• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Agustus 16, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Pengajian

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
23 Juni, 2021
in Pediamu
Reading Time: 2 mins read
A A
0
pengajian

Haedar Nashir dalam pembukaan Pengajian Ramadhan PP Muhammadiyah (Foto: gsh)

Share

Pengajian

Cerita Kiai Dahlan mengulang-ulang Al-Ma’un dalam pengajiannya telah masyhur terdengar. Bagi masyarakat saat itu, pengajian Al-Ma’un Kiai Dahlan ini dianggap aneh. “Wong ngaji kok ngurusi orang-orang yang menderita, ngaji kok kemudian bertanya apa yang kamu lakukan untuk orang yang menderita,” kata sejarawan Abdul Munir Mulkhan membahasakan kegemparan saat itu.

Baca Juga

Pengajian Muhammadiyah Malang: Hamim Ilyas: Seimbangkan Dunia Akhirat

Pengajian UMKU: Teknik Pembersihan Jiwa Menurut Al Qur’an

Kiai Dahlan mengawali pengajian yang belum pernah terjadi saat itu: kiai mendatangi santri. Kuntowijoyo mengumpamakan Kiai Dahlan layaknya sumur mencari timba. Kiai Dahlan menginisiasi pengajian Qismul Arqa’, Fathul Asrar wa Miftahus Sa’adah, Wal ‘Ashri, Wal Fajri, Adz Dzakirin, Adz Dzakirat, pengajian malam Selasa, pengajian malam Jum’at, Maghribi School, hingga Sapa Tresna. Beberapa pengajian itu dikhususkan untuk kaum perempuan, yang belum pernah ada sebelumnya. Dari forum pengajian itu lahir Syuja, Sangidu, Fachrodin, Hadjid. Di kalangan perempuan muncul Siti Munjiyah, Siti Hayinah, Siti Umniyah, Siti Badilah, Siti Bariyah.

Pengajian, kata Pak AR Fachruddin, adalah ruhnya Muhammadiyah. Tanpa pengajian dan rapat, Muhammadiyah ibarat jasad yang tak bernyawa. Kiai Dahlan dan Pak AR senantiasa berusaha menggerakkan pengajian yang mencerahkan, layaknya yang dilakukan Nabi Muhammad di rumah Arqam bin al-Arqam. Pengajian yang diselenggarakan menjadi sarana menempa diri secara ruhani dan jasmani.

Istilah pengajian berasal dari kata “kaji” yang artinya pelajaran agama atau penyelidikan tentang sesuatu. Pendapat lain menyebut berasal dari kata “aji” yang artinya berharga atau mulia. Forum pembelajaran ini menjadikan pesertanya mendapat kemuliaan dan memuliakan sesama. Surat Al-Alaq ayat 3 mengisyaratkan, “Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia.”

Majelis pengajian atau majelis taklim memiliki peranan yang sangat besar di masyarakat. Melalui aktivitas pengajian, proses internalisasi nilai-nilai agama bisa dilakukan dengan efektif. Pengajian merupakan lembaga nonformal yang menjadi wadah pembentukan jiwa dan kepribadian yang memperhatikan potensi intelektual dan mental spiritual para jamaah.

Melalui pengajian, ditanamkan nilai-nilai universalitas Islam seperti kebaikan, ketakwaan, keadilan, perdamaian, persatuan. Pengajian yang berkualitas akan membawa jamaah menjadi lebih baik dan lebih berkualitas, secara lahiriah dan batiniah. Pengajian merupakan tempat belajar dan memperluas wawasan. Peserta pengajian senantiasa menambah ilmu yang akan mendorong pengamalan ajaran agama.

Pengajian menjadi ajang menjalin silaturahmi dan ukhuwah. Jika ada jamaah pengajian suka memutus silaturahim, sering mencaci maki, suka menyalah-nyalahkan, maka esensi dari pengajian justru tidak tercapai. Alih-alih melahirkan pencaci maki atau pembenci yang tidak sesuai ajaran agama, pengajian harus menjadi sarana berdialog ketika berbeda pandangan. Pengajian berperan menjernihkan permasalahan dengan cara saling bertukar argumen dan mencari jalan keluar bersama atas berbagai persoalan.

Sebagai guru rujukan para jamaah, ustaz pengajian harus senantiasa menambah pengetahuan dan menyampaikan kebijaksanaan. Penyampaiannya harus memperhatian akhlak dan prinsip dakwah dalam An-Nahl: 125. Narasumber pengajian perlu memperhatikan materi dan kemasan isi pengajian. Materi yang tidak sesuai, terkadang justru membuat jamaah lari dari pengajian. (ribas)

Sumber: Majalah SM Edisi 15 Tahun 2020

Tags: PediamuPengajianPengajian Muhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Pengajian Muhammadiyah Malang: Hamim Ilyas: Seimbangkan Dunia Akhirat
Berita

Pengajian Muhammadiyah Malang: Hamim Ilyas: Seimbangkan Dunia Akhirat

2 Agustus, 2022
Pengajian UMKU: Teknik Pembersihan Jiwa Menurut Al Qur’an
Berita

Pengajian UMKU: Teknik Pembersihan Jiwa Menurut Al Qur’an

1 Agustus, 2022
Pengajian Ahad Kliwon Muhammadiyah Purwojati Kembali Digelar
Berita

Pengajian Ahad Kliwon Muhammadiyah Purwojati Kembali Digelar

29 Mei, 2022
Next Post
imam masjid

Pemilihan Imam Masjid

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Muktamar

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In