berada di Sumatera. Di dalam laman resmi gontor.ac.id juga dijelaskan bahwa Zainuddin Fananie pernah menjadi Konsul Pengurus besar Muhammadiyah Sumatera Selatan pada tahun 1942. Istrinya, kemudian diketahui juga merupakan aktivis Aisyiyah di Sumatera Barat.

“Beliau yang juga menjadi sejarah Soekarno dan Fatmawati. Ketika Jepang masuk ke Indonesia, Soekarno juga sempat disembunyikan di rumah beliau di Palembang. Dulu saya pernah diajak pak Syukri Zarkasyi untuk bertemu dengan Pak AR Fahruddin dalam acara MUI di Jakarta tahun 80 an. Pak Syukri mengenalkan saya sebagai cucunya pak Fananie. Pak AR langsung berdiri lalu dia peluk saya. Beliau bilang, nak kamu cucunya pak Fananie? Kamu tau, mbah kamu itu orang hebat. Kamu harus jadi orang hebat juga. Saya itu juru ketik mbahmu di Palembang. Kamu harus jadi orang hebat,” tuturnya mengenang pertemuan yang sangat berkesan dengan pak AR Fakhruddin.

Haedar juga terkesan dengan potongan-potongan cerita yang menggambarkan sebuah jalinan serta singgungan panjang antara komponen pendiri bangsa yang dituturkan oleh Dubes Husnan Bey Fananie dalam kunjungan tersebut. Menurut Haedar, kedatangannya bukan hanya sekedar silaturahmi sebagai duta bangsa, namun juga bagian dari keluarga besar Muhammadiyah.

“Tentunya sebagai bukan sekedar wakil bangsa namun juga sebagai bagian dari keluarga besar Muhammadiyah,” tutur Haedar pasca pertemuan.

WhatsApp Image 2019-07-17 at 17.36.17

Silsilah perjumpaan yang panjang antara para tokoh bangsa tersebut menurut Haedar menunjukkan bahwa tokoh-tokoh Muhammadiyah di masa lalu melakukan diaspora di berbagai penjuru tanah air untuk menyebarkan pokok pikiran akan kemajuan kepada seluruh masyarakat yang ada di tanah air. Hal ini layak untuk dijadikan contoh bagi para penggerak persyarikatan dan masih relevan hingga saat ini.

“Dulu saja ketika ada keterbatasan dalam hal transportasi, mereka mampu mewujudkan perubahan secara langsung juga langkah-langkah dalam membesarkan persyarikatan. Mereka menjadi pelaku-pelaku utama.”

“Ini contoh bagi generasi muda saat ini agar tidak sekedar berwacana dalam hal bermuhammadiyah namun juga berbuat yang terbaik. Wacana yang diusung pun hendaknya merupakan yang bisa mengembangkan pikiran Muhammadiyah, serta arus besar yang bisa berdiaspora ke masyarakat. Jangan hanya menggunakan media sosial hanya mengusung isu yang membuat bangsa tidak produktif,” pesan Haedar.

Dalam pertamuan tersebut Dubes RI untuk Azerbaijan juga mengundang Haedar mewakili Muhammadiyah untuk datang ke Azerbaijan sebagai upaya untuk mendekatkan Muhammadiyah dengan negara tersebut. Khususnya untuk memperluas peluang kerjasama yang sebelumnya telah dirintis oleh lembaga di Muhammadiyah. (Th)

Tags: Dubes RI untuk AzerbaijanHusnan Bey Fananiemuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Istikamah dalam Kebaikan
Khutbah

Istikamah dalam Kebaikan

8 Juni, 2023
ibadah haji
Opini

Haji: Kebersamaan, Persatuan dan Perdamaian Dunia

8 Juni, 2023
dakwah pencerahan
Pediamu

Dakwah Pencerahan

7 Juni, 2023
Next Post
Kolaborasi untuk Negeri

Kolaborasi untuk Negeri

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In