• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sabtu, Juni 25, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Menjaga Qalbu dari Sifat Riya

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
28 September, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
riya

Ilustrasi Dok Outside Online

Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kajian rutin Ahad Pagi yang diselangarakan oleh Masjdi Islamic Center (IC) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) dengan tema “Tazkiyatun Nufus” bersama Ust. KH. Fathur Rahman Kamal, Lc., M.S.I selaku Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yang berlangsung secara dalam jaringan (daring) pada Ahad (26/9).

Pada kajian kali ini Awhiarto, S.Pd., M.Pd., selaku moderator menjelaskan bahwa akan membahas pertanyaan dari jamaah yang belum terjawab di kajian sebelumnya.

Baca Juga

Mengikis Pamer

Bagaimana menjaga hati terhadap amalan-amalan sholeh yang tampak terkadang menimbulkan rasa iri?

Dari pertanyaan tersebut di definisikan oleh Ust. KH. Fathur Rahman Kamal sebagai bentuk Riya. Riya yang juga di nyatakan oleh Rasulullah SAW, itu seperti ibarat semut yang hitam berada di atas batu karang yang hitam, artinya suatu yang sangat samar jangankan orang lain, kita sendiri barangkali sebagai orang yang beramal tidak merasakan bahwa sesuatu itu adalah bagian dari pada riya.

Seorang ulama salaf mengatakan “Walau kita melakukan suatu amalan agar amalan tersebut di lihat oleh orang maka itu dapat di kategorikan sebagai bagian dari kesyirikan, sementara kalau kita meninggalkan suatu kebaikan karena takut juga di salah pahami oleh orang lain maka justru itu disebut sebagai riya,” jelas beliau

Tentu pertama kita harus mengetahui Rasullah SAW di dalam hadist beliau mengatakan Innamal a’malu binniyat jadi hanyalah perbuatan-perbuatan kita itu sesuai degan niat kita, nah pertanyaanya adalah dimana letak niat itu, para ulama menjelaskan bahwa tempat bersemayamnya niat itu berada di dalam qalbu, jadi bukan dalam pikiran kita, atau dalam ucapan, karena apa yang ada dalam pikiran bisa liar dan ucapan bisa bersilat lidah. Oleh karena itu kita harus bisa menjaga qalbu agar tidak terjangkit dengan penyakit diantaranya adalah riya’

Ust. KH. Fathur Rahman Kamal  menjelaskan ada dua qalbu ketika berhadapan dengan berbagai macam fitnah ini, yang pertama adalah qalbu yang larut didalam firnah ini, ia tidak memiliki filter dan tidak menyaring sama sekali, apa yang sedang ramai, semuanya larut. yang kedua qalbu yang memang terjaga dan dia tidak mau larut di dalam berbagai macam ujian dan cobaan. (izn,guf)

Tags: Qalburiya
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

riya
Akidah Akhlak

Mengikis Pamer

22 Oktober, 2020
Next Post
Ekspresi Syukur di Masyarakat

Ekspresi Syukur di Masyarakat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In