• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sabtu, Juni 25, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Langkah Menangkal Hoaks, Jangan Mudah Percaya Informasi dari Media Sosial

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
29 Juli, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
hoaks

Syarif Sahidin Foto Dok UMBandung/SM

Share

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Harus diakui bahwa selama pandemi Covid-19 banyak hoaks yang bertebaran di media sosial. Bahkan hoaks yang sangat meresahkan tersebut sudah masuk ke ruang-ruang privat.

Masyarakat yang kemampuan literasinya lemah, tentu akan rentan menjadi korban hoaks-hoaks tersebut. Sehingga akhirnya akan menimbulkan dan menyebarkan keresahan-keresahan baru di tengah masyarakat yang kondisinya sedang kurang bagus karena masih dalam keadaan pandemi Covid-19.

Baca Juga

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi

UMBandung dan Baznas Berkolaborasi Atasi Permasalahan Kemiskinan

Mengenai hoaks tentang Covid-19 dan vaksin yang masih merajalela di tengah-tengah masyarakat, Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Universitas Muhammadiyah Bandung (KPI UMBandung) Syarif Sahidin membagikan pandangannya terhadap masalah tersebut.

Menurut Syarif, dengan kondisi masyarakat yang sedang tidak baik-baik saja seperti ini, ditambah dengan maraknya hoaks, khususnya di media sosial, masyarakat harus lebih kritis dan cerdas dalam menerima informasi apa pun. Jangan langsung main sebar saja.

”Perlu adanya cek and ricek ketika menerima sebuah informasi untuk memastikan kebenarannya. Hoaks yang beredar kan mengenai vaksin ini di antaranya ada efek atau gejala sakit yang timbul setelah di vaksin. Kemudian isu penanaman chip-lah ke dalam tubuh orang yang divaksin. Nah yang paling ramai mengenai status dari kehalalan dari vaksin tersebut. Padahal sudah jelas bahwa vaksin itu aman, kemudian vaksin adalah sebuah upaya pencegahan dari virus corona,” kata Syarif, Kamis (29/07/2021).

Hal yang paling penting, ujar Syarif, vaksin itu halal sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Begitu juga menurut ormas-ormas Islam di Indonesia. ”Kita harus saring dulu kalau mendapat sebuah informasi sebelum sharing kepada orang lain,” ujar Syarif.

Pengaruh hoaks

Syarif menilai, pengaruh dan dampak hoaks sangat besar kalau hoaks ini terus dibiarkan tanpa ada pencegahan yang tepat. Ada sebagian masyarakat, kata Syarif, yang merasa takut secara berlebihan terhadap Covid-19 dan juga vaksin.

”Kalau hoaks terus merajalela tanpa adanya pencegahan yang masif, bisa-bisa penyelesaian persoalan Covid-19 yang sedang dihadapi oleh bangsa kita, tidak selesai. Misalnya kalau sebagian masyarakat kita menolak vaksin karena termakan isu hoaks bahwa vaksin itu tidak halal. Sehingga upaya kita semua termasuk juga Muhammadiyah untuk mencegah penyeberan Covid-19 ini akan terhambat,” tutur alumnus UIN Sunan Gunung Djati tersebut.

Syarif menganalisis, pangkal penyebab berita hoaks berkaitan dengan informasi Covid-19 dan vaksin yang masih merajalela, di antaranya adalah ketika sebagian masyarakat kita termakan dengan informasi dan berita yang muncul atau beredar di media sosial. Mereka asal menyebarkan saja.

”Mereka mengonsumsi informasi dan berita tersebut bukan dari media-media arus utama. Saran saya, ketika ada sebuah sebuah informasi muncul di media sosial, jangan dulu percaya sebelum dicek kebenarannya di media arus utama. Hal tersebut penting kita lakukan,” tandas Sayrif.

Peran tokoh masyarakat

Untuk menangkal masifnya penyebaran hoaks, Syarif menilai bahwa peran tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh politik, tokoh digital, dan tokoh-tokoh berpengaruh lainnya, harus lebih tajam serta gencar lagi dalam mengedukasi masyarakat mengenai bahaya hoaks.

Syarif juga menegaskan, saat ini para tokoh di Indonesia sudah bertindak dengan benar. Para ulama Muhammadiyah, khususnya, sudah satu suara dengan pemerintah dalam memberikan edukasi, informasi mengenai bagaimana sikap masyarakat untuk menghindari Covid-19 ini, yakni dengan ajakan hidup sehat, taat terhadap prokes, menghindari kerumunan, dan sebagainya.

”Dan yang paling penting adalah Muhammadiyah dan ormas-ormas Islam yang lain, selain berupaya memutus mata rantai penyeberan Covid-19 ini, kita juga peduli dengan kondisi masyarakat yang terdampak ekonominya, dengan memberikan bantuan melalui lembaga amil zakatnya,” pungkasnya.(Feri/Riz)

Tags: Hoaksmedia sosialUMBandung
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

islamophobia
Berita

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi

20 April, 2022
UMBandung
Berita

UMBandung dan Baznas Berkolaborasi Atasi Permasalahan Kemiskinan

5 April, 2022
teknologi
Berita

Siapkan 4 Keahlian Hadapi Perkembangan Teknologi yang Kian Pesat

1 April, 2022
Next Post
SDGs

Youth Sustainable Initiative, Kampus Muhammadiyah Dukung Capaian SDGs Nasional

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In