• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, Juli 6, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Suyatno: Riset Tak Berdaya Saing Hanya Tumpukan Kertas

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
21 November, 2019
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Suyatno: Riset Tak Berdaya Saing Hanya Tumpukan Kertas

Prof Dr Suyatno, MPd (Dok UM Metro/SM)

Share

METRO, Suara Muhammadiyah  – Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (SNPPM) UM Metro hadirkan dua narasumber yang konsen di bidangnya. Acara bertempat di aula gedung Hubungan Internasional.

Keduanya ialah Rektor Universitas Muhammadiyah Bandung sekaligus Bendahara Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Suyatno, MPd, dan Direktur Pascasarjana UM Metro Dr Agus Sutanto, MSi. Acara seminar dimoderotori oleh Dr Achyani, MSi, dosen dan wakil Direktur Pascasarjana UM Metro.

Baca Juga

Fatwa Ibadah Kurban di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

AIK di PTMA Harus Menjadi Penggerak Dakwah

Dalam pemaparan materi, Suyatno menyinggung banyak hal tentang penelitian yang semestinya dilakukan di perguruan tinggi. Bahkan menurutnya, jika perguruan tinggi memiliki produk yang bagus dari hasil riset, maka perguruan tinggi tersebut akan memiliki daya saing.

“Kalau kita melakukan riset berarti kita harus mengeluarkan produk berdaya saing, misal di Lampung ada kopi lampung, coba diriset, mampu tidak mengalahkan produk lain, kalo tidak berdaya saing berarti riset kita masih hanya tumpukan kertas,” ujarnya, Rabu (13/11).

Meski begitu, Prof. Suyatno menyadari bahwa sampai saat ini budaya riset di perguruan tinggi masih rendah, lebih-lebih menurutnya, dunia industri dan perguruan tinggi belum jalan selaras. Maka, ia berpendapat bahwa kedua sektor ini harus menjalin kersama.

“Memang dibalik itu industri-industri kita belum meresap hasil penelitian perguruan tinggi, maka dari itu, industri dan perguruan tinggi harus bekerjasama. Sulit memang membangkitkan budaya penelitian, tapi kalau sudah terbiasa riset pasti akan enak, meneliti akan jadi hobi. Maka dari itu harus dibuat kebijakan untuk mendukungnya,” ungkapnya.

Lebih jauh, ia juga menyoroti soal peran dosen di berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang dikaitkan dengan jargon “Muhammadiyah Organisasi Berkemajuan”. Menurut Prof. Suyatno arti berkemajuan ketika kita sudah mencintai ilmu.

“Di Muhammadiyah yang artinya berkemajuan adalah orang yang mampu memberi pencerahan, bagaimana bisa mencerahkan, berarti harus membekali diri dengan ilmu, jadi berkemajuan adalah orang yang mencintai ilmu, mencari ilmu dan mengamalkan ilmu. Bagaimana mau mencerahkan kalau tidak membekali diri dengan ilmu,” pungkasnya. (Nas/Riz)

Tags: Kualitas RisetmuhammadiyahSuyatno
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Standar Halal MUI tentang Penyembelihan Hewan
Tuntunan

Fatwa Ibadah Kurban di Masa Wabah Penyakit Mulut dan Kuku

5 Juli, 2022
AIK di PTMA Harus Menjadi Penggerak Dakwah
Berita

AIK di PTMA Harus Menjadi Penggerak Dakwah

5 Juli, 2022
Muhammadiyah Bali Gelar Bedah Buku Prof Haedar Nashir
Berita

Muhammadiyah Bali Gelar Bedah Buku Prof Haedar Nashir

5 Juli, 2022
Next Post
Kader Muhammadiyah dan Pilar Peradaban

Kader Muhammadiyah dan Pilar Peradaban

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In