• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, Februari 8, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Siapakah Guru Ekonomi di Tengah Pandemi?

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
9 Juni, 2020
in Beranda
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Siapakah Guru Ekonomi di Tengah Pandemi?
Share

Deni al Asyari

Semua kita sangat menyadari, bahwa efek wabah pandemi ini, bukan saja berdampak pada sektor kesehatan, namun juga memiliki resiko yang luar biasa bagi kehidupan ekonomi.

Baca Juga

Muhammadiyah Siap Berangkatkan 29 Relawan Medis Respons Gempa Turki dan Suriah

Horas Muhammadiyah

Bahkan, sejak 4 bulan masa pandemi ini, sektor ekonomi menjadi korban yang sangat dirasakan. Tidak hanya sektor ekonomi makro atau pasar keuangan, namun juga sektor ekonomi Mikro atau UMKM.

Berbeda, saat resesi ekonomi global pada krisis 1998 dan 2008. UMKM dapat menjadi penyangga sektor ekonomi nasional kala itu, karena mampu bertahan dari terpaan krisis. Namun, pada krisis saat ini, hal tersebut tidak berlaku.

Sebab, jika pada masa krisis 1998 dan 2008, UMKM masih bisa bergerak ( baik lokal maupun internasional), akan tetapi, selama masa pandemi, dimana setiap orang harus melakukan sosial distancing maupun work from home, membuat banyak UMKM harus menghentikan usahanya, dan merumahkan sebagian besar tenaga kerjanya. Bahkan banyak data menyebutkan, lebih 7 juta tenaga kerja kena dampak PHK atau dirumahkan selama pandemi ini.

Di tengah kondisi yang seperti ini, memang ibarat sebuah film komedian 80 an ” maju kena, mundur kena”. Tidak banyak yang bisa dilakukan masyarakat, baik mau work from home maupun mau tetap beraktivitas seperti biasa.

Sehingga 4 bulan masa pandemi ini, sudah tidak sedikit biaya yang harus dikeluarkan tanpa pemasukan yang seimbang, dalam istilah lain, lebih besar pasak dari pada tiang. Karena harus mengeluarkan biaya operasional maupun biaya hidup.

Mungkin selama 2 bulan awal, belum dirasakan peliknya, karena, sebagian kita masih bisa menggunakan tabungan, dan bulan selanjutnya, kita masih bisa menggunakan pinjaman perbankan. Namun memasuki bulan ke 3 atau ke 4, pilihan sumber keuangan mulai semakin sedikit. Pada masa inilah, tantangan dan ujian bagi kita, untuk menentukan pilihan yang terbaik.

Walaupun di media sosial, mungkin banyak orang yang tampil seakan-akan ahli ekonomi dan orang sukses dalam bisnis. Menurut hemat saya, posisi mereka dapat kita jadikan sumber inspirasi atau penyemangat saja. Dan tentu termasuk tulisan ini.

Sebab, di tengah krisis sekarang ini, tidak ada orang yang ahli atau pakar ekonomi, dibandingkan diri kita sendiri. Karena, semua orang ( baik pakar ekonomi maupun pakar bisnis) dalam posisi sama, yaitu sama-sama baru mengalami krisis ekonomi di tengah wabah seperti ini.

Jika mereka ahli dan sukses dalam bisnis yang dilakoni selama ini, mungkin itu terjadi pada masa normal, belum tentu juga bisa sukses dan berhasil di masa krisis sekarang ini. Oleh karena itu, satu-satunya kesuksesan ada dalam diri kita, untuk berkreasi, membaca peluang, mengambil kesempatan, memanfaatkan jaringan dan pertemanan, membangun kelompok/jamaah bisnis, dan saling tukar produk maupun informasi.

Perusahaan sekelas Traveloka, Garuda, Ramayana, Airy bahkan juga Wardah saja, juga kelimpungan dengan kondisi ini. Hingga tidak sedikit karyawan mereka yang di PHK.

Oleh karena itu, lagi-lagi solusi dari krisis ini adalah diri kita sendiri. InsyaAllah, semua mesti ada jalan, tinggal tingkat ikhtiar kita. Semoga dengan kreatifitas kita di tengah pandemi ini, menjadikan kita orang-orang yang sukses di kemudian hari. Karena sejarah banyak menceritakan, kesuksesan seseorang, sangat tergantung, dengan kemampuan seseorang menghadapi krisis.

Sebagai akhir catatan, mari kita ambil kesempatan, peluang dan kerjasama antar jamaah, untuk bersinergi. Kita jadikan pandemi ini, titik tolak bagi kebangkitan ekonomi jamaah. Bismillah.

07/06/2020

Deni al Asyari, Direktur Utama Suara Muhammadiyah

____________________&&&&&_________________

Kami PT SCM/SM menawarkan berbagai peluang kemitraan sebagai ikhtiar bersama. Mari kita bersinergi dan manfaatkan, diantaranya:

1. Keagenan Ekspedisi (SM logistik), yang kini sudah tersebar 79 keagenan

2. Keagenan BulogMu ( SM Sembako), yang kini sudah tersebar keagenan di Jogja dan sebagian Jawa Tengah ( Gerakan 1000 agen BulogMu)

3. Keagenan SM Frozen & Chicken (Jogja, Jateng, DKI, Jabar, Jatim)

4. Reseller penjualan produk-produk SM Distro ( Masker dengan berbagai jenis, paket APD, Termometer, Kacamata Kesehatan anti virus, Batik Corona, dan sebagianya)

5. Berbagai produk reguler lainnya, di unit majalah, toko, konveksi, penerbitan dan SM Corner.

Berhenti mengeluh, mari kita ikhtiar bersama, hubungi : 0877- 31381221 atau 0823- 13141558

Tags: bulogmuekonomi pandemimuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Gempa Hantam Turki hingga Lebanon, Muhammadiyah Bergerak Himpun Bantuan
Berita

Muhammadiyah Siap Berangkatkan 29 Relawan Medis Respons Gempa Turki dan Suriah

7 Februari, 2023
horas muhammadiyah
Opini

Horas Muhammadiyah

7 Februari, 2023
Kiai Hadjid
Jejak Persyarikatan

Kiai Hadjid dan Kelompok Qolil

7 Februari, 2023
Next Post
Simposium Nasional IPM: Pelajar Berkarya di Era New Normal

Simposium Nasional IPM: Pelajar Berkarya di Era New Normal

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In