• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Juli 5, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Perlu Transformasi Ekonomi Berkeadilan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
25 November, 2019
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Perlu Transformasi Ekonomi Berkeadilan
Share

DENPASAR, Suara Muhammadiyah – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki memberikan sambutan sekaligus memainkan alat musik Tradisional Bali “Ceng-Ceng” menandai dibukanya acara Muhammadiyah International Business Forum di Denpasar, Bali. Senin (25/11).

Hadir Dalam Acara ini Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM Rulli Nuryanto, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anwar Abbas, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah Muhammad Nadjikh, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Bali Aminullah, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali I Gede Indra.

Baca Juga

Membangun Spirit Berkurban dan Ta’awun di Masa Transisi Pandemi Menuju Endemi

Sinergi Media Humas PTMA se-Indonesia dan Suara Muhammadiyah

Teten Masduki mendorong transformasi bidang ekonomi guna mengubah struktur ekonomi yang lebih berkeadilan. Saat ini struktur ekonomi Indonesia masih didomimasi oleh pelaku usaha mikro dengan jumlah 63,5 juta unit, disusul usaha kecil 783.132 unit, usaha menengah 760.702 unit, serta usaha besar 5.550 unit.

“Perlu memang transformasi ekonomi supaya struktur ekonomi kita lebih adil, dimana ada pertumbuhan UMKM, dari mikro, menjadi kecil, kecil menjadi menengah, dan menengah menjadi besar. Ini tugas kita,” kata Teten.

Teten menegaskan perubahan struktur ekonomi perlu dilakukan agar pelaku usahanya terus bergerak maju, dan tidak hanya didomimasi oleh pemain itu-itu saja. “Untuk melakukan itu tidak mudah. Karena itu, butuh pendekatan kemitraan seperti yang akan kami lakukan dengan Jaringan Saudagar Muhammadiyah,” ujar Teten.

Menurut Teten, masalah perubahan struktur ekonomi ini memang menjadi perhatian Presiden Jokowi. Oleh karena itu, pada masa pemerintahan keduanya, Presiden Jokowi memprioritaskan pembangunan UMKM dan sumber daya manusia (SDM). Sektor UMKM dikatakan lebih diprioritaskan dengan maksud supaya terjadi pemerataan pendapatan.

“Kenapa UMKM? Karena sudah lama saya mendengar keluhan beliau (Presiden Jokowi), kalau sore-sore sambil minum teh di acara agak santai beliau sering mengeluh. Saya bangun infrastruktur, saya melakukan deregulasi, kemudahan usaha, saya coba bangun relasi luar negeri supaya investasi masuk ke Indonesia, tapi kok itu-itu saja yang menikmati ekonomi, dan beliau sangat risau dengan struktur ekonomi kita,” pungkas Teten.

Supaya terjadi perubahan terhadap struktur ekonomi, pemerintah melakukan berbagai cara di antaranya membuka akses pembiayaan bagi UMKM melalui kredit usaha rakyat (KUR), dan bantuan modal usaha dari Lembaga Pengelola Dana Bergurlir KUMKM, maupun jaminan akses pasar bagi produk-produk UMKM. “Komitmen Presiden Jokowi mengutamakan UMKM melalui alokasi pembiayaan UMKM ditingkatkan,” papar Teten.

Teten juga menegaskan bahwa UMKM ke depan harus terintegrasi dengan Global Value Chain (GVC) agar dapat terhubung dengan pasar Global. “Pembangunan UMKM ke depan ini mau tidak mau harus punya daya saing yang bisa komplit dengan produk-produk impor karena itu maka pembangunan UMKM ke depan harus terintegrasi dengan Global Value Chain (GVC) supaya bahan bakunya standarisasi terhubung juga dengan pasar global,” katanya

Namun demikian, Teten mengakui sektor UMKM sedang menghadapi tantangan menyusul terjadinya perlambatan ekonomi di tataran global. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, lemahnya ekonomi global tersebut diakui memberi dampak pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“UMKM hadapi masalah sekaligus tantangan besar. Dimana ekonomi dunia sedang lesuh yang berimbas ke kita, ekonomi kita masih tumbuh 5 persen itupun karena belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat. Nah konsumsi masyarakat ini ada kaitan dengan UMKM. Sudah berbagai cara dilakukan mulai dari restrukturisasi, kemudahan-kemudahan bisnis dilakukan, suku bunga diturunkan, tapi memang inflasi bisa kita tahan, tapi juga stagnasi,” ucap Teten.

“Ini yang kami diskusi dengan Ibu Sri Mulyani ini ada apa sebenarnya, kok gak bergerak-gerak ekonomi ini. Tapi ini mengindikasi momentum sebenarnya bagi UMKM untuk mengambil alih. Kenapa? Kalau pengusaha besar itu dalam kondisi ekonomi lagi lesuh begini ya sudah digantiin saja usahanya, tutup perusahaannya daripada rugi taruh duitnya. Tapi UMKM gak bisa, ini urusan perut, harus jualan terus,” tutupnya.(Riz)

Tags: MIBFmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Khutbah Idul Adha
Berita

Membangun Spirit Berkurban dan Ta’awun di Masa Transisi Pandemi Menuju Endemi

4 Juli, 2022
Sinergi Media Humas PTMA se-Indonesia dan Suara Muhammadiyah
Berita

Sinergi Media Humas PTMA se-Indonesia dan Suara Muhammadiyah

2 Juli, 2022
Aikko, Aplikasi Deteksi Stunting Karya Mahasiswa UM Surabaya
Berita

Aikko, Aplikasi Deteksi Stunting Karya Mahasiswa UM Surabaya

2 Juli, 2022
Next Post
Inkubasi UMKM Muhammadiyah Perluas Jaringan Bisnis

Inkubasi UMKM Muhammadiyah Perluas Jaringan Bisnis

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In