• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sabtu, Mei 28, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Suara Adzan Atau Ayat Al-Qur’an untuk Ringtone HP

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
8 Januari, 2022
in Tanya Jawab Agama
Reading Time: 3 mins read
A A
0
handphone ringtone
Share

Suara Adzan Atau Ayat Al-Qur’an untuk Ringtone HP

Pertanyaan:

Baca Juga

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Hukum Mahallul-Qiyam dalam Shalawat

Kalau ringtone di HP memakai suara adzan atau ayat-ayat al-Quran, apa hukumnya?

(disidangkan pada Jum’at, 27 Syawal 1430 H / 16 Oktober 2009)

Jawaban:

  1. Menggunakan suara adzan atau lantunan ayat-ayat al-Quran sebagai ringtone (nada dering) pada Hand Phone (HP) termasuk dalam perkara muamalah duniawiyah yang hukum asalnya adalah diperbolehkan. Sebuah kaidah fikih menyebutkan:

الأَصْلُ فِي الأَشْيَاءِ الإِبَاحَةُ حَتَي يَدُلَّ الدَلِيْلُ عَلَي عَدَمِ الإِبَاحَةِ

Artinya: “Hukum asal segala sesuatu adalah boleh, sepanjang belum ditemukan dalil yang menunjukkan ketidakbolehan hal tersebut.”

Menggunakan lantunan ayat al-Quran atau suara adzan sebagai ringtone HP adalah perbuatan yang tidak dilarang dan sekaligus tidak diperintahkan secara tegas oleh agama Islam. Perbuatan itu dinilai baik dan bermanfaat jika diniatkan untuk menampakkan syiar Islam, mengagungkan dan mengingatkan asma Allah, dan menunjukkan jati diri sebagai Muslim. Dalam al-Quran, Allah menyebutkan bahwa salah satu ciri ulul albab adalah orang yang menyebut dan mengingat Allah dalam keadaaan berdiri, duduk dan berbaring. Tentang ulul albab Allah berfirman:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ. [آل عمران، 3: 191]

Artinya: “(yaitu) Orang-orang yang selalu mengingat Allah dalam keadaan berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring.” [QS. Ali Imran (3): 191]

Allah bahkan mengaitkan orang yang jarang sekali mengingat-Nya dalam kesehariannya sebagai orang yang munafik. Allah berfirman:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلاَةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللهَ إِلاَّ قَلِيلاً. [النساء، 4: 142]

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (An-Nisa : 142).

Tentang mengagungkan syiar Islam, Allah memujinya dengan mengatakan bahwa hal itu termasuk dari ketakwaan seseorang. Dalam al-Quran Allah berfirman:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ. [الحج، 22: 32]

Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” [QS. al-Haj (22): 32]

Dengan niat-niat yang baik seperti di atas, penggunaan lantunan ayat al-Quran dan suara adzan sebagai ringtone HP menjadi boleh (mubah), bahkan dianjurkan (mustahab). Karena hal itu bisa menjadi salah satu wasilah bagi kita untuk lebih menambahkan ketebalan iman kita. Dalam al-Quran, Allah memuji orang yang apabila mendengar ayat al-Quran hatinya bergetar, imannya bertambah dan sikap tawakal mereka semakin kental.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ. [الأنفال، 8: 2]

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka bertawakal.” [QS. al-Anfal (8): 2]

Namun, kebolehan menggunakan lantunan ayat al-Quran dan suara adzan sebagai ringtone HP itu harus mengindahkan beberapa etika dan aturan yang dibuat dalam Islam. Di antaranya adalah menjaga agar HP itu tidak berdering di tempat-tempat kotor seperti kamar mandi, dengan tidak dibawa ke kamar mandi, dimatikan atau diformat silent. Hal itu karena ayat al-Quran hanya pantas dan boleh dibaca, didengarkan di tempat-tempat yang bersih. Kita bisa mengambil pelajaran dari apa yang dilakukan Nabi saw sebagaimana termuat dalam hadis berikut:

عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ نَزَعَ خَاتَمَهُ. [رواه الترمذي حديث رقم 1668 وصححه المنذري وغيره كما في التلخيص الحبير 1/108]

Artinya: “Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Adalah Rasulullah saw apabila masuk kamar kecil ia melepaskan cincinnya”. [HR. at-Tirmizi No. 1668, disahihkan oleh al-Mundziri dan yang lainnya seperti tertulis di kitab at-Talkhis al-Habir]

Nabi saw menanggalkan cincinnya ketika masuk ke kamar mandi adalah karena pada cincin tersebut beliau mengukir lafal “Allah”. Keterangan ini didapatkan dari hadis lain yang diriwayatkan oleh al-Bukhari:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ اتَّخَذَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَاتَمًا مِنْ وَرِقٍ وَكَانَ فِي يَدِهِ ثُمَّ كَانَ بَعْدُ فِي يَدِ أَبِي بَكْرٍ ثُمَّ كَانَ بَعْدُ فِي يَدِ عُمَرَ ثُمَّ كَانَ بَعْدُ فِي يَدِ عُثْمَانَ حَتَّى وَقَعَ بَعْدُ فِي بِئْرِ أَرِيسَ نَقْشُهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ. [رواه البخاري حديث رقم 5425]

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra, ia berkata: Rasulullah saw pernah membuat cincin dari perak. Pada mulanya cincin itu ada di tangannya, kemudian berpindah ke Abu Bakar, kemudian berpindah ke Umar, kemudian berpindah ke Usman, kemudian cincin terjatuh ke sumur Aris. Ukiran cincin itu adalah tulisan “Muhammad Rasulullah” [HR. al-Bukhari No. 5424]

Hal lain yang harus diperhatikan adalah hendaknya penggunaan suara adzan sebagai ringtone tidak mengecoh waktu salat yang sebenarnya sehingga orang yang mendengar ringtone tersebut menyangka adzan tersebut adalah adzan untuk waktu salat. Contoh yang paling mungkin terjadi adalah di bulan Ramadan. Pada sore hari menjelang maghrib, suara adzan adalah suara yang ditunggu-ditunggu sebagai tanda berbuka puasa. Telinga kita biasanya sensitif dengan suara adzan. Oleh karena itu penggunaan ringtone adzan harus benar-benar diperhatikan supaya tidak menipu orang yang sedang menunggu waktu berbuka.

Wallahu a’lam bish-shawab. 

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sumber: Majalah SM No 22 Tahun 2009

Tags: adzanAl Qur'anFatwa TarjihRingtone
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Pendidikan Tauhid
Tanya Jawab Agama

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

25 Mei, 2022
Mahallul-Qiyam
Tanya Jawab Agama

Hukum Mahallul-Qiyam dalam Shalawat

13 Mei, 2022
Al-Qur'an
Beranda

Bercengkrama dengan Al-Qur’an

28 April, 2022
Next Post
Amal Usaha Muhammadiyah Bontoala Terus Berkembang

Amal Usaha Muhammadiyah Bontoala Terus Berkembang

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In