KARANGANYAR, Suara Muhammadiyah – Malam mulai larut. Bagi anak-anak muda, fenomena alam tersebut masih sore. Tak ada kata “malam” di dalam kamus besar pemikiran dan tekadnya. Walaupun masih terbilang cukup muda, mata anak-anak di MPI sudah mulai sayup-sayup, mereka tidak mengira akan ada yang datang pada malam itu, Kamis, 18 Maret 2020.
Sekitar pukul 21.00 WIB datang rombongan anak muda dari Majelis Pustaka dan Informasi PDM Kabupaten Karanganyar. Mereka bersilaturahmi ke Kantor MPI PP Muhammadiyah yang beralamat di Gedung Muhammadiyah Jalan KH. Ahmad Dahlan Yogyakarta. Rombongan yang terdiri dari lebih lima orang tersebut disambut oleh Mas Adim dan Mas Ihsan selaku tuan rumah dengan penuh kehangatan.
Maksud kedatangan rombongan MPI daerah tersebut sebagai momentum mempererat ikatan dan relasi. Di samping itu, kedatangan mereka juga untuk memberikan secara langsung sebuah buku sejarah Muhammadiyah di Kabupaten Karanganyar yang telah berhasil mereka tulis dan terbitkan. Hadirnya sejarah kiprah Muhammadiyah di Karanganyar melalui sebuah buku menjadi sumbangsih yang sangat penting dalam melihat prestasi dan capaian yang telah dilakukan.
Sejarah selalu mampu menghadirkan berbagai macam perspektif tentang kehidupan hari ini dan yang akan datang. Selain meninggalkan jejak pembelajaran, sejarah juga dapat menjadi kompas bagi generasi baru yang lahir. Di inilah letak pentingnya kedudukan sebuah buku yang menuliskan berbagai macam tragedi sejarah, mulai dari peristiwa yang menyedihkan hingga membahagiakan.
Oleh karena itu Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PDM Karanganyar menulis dan menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Ghirah Dakwah Muhammadiyah di Kabupaten Karanganyar”. Buku ini memuat sejarah pergerakan dan kiprah Muhammadiyah di Kabupaten Karanganyar dari tahun 1935 hingga sekarang. Tentu keberhasilan dakwah yang ditorehkan Muhammadiyah di Bumi Intanpari ini harus diakui sebagai warisan sejarah yang sangat berarti.
Buku ini diterbitkan sebagai upaya konkrit dalam mendokumentasikan kepingan-kepingan rekam jejak sejarah Muhammadiyah beserta seluruh organisasi otonomnya. Kehadiran dan keberadaan Muhammadiyah di lereng barat Gunung Lawu ini tidak sekedar menjadi warna baru, namun juga telah menorehkan perannya dengan tinta emas dalam perjalanan panjang sejarah Kabupaten Karanganyar. (mpi/diko)
