• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, April 18, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Hadlarah Analog

Kokam Lahir dari Sebuah Keadaan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
19 September, 2019
in Analog
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Kokam Lahir dari Sebuah Keadaan

Buku Sejarah Kokam Karya Iwan Setiawan Penerbit SM

Share

Judul Buku : Kokam, Kesatuan Muhammadiyah di Zaman Bergerak

Penulis        : Iwan Setiawan

Baca Juga

Suara Muhammadiyah Resmikan Logmart Potorono Banguntapan

Bergerak dalam Senyap, Tim Medis Muhammadiyah Perluas Layanan di NTT

Tebal Buku : xxxi, 147 halaman

Cetakan     : I, September 2018

Penerbit    : Suara Muhammadiyah

 

Gerakan 30 September 1965 adalah peristiwa besar setelah fase Proklamasi Kemerdekaan 1945. Gerakan yang ditandai dengan diturunkannya Presiden Sukarno dan pembubaran PKI yang menjadi fase bagi perubahan di Indonesia. Dalam momentum inilah Kokam lahir dari rahim Muhammadiyah. Kokam lahir dari pemikiran anak-anak muda Muhammadiyah dan didukung oleh pimpinan Muhammadiyah. Kelahiran Kokam berasal dari pemikiran akan pentingnya kesatuan Muhammadiyah yang mampu menjaga Muhammadiyah dan bangsa.

1 Oktober 1965, kursus kader Takari berlangsung di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Peserta banyak yang belum mengetahui kondisi sesungguhnya, melainkan hanya mendengar kabar dari RRI Jakarta. Pada malam itu peserta Kursus Kader Takari banyak yang bertanya-tanya tentang kondisi Sukarno dan jalannya pemerintahan. Malam itu pematerinya adalah Brigadir Jenderal Sutjipto, tetapi tidak hadir. Ketidakhadiran Brigadir Jenderal Sutjipto dapat dipahami karena hari itu seluruh perwira AD dalam kondisi siaga, sehingga kursus malam itu diskors sambil menunggu kabar dari pemerintah.

Saat skors kursus inilah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jakarta dan Angkatan Muda Muhammadiyah yang menjadi panitia kursus mengadakan rapat darurat. Rapat ini dilaksanakan di ruang Rektor Universitas Muhammadiyah dalam kondisi mati lampu karena malam itu aliran listrik diputus. Rapat darurat ini hanya diterangi dengan lilin. Hadir dalam rapat darurat itu, yaitu Prodjokusumo, Lukman Harun, Sutrisno Muhdam, Soejitno, Haiban HS, Sumarsono, Imam San’ani, Jalal Sayuti, dan Muhammad Suwardi.

Dalam rapat darurat itu Lukman Harun menyampaikan informasi berkaitan dengan kondisi yang terjadi saat ini. Salah satunya apa yang menamakan dirinya Gerakan 30 September telah membentuk Dewan Revolusi Indonesia dan mendemisionerkan Kabinet Dwikora. Kesimpulan dari rapat darurat ini sudah cukup menjadi dasar untuk membuat keputusan berkaitan dengan langkah menghadapi kondisi kedepan. Atas usul Pak Prodjo, PWM Jakarta perlu membentuk kesatuan sipil yang memiliki kesiapan untuk menghadapi kondisi terburuk di republik ini. Kesatuan sipil ini dinamakan Komando Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Muhammadiyah. Usulan Pak Prodjo mendapat sambutan dari peserta rapat darurat. Selanjutnya rapat ini memutuskan untuk mengangkat Letnan Kolonel HS Prodjokusumo selaku Ketua PWM Jakarta sebagai Kemandan Kokam dan Universitas Muhammadiyah Jakarta di Jalan Limau sebagai markas besarnya.

Setelah rapat darurat selesai, peserta rapat  menuju ke aula tempat kursus kader Takari berlangsung. Pak Prodjo mengumumkan Brigjen Soetijpto tidak bisa hadir karena negara dalam keadaan bahaya. Lalu, pak Prodjo mengumumkan telah dibentuknya Komando Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Muhammadiyah yang disingkat Kokam sebagai kesatuan yang bertugas menjaga Muhammadiyah dan bangsa. Pengumuman ini disambut dengan suara bulat oleh peserta kursus takari, dan dinamakan Kokam Jaya. Setelah itu Pak Prodjo selaku Komandan Kokam Jaya mengeluarkan instruksi kepada anggota Muhammadiyah di Jakarta.

Setelah instruksi dari Pak Prodjo selaku Komandan Kokam Jaya sekaligus Ketua PWM Jakarta segera berdiri Kokam Jaya di daerah dan cabang Muhammadiyah di seluruh Jakarta. Pemuda Muhammadiyahlah yang paling antusias untuk segera melaksanakan instruksi tersebut. Lalu, bagaimana perjalanan dan perkembangan Kokam sehingga menjadi seperti yang sekarang ini, buku ini menjadi bahan kajian untuk menjelaskannya. (Imron Nasri)

 

Tags: kokammuhammadiyahresensi
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Suara Muhammadiyah Resmikan Logmart Potorono Banguntapan
Berita

Suara Muhammadiyah Resmikan Logmart Potorono Banguntapan

17 April, 2021
tim medis
Berita

Bergerak dalam Senyap, Tim Medis Muhammadiyah Perluas Layanan di NTT

17 April, 2021
malaikat
Khazanah

Allah Memperkenalkan (35) Pengajaran Malaikat

17 April, 2021
Next Post
Ruang UKS SMA Muh Pontianak Jadi Rumah Oksigen

Ruang UKS SMA Muh Pontianak Jadi Rumah Oksigen

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In