• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, April 14, 2021
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result
Home Berita

Memandang Wabah Corona dari Aspek Teologis dan Sains

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
25 Maret, 2020
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Prof Dadang Kahmad Muhammadiyah

Prof Dadang Kahmad

Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Terbatasnya nalar ilmiah umat Islam dalam memahami fenomena alam, berakibat pada respon umat Islam yang cenderung irrasional atau bertentangan dengan akal dan ilmu pengetahuan. Diantara mereka ada yang beranggapan bahwa wabah virus corona merupakan hasil konspirasi gerakan freemansory. Banyak juga yang menganggap wabah ini merupakan azab Tuhan untuk mereka yang berbuat kezhaliman. Mereka cenderung menolak saran ilmu pengetahuan khususnya ilmu kesehatan.

Dadang Kahmad, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan bahwa saat ini umat Islam tertinggal dalam bidang nalar, baik nalar akademik maupun nalar ilmiyah. Oleh karena itu sebagaimana yang dijelaskan dalam teori sosial agama, mereka masih berada dalam situasi teologis. Situasi ini adalah dimana orang dalam persoalan-persoalan hidup masih menggantungkan sepenuhnya kepada agama atau kepercayaan. Berbeda dengan orang-orang modern, mereka lebih cenderung memecahkan persoalan kehidupan dengan ilmu pengetahuan (sains).

Baca Juga

Gema Ramadhan 1442 H: Memacu Para Santri untuk Lebih Berprestasi

Inilah Para Pemenang Lomba Gema Ramadhan 1442 H

“Oleh karena itu mengapa umat Islam dikebanyakan tempat selalu fatalis, pasrah, semuanya terserah Allah. Hal ini disebabkan karena keterbatasan nalar akademis dan nalar ilmiyah,” jelas Dadang, kepada Suara Muhammadiyah, Rabu (25/3).

Dadang menambahkan, ilmu pengetahuan di dunia Islam tidak berkembang dengan baik. Sehingga orang-orang Islam banyak bersandar kepada hal-hal yang bersifat teologis. Hal ini tentu berbeda dengan Muhammadiyah. Di samping teologis yang berdasar kepada Al-Qur’an dan Sunnah, Muhammadiyah juga menggunakan ilmu pengetahuan dalam melihat fenomena alam. Ilmu pengetahuan menempati nomor dua setelah Al-Qur’an dan Sunnah. “Muhammadiyah akan selalu berpegang kepada dua hal itu, pertama al-Qur’an-Sunnah dan yang kedua ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Muhammadiyah sejak berdirinya sudah mengenalkan pendekatan rasional disamping pendekatan teologis. Dalam setiap terjemahan dan tafsir terhadap teks al-Qur’an maupun Hadis, Muhammadiyah selalu menggunakan tiga pendekatan yaitu bayani, burhani dan irfani. “Pendekatan burhani dan bayani itu merupakan pendekatan ilmiyah, sedangkan irfani itu lebih kepada spiritualitas atau teologis,” pungkasnya.(Diko)

Tags: Covid-19Dadang Kahmadmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Gema Ramadhan 1442 H: Memacu Para Santri untuk Lebih Berprestasi
Berita

Gema Ramadhan 1442 H: Memacu Para Santri untuk Lebih Berprestasi

14 April, 2021
Pemenang Lomba Gema Ramadhan Suara Muhammadiyah
Berita

Inilah Para Pemenang Lomba Gema Ramadhan 1442 H

14 April, 2021
lemah
Opini

Pembela Kaum yang Lemah

14 April, 2021
Next Post
Cegah Wabah, MDMC Makassar Semprot Disinfektan di Amal Usaha Muhammadiyah

Cegah Wabah, MDMC Makassar Semprot Disinfektan di Amal Usaha Muhammadiyah

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In