• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Juni 27, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Memahami Alam Raya Secara Holistik

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
26 Juni, 2021
in Pedoman
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Syafiq Mughni
Share

Syafiq A. Mughni, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada masa awal penyebaran Islam di Jazirah Arab, muncul berbagai pemikiran dari para teolog dan ulama. Mereka mendefinisikan Islam sebagai agama yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah Swt. Memberikan pengabdian dan menyembah-Nya dengan sepenuh hati. Karena itu dalam berislam, semuanya hal harus diorientasikan kepada kepentingan mendapatkan ridho-Nya. Itulah yang kemudian dikenal dengan istilah teosentris di dalam pemikiran keislaman kita.

Baca Juga

Buku Sejarah Kulliyatul Muballighien Padang Panjang Diluncurkan

Prof Haedar Nashir Resmikan Fasilitas Canggih RS ‘Aisyiyah Pariaman

Tidak lama setelah berkembangnya pemikiran teosentris di kalangan masyarakat Muslim, muncul tajdid (reform) yang ditandai dengan pendekatan yang lebih bersifat antroposentris. Islam dimaknai sebagai agama yang diturunkan untuk menuntun manusia mencapai kebaikan hidup di dunia maupun di akhirat. Hal ini kemudian berkembang kepada aspek-aspek kemanusiaan, dan menjadi pondasi penting di dalam formasi pemikiran Islam. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan terus terjadi reform (pembaruan) di dalam pemikiran keislaman kita di masa mendatang.

Sekalipun selama ini pendekatan antroposentris sudah digunakan, tetapi masih ada ruang ketidakadilan disana. Hal ini disebabkan karena pendekatannya yang digunakan lebih bersifat patriarkal (kelaki-lakian). Banyak sekali ayat-ayat al-Qur’an maupun hadist lebih menonjolkan jenis laki-laki di dalam pemilihan katanya. Fenomena seperti ini dapat kita jumpai jika kita membaca tafsir-tafsir yang hampir seluruhnya berorientasi kepada kepentingan kaum pria.

Di sisi lain terdapat kecenderungan misogonis yang kemudian mampu melahirkan respon positif untuk menegakkan dan menegaskan kembali ajaran Islam yang adil secara gender. Tentu hal ini menjadi momentum perubahan yang sangat mendasar di ranah ibadah secara umum, untuk merumuskan kembali prinsip-prinsip keadilan yang sesungguhnya. Bahwa semua manusia itu sama. Laki ataupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi baik dan lebih baik. Sehingga banyak aspek pemikiran yang perlu diubah.

Reform (pembaruan) sangat diperlukan di dalam merespon perkembangan situasi pemikiran dan kondisi sosial umat manusia. Ada sebuah pemikiran yang cukup bagus bahwa kita tidak lagi bisa memahami Islam hanya dengan pendekatan yang bersifat antroposentris, pendekatan yang bersifat holistik menjadi sangat diperlukan. Bagaimana kita harus mulai mengeksplorasi ajaran Islam yang berkaitan dengan hubungan kita dengan alam raya. Perspektif seperti ini dapat menuntun kita untuk berbicara banyak tentang pentingnya sebuah keseimbangan alam, lingkungan, serta makhluk hidup selain manusia.

Saya melihat hal ini belum banyak dibicarakan, dikembangkan, serta dieksplorasi oleh para ulama dan cendikiawan kita, khususnya yang terkait dengan bagaimana pendekatan Islam tentang persoalan ini. Seringkali saya sampaikan bahwa Nabi Muhammad Saw memiliki perhatian yang sangat besar kepada kesejahteraan makhluk non manusia (hewan dan tumbuhan).

Permasalahan ini tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk banyak berbicara tentang pendekatan yang lebih bersifat holistik. Semboyan rahmatan lil alamiin harus dijadikan sebagai pondasi, spirit, dan pandangan kita bahwa teosentris atau antroposentris tidak cukup untuk memahami Islam secara utuh. (diko)

Tags: Alam RayaHolistikIslamMajelis Lingkungan Hidup PP MuhammadiyahmuhammadiyahSyafiq A. Mughniulama
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Buku Sejarah Kulliyatul Muballighien Padang Panjang Diluncurkan
Berita

Buku Sejarah Kulliyatul Muballighien Padang Panjang Diluncurkan

27 Juni, 2022
Prof Haedar Nashir Resmikan Fasilitas Canggih RS ‘Aisyiyah Pariaman
Berita

Prof Haedar Nashir Resmikan Fasilitas Canggih RS ‘Aisyiyah Pariaman

27 Juni, 2022
Mengaktualisasi Nilai Silaturahmi untuk Membangun Keadaban
Berita

Mengaktualisasi Nilai Silaturahmi untuk Membangun Keadaban

27 Juni, 2022
Next Post
imm

Menakar Pelaksanaan Muktamar IMM XIX di Kendari

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In