• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, April 19, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Berita

Kuliah Perdana Uhamka Bekali Wawasan Kebangsaan Generasi Muda di Revolusi Industri 4.0

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
9 September, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Kuliah Perdana Uhamka Bekali Wawasan Kebangsaan Generasi Muda di Revolusi Industri 4.0
Share

JAKARTA, Suara Muhammadiyah-Dalam rangka penyambutan mahasiswa baru, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA menggelar   kegiatan yang dikemas dalam bentuk kuliah perdana yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 September 2019 di Kampus FKIP Jl. Tanah Merdeka, Kampung Rambutan, Pasar Rebo – Jakarta Timur.

Kuliah perdana yang dihadiri oleh kurang lebih 5.332 mahasiswa baru.  Jumlah mahasiswa baru tersebut tersebar ke 9 Fakultas dan 30 Program studi yang terdiri dari  jenjang program Diploma (D3), Sarjana (S1).

Baca Juga

Berbagi Kebahagiaan Menyambut Bulan Spesial

Kampus Sehat, Civitas Unismuh Ikuti Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua

Turut hadir Rektor UHAMKA Prof. Dr. Gunawan Suryoputro, M.Hum, para wakil Rektor, Direktur Sekolah Pascasarjana, Dekan, Senat dan Guru Besar serta sivitas akademika UHAMKA. Dalam kuliah umum ini, Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah akan menyampaikan orasi ilmiah dihadapan ribuan mahasiswa dan sivitas akademika UHAMKA.

Pada kuliah perdana tahun ini mengangkat tema “Wawasan Kebangsaan Generasi Muda di Revolusi Industri 4.0’’. Indonesia saat ini sedang mengalami krisis multi dimensi mulai dari krisis kemiskinan, budaya,  moneter, tidak meratanya pendidikan bahkan krisi kemanusiaan. Hal itu tentu didasari dengan adanya perpecahan yang dilakukan sekelommpok orang untuk mengambil keuntungan dari luluh lantahnya nilai kesatuan dan persatuan yang sudah susah payah dibangun oleh para pendahulu kita.

Selain itu, belakangan ini terlalu banyak hal yang terjadi hingga hampir memporak porandakan nilai kesatuan dan saling menghormati antar sesama warga negara Indonesia yang sejatinya menganut dengan kental dasar pancasila serta UUD 1945. Indonesia di goncang dengan beberapa permasalahan seperti isu KPK, referendum papua yang ingin memisahkan diri dari Indonesia  bahkan yang paling miris pendidikan juga diseludupkan oleh orang orang asing yang  bahkan diangkat menjadi rektor dikampus yang seharusnya tidak dilakukan, khusunya pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah.

Hal itu tentu menyedot perhatian kita sebagai pemuda. Dimana selain isu tersebut kita juga harus mempertimbangan perkembangan zaman yang mau tidak mau, terima atau tidak. Pada faktanya saat ini  generasi muda juga menghadapi revolusi industri 4.0 dimana dimasa ini kita akan dibunuh oleh ketidak berdayaan atau menang dengan menguasai zaman.

WhatsApp Image 2019-09-07 at 20.07.54

Perlu kita ingat, bahwa sejarah mencatat  kemerdekaan indonesia tidak terlepas dari peran penting seorang pemuda. Pada tahun 1982 salah satunya, pemuda berkumpul sebagai insiator untuk membawa indonesia pada perubahan yang lebih baik sehingga lahirlah Sumpah Pemuda.

Maka tentu pada momentum saat ini. Pemuda harus lahir dengan memiliki wawasan kebangsaan serta kapasitas keilmuan yang luas hingga sejarah akan mencatat rakyat indonesia, ekonomi indonesia serta pendidikan di Indonesia khusunya akan maju oleh kita tanpa harus mengundang orang asing sebagai tenaga pendidik di negeri kita sendiri.

Sebagai generasi mienial yang tentunya akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia kedepan, maka sudah sewajibnya pemuda harus hadir ditengah tengah persoalan bangsa sebagai sosok yang mampu menyelsaikan permasalahan bangsa sendiri secara mandiri, tanpa bantuan orang orang asing.

Milenial bukan hanya harus hadir sebagai penggagas yang duduk dibawah lampu meja dengan pena dan kertas namun juga harus disertai dengan gebrakan sebagai implementasi dari gagasan tersebut. Dengan demikian, terdapat satu tombak harapan dari perubahan peradaban yang lebih baik disini, dan lagi-lagi kitalah sebagai milenial yang harus memegang ujung tombak peradaban tersebut. Oleh karena demikian, kita sebagai generasi penerus harus mampu menjadi Hamka- Hamka dunia yang baru yang akan kembali menorehkan sejarah dalam peradaban yang lebih besar. (FA)

Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Kebahagiaan
Berita

Berbagi Kebahagiaan Menyambut Bulan Spesial

19 April, 2021
Unismuh
Berita

Kampus Sehat, Civitas Unismuh Ikuti Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua

19 April, 2021
KURMA, Karunia Ukhuwah Ramadhan UMP Dimulai
Berita

KURMA, Karunia Ukhuwah Ramadhan UMP Dimulai

19 April, 2021
Next Post
Hamka dan Akal yang Berpedoman

102 Tahun Hubungan Thawalib dan Muhammadiyah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In