• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, April 14, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Berita

Stunting dan Kontroversi Bayi Tabung

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
19 September, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Stunting dan Kontroversi Bayi Tabung

Dok ITS PKU Surakarta

Share

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – Stunting dan kontroversi bayi tabuh dilihat dari prespektif Islam menjadi tema hangat seminar yang digelar oleh Institut Teknologi Sains dan Kesehatan PKU Surakarta di Hotel Megaland Surakarta Jawa Tengah, Sabtu (14/9).

Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 800 peserta dari kalangan mahasiswa, tenaga medis dan masyarakat umum.

Baca Juga

Cegah Stunting, Pahami Masa Growth Spurt Anak

‘Aisyiyah Cianjur Atasi Stunting

Rektor ITS PKU Surakarta Weni Hastuti kegiatan tersebut merupakan implementasi hibah untuk UKM (BEM) dari LLDIKTI Wilayah VI Jawa Tengah terhadap ITS PKU Surakarta.

Seminar tersebut juga menjadi ajang silahturahim antar mahasiswa kepada tenaga medis lainnya serta pada masyarakat umum.

”Saya berharap seminar ini bukan sekedar diskusi interaktif atau sekedar wacana namun dapat menjadi rekomendasi dan soluai terhasap masalah kesehatan di Indonesia, ” jelas Weni.

Sedang saat ditemui narasumber seminar H.Subari perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait bayi tabung sebagai solusi bagi pasangan yang kesulitan mendapatkan momongan. Sesuai risalah Islam sangat menghargai kemajuan teknologi untuk menjembataninya.

”Panca maslahah merupakan konsep Fiqih yang dilahirkan oleh Imam Syafi’i dimana maslahah keturunan syariatnya adalah dalam bingkai pernikahan. Menjaga kemurnian keturunan. Prinsipnya selama ovum dan sperma dari pasangan suami istri diperbolehkan. Tujuannya adalah tidak mengacaukan kewarisan di kemudian hari. Itupun harus ada pada rahim istri,” jelasnya.

Sementara secara teknis agar lebih kuat secara hukum proses proses yang berlangsung butuh dilengkapi lagi.

”Mungkin butuh disertifikasi asal ovum dan sperma agar valid dan tidak tertukar, ” imbuh Subari.

Ditemui terpisah Dr. Eriana Meliawati Sp. OG(k) mengatakan jika stunting dan kotroversi bayi tabung merupakan dua isu yang cukup hangat karena menyangkut generasi penerus bangsa. Menyorot masalah stunting dirinya mengaku bahwa belum ada catatan yang valid di Indonesia. Belum sebagus data di luar negeri.

”Dalam catatan Unicef sekitar 178 juta anak anak di seluruh dunia mengalami stunting.” terang Eriana.

Lebih lanjut ia menuturkan stunting merupakan kekurangan gizi yang kronis di awal kehiduoan mulai dari 0 sampai 59 bulan atau 5 tahun. Di tandai oleh pertumbuhan otak yang lambat dengan tinggi tubuh yang lebih rendah dari rata rata bayi pada umumnya. Stunting masih bisa di atasi selama usianya belum lebih dari dua tahun. Jika melebihi itu sudah sangat sulit.

”Ini menjadi hal yang harus disadari dan tanggung jawab diri sendiri pada generasi penerusnya. Bagaimana calon orang tua memberi gizi yang baik dan cukup. Harus tahu tentang makanan yang baik dan kapan waktunya diberikan. Gizi yang pas. Tidak kurang dan tidak berlebih,” tegasnya.

Seminar Kesehatan Nasional bertajuk “Optimasi Germas Dalam Pencegahan Stunting dan Kupas Tuntas Kontroversi Bayi Tabung dari segi agama Islam” tersebut digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.

Ketua Panitia Seminar Kesehatan Nasional  Junaidi mengatakan bahwa seminar nasional ini dilaksanakan setelah lolos dari hibah LLDIKTI wilayah VI Jawa Tengah.

Disampaikan pula bahwa Seminar Kesehatan nasional ini dengan Narasumber Staff Pengajar PPDS 1 Obsgyn FK UNS dr Eriana Melinawati, Ketua MUI Surakarta Drs. Subari, Nevia Zulfiatunnisa, SSiT, MKes, Sulastri, SKepNs MKep, Dewi Pertiwi, SGz, MGizi. (Riz)

Tags: Bayi Tabung dalam pandangan IslamKontroversi Bayi TabungStunting
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Cegah Stunting, Pahami Masa Growth Spurt Anak
Berita

Cegah Stunting, Pahami Masa Growth Spurt Anak

1 April, 2019
‘Aisyiyah Cianjur Atasi Stunting
Berita

‘Aisyiyah Cianjur Atasi Stunting

17 Januari, 2019
Next Post
4000 Maba Unismuh Makassar Shalat Berjamaah di Balai Sidang Muktamar

Imam Shalat Berkata “Anak-Anak Jangan Ribut”

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In