• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Mei 24, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Tantangan Demokrasi Malaysia ke Depan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
30 Agustus, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Malaysia

Foto Dok Jabatan Penerangan

Share

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Muhyiddin Yassin telah mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia atas desakan dari oposisi dan sebagian anggauta koalisi PN. Ia didesak karena dinilai bertentangan dengan konstitusi mencabut Undang-undang Darurat tanpa seijin Yang Dipertuan Agung dan tidak melalui mekanisme pembahasan di Parlemen. Nara sumber diskusi, Sudarnoto Abdul Hakim (peneliti Malaysia dari UIN Jakarta dan Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama internasional) mangatakan bahwa Perdana Menteri baru, yaitu Ismail Sabri Yaakob, yang menggantikan Muhyiddin memang telah ditetapkan dan dilantik.

Bahkan saat ini sudah tersusun kabinet baru, tanpa mengikut sertakan oposisi sebagaimana yang sempat direncanakan oleh Ismail. Akan tetapi, masalah dan tantangan yang harus dihadapi pemerintahan Ismail masih cukup besar. Penetapan PM baru hanyalah satu cara untuk menyelesaikan masalah politik di Malaysia. Masih banyak dan besar tantangan dan masalah yang dihadapi khususnya oleh pemerintah baru ini. Sudarnoto mengingatkan “ jika pemerintah gagal dalam menghadapi dan menjawab tantangan ini dengan tepat, maka tidak mustahil Malaysia akan kembali terjebak dalam konflik elit politik sehingga kesejahteraan rakyat dan bangsa Malaysia akan terpuruk.”

Baca Juga

Strategi Internasionalisasi Bahasa Indonesia di ASEAN

Menengok Kembali Demokrasi Pancasila

Sudarnoto selanjutnya menguraikan beberapa tantangan ke depan Malaysia. Tantangan pertama adalah menghadapi Pandemi sekaligus economic recovery secara tepat. Parlemen memang telah memberikan endorsement anggaran tahun 2021 yang diajukan pemerintah tahun 2020 sebesar RM 250 miliar. Ada tambahan sebesar RM 10 miliar untuk apa yang disebut sebagi Paket Stimulus. Paket ini digunakan untuk membantu UKM yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi  yang meliputi subsidi upah yang disediakan dua kali lebih besar dari yang biasa yaitu sebesar RM 13,8 miliar. Masa awal pemerintahan Muhyiddin, Malaysia telah berhasil mengendalikan dan menghadapi Pandemi ini.

Akan tetapi, sejak diadakannya Pemilu di Sabah September 2020, virus Pandemi kembali mengganas hingga saat ini apalagi dengan masuknya varian baru. Korban pandemi masih sangat tinggi, kesulitan dan kesengsaraan ekonomi juga semakin massif meskipun sudah disediakan anggaran stimulus di atas. Jadi dalam waktu dekat ini hingga menjelang jadwal Pemilu tahun 2023, pemerintahan harus mampu secara efektif menjawab tantangan ini. “Nasib politiknya, sangat tergantung kepada kemampuan pemerintah untuk menjawab Pandemi ini. Jika Pandemi mengganas karena pemerintah yang tidak efektif, bisa jadi PM Ismail akan mengalami nasib yang sama dengan Muhyiddin” kata Sudarnoto

Tantangan kedua ialah bahwa  kepemimpinan UMNO jilid ke dua ini menjadi pertaruhan apakah Malaysia ke depan akan semakin baik. Dalam situasi yang sulit seperti sekarang ini dan membaca perubahan-perubahan besar ke depan harusnya mendorong pemerintahan Ismail sekarang ini lebih terbuka. Rencana awal PM Ismail mengikut sertakan oposisi untuk menjadi satu tim menghadapi pandemi, gejolak ekonomi dan politik paling tidak hingga tahun 2023 sebetulnya bagus. Akan tetapi, niat ini diurungkan. Jika pola kepemimpinan UMNO sekarang ini tidak  ditransformasi dan tetap mempertahankan gaya lama UMNO, maka Malaysia akan stagnan.

Transformasi kepemimpinan politik menjadi penting untuk meyakinkan bahwa demokrasi benar-benar terwujud sehingga kekuatan-kekuatan civil society dan peran kaum intelijensia memperoleh tempatnya yang baik. Kelas menengah di Malasysia seharusnya sudah tumbuh kuat dan mampu memainkan peran strategis baik bidang politik, sosial dan ekonomi. Tapi saat ini, negara masih terlalu kuat dan kelompok kelas menengah yang independent juga belum nampak berpengaruh besar. Karena itu, sebagaimana yang dikatakan oleh Buya Anwar Abbas (wakil Ketua Umum MUI), aktor utama dan menentukan bidang ekonomi di Malaysia bukan Melayu, apalagi  Puak Melayu ini secara politik  juga tidak terkonsolidasi tapi terpecah-pecah.

Situasi masih lemahnya kelompok kelas menengah yang independent ini juga disoroti oleh Hudri, mahasiswa doktor di Inggris. Jika ini dibiarkan, maka demokrasi di Malaysia akan suram, tidak kuat. Sementara Masri Mansur, kordinator FKW Muhammadiyah UIN Jakarta mengatakan bahwa demokrasi harus diperkuat sehingga masyarakat bisa menikmati kesejahteraan. Jangan sampai kekuasaan pemerintah di Indonesia maupun di Malaysa tergadaikan atau terjebak oleh kekuatan uang. (Riz)

Tags: Demokrasimalaysia
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Indonesia
Berita

Strategi Internasionalisasi Bahasa Indonesia di ASEAN

9 Mei, 2022
demokrasi pancasila
Kolom

Menengok Kembali Demokrasi Pancasila

8 April, 2022
Demokrasi
Berita

Wacana Penundaan Pemilu Tanda Kemunduran Demokrasi 

11 Maret, 2022
Next Post
Optimisme Dalam Peristiwa Hijrah

Melewati Krisis dengan Optimis

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In