• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Juni 26, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Toleransi ala Muhammadiyah: Menjaga Lingkungan Sosial

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
14 November, 2021
in Kolom
Reading Time: 2 mins read
A A
0
buya syafii

Foto Dok Ilustrasi

Share

Toleransi ala Muhammadiyah: Menjaga Lingkungan Sosial

Oleh: Diko Ahmad Riza Primadi

Baca Juga

Prof Haedar Nashir Jadi Pemateri Baitul Arqam Mubaligh di Padang

Laden, Cerpen Risen Dhawuh Abdullah

Akhir-akhir ini pembahasan mengenai toleransi, moderasi sampai deradikalisasi menjadi topik panas di negeri ini. Memutar dinamika diskusi bahkan hingga konfrontasi literasi, dan semoga tidak sampai pada konfrontasi aksi dengan bumbu anarki. Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi toleransi, berbagai fakta sejarah telah membuktikan bahwa Islam menuntut penganutnya untuk bersikap toleran kepada siapa saja sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Kafirun.

Dalam memaknai toleransi, ada yang mengibaratkannya sebagai sebuah rumah besar. Dapat menampung banyak manusia dari berbagai rupa. Buya Ahmad Syafii Maarif mengibaratkan toleransi di Muhammadiyah sebagai rumah megah. Kemegahan adalah sesuatu yang berseni dan menangkap seluruh makna keindahan, kenyamanan dan kebahagiaan.

Mewah memiliki arti yang lebih luas. Berbeda dengan rumah yang sekedar besar. Memiliki kapasitas tempat dan ruangan yang luas. Meski bisa untuk menampung lebih banyak orang. Namun masih menyisakan sebuah pertanyaan. Apakah orang-orang yang berada di dalam merasakan kebahagiaan. Merasakan getaran keharmonian, kebersamaan dan kehangatan. Atau bahkan yang mereka rasakan hanya kehampaan. Tentu yang diharapkan adalah rumah besar yang nyaman, bukan rumah besar yang kosong, sunyi dan menyeramkan, seperti yang banyak kita temukan.

Buya Syafii Maarif, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 1998 – 2005 mengatakan bahwa, bagi Muhammadiyah, toleransi merupakan suatu idealisme dan cita-cita besar yang perlu untuk diwujudkan. Perlu untuk terus diusahakan dan diperjuangkan.

“Hanya toleransi yang bisa membuat kehidupan terasa tenang dan nyaman,” ujarnya dalam sebuah acara diskusi dengan tema “Muhammadiyah Rumah Besar Toleransi” beberapa waktu lalu.

Buya menambahkan, perbedaan merupakan sunatullah atau sebuah keniscayaan yang harus diterima dengan lapang dada oleh setiap manusia, mulai dari perbedaan dalam hal keyakinan, budaya, adat-istiadat, dan lain sebagainya. Karena adanya perbedaan untuk memperkaya kehidupan manusia.

Di dalam QS. Al-Baqarah ayat 148 dijelaskan bahwa perbedaan ditujukan untuk mendorong setiap manusia agar dapat saling berlomba dalam hal kebaikan. Berkolaborasi mewujudkan kebermanfaatan. Buya mengingatkan kepada kita untuk tidak memaknai perbedaan sebagai sesuatu hal yang negatif.

“Hidup yang demikian singkat ini mari kita manfaatkan untuk menjaga lingkungan sosial kita dengan cara bertoleransi. Memang tidak mudah, mari kita selalu berlapang dada untuk menghargai segala perbedaan yang ada,” pesannya.

Beliau juga berpesan agar agama tidak dipakai untuk membeda-bedakan atau memecah belah kerukunan antar umat beragama. Menurutnya, agama akan sangat merusak jika ditafsirkan dengan cara yang salah. Inti dari toleransi adalah menghargai orang lain yang berbeda dan juga berlapang dada menerima perbedaan.

Yang mana pada akhirnya rumah mewah itu adalah Pancasila. Pancasila sebagai sebuah nilai implementasi sekaligus sebagai panduan aplikasi dalam bertoleransi sebagai penawar ekskalasi agar tidak sampai pada konfrontasi berbasis anarki.

Konten ini hasil kerja sama Suara Muhammadiyah dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI

Tags: Buya Syafii MaarifmuhammadiyahToleransi
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Prof Haedar Nashir Jadi Pemateri Baitul Arqam Mubaligh di Padang
Berita

Prof Haedar Nashir Jadi Pemateri Baitul Arqam Mubaligh di Padang

26 Juni, 2022
Laden, Cerpen Risen Dhawuh Abdullah
Humaniora

Laden, Cerpen Risen Dhawuh Abdullah

25 Juni, 2022
Kecerdasan Finansial
Berita

Muhammadiyah Ajak Bangun Kecerdasan Finansial

24 Juni, 2022
Next Post
Pesantren

Muhammadiyah Kampanyekan Pesantren Bersih dan Sehat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In