• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Juni 30, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Analisis Psikolog UMBandung mengenai Kekerasan Seksual di Pesantren

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
12 Desember, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
adam kekerasan seksual

Foto Dok Ilustrasi

Share

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Kasus seorang guru yang melakukan pelecehan seksual terhadap 21 santrinya sendiri di Kota Bandung sangat menggegerkan publik tanah air.

Menurut Psikolog dan dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) Novy Yulianty, peristiwa memilukan ini sangat mencederai institusi pendidikan Islam pada khususnya dan mencoreng Islam sebagai agama yang mengedepankan welas asih kasih sayang dalam relasi guru-murid.

Baca Juga

Tinjauan Bioetika Penjatuhan Hukuman Kebiri bagi Terpidana Kekerasan Seksual

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi

Novy menjelaskan, penyebab pelaku berbuat demikian bisa jadi karena beberapa hal. Misalnya pelaku mengalami penyimpangan seksual, gangguan kepribadian, atau gangguan jiwa berat lainnya.

”Saya belum bisa menyatakan diagnosis pasti, karena saya tidak memeriksa secara langsung terhadap pelaku. Namun, selain proses hukum yang harus terus berjalan, sebaiknya pelaku diberi penanganan terkait gangguan yang dialaminya, yaitu terapi psikologis oleh psikolog atau farmakoterapi (terapi obat-obatan) dari psikiater,” ungkap Novy, via pesan singkat, Sabtu 11 Desember 2021.

Kerja sama orang tua

Lebih lanjut Novy mengatakan bahwa dari sisi korban, tentu saja ini hal yang menyakitkan karena mereka membawa pengalaman buruk seumur hidup dan akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan yang menimbulkan trauma mendalam.
Ditegaskan Novy bahwa para korban wajib mendapat pendampingan psikologis agar kondisi psikisnya bisa kembali stabil. Apalagi bagi korban yang sampai melahirkan, kata Novy, ini tentu aja sangat berat karena harus menjalani peran sebagai ibu di usia dini.

”Dari fenomena ini, kita jadi banyak belajar bahwa dalam proses pembelajaran di institusi pendidikan mana pun, sangat diperlukan kerja sama dan komunikasi antara orang tua dan pihak institusi. Orang tua harus aktif terlibat dalam mengawasi anak-anak dengan sering bertanya bagaimana perasaan mereka selama berada di pesantren. Selain itu, orang tua juga diharapkan untuk selalu menjalin komunikasi yang baik dan intens dengan guru,” tutur Novy.

Pengawasan

Institusi pendidikan termasuk pesantren, tutur Novy, perlu diawasi secara ketat oleh kementerian terkait (Kementerian Agama, misalnya) dalam proses pelaksanannya agar jangan sampai terjadi hal serupa.
”Orang tua dan guru pun perlu menekankan pendidikan seks di usia anak dan remaja, dimana mereka diajari tentang bagaimana memahami tubuhnya sendiri, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan orang lain terhadap tubuhnya,” ungkap Novy.

Di samping semua itu, Novy menjelaskan bahwa menumbuhkan asertivitas juga menjadi salah satu kunci. Arti asertif adalah kemampuan anak untuk menyatakan apa yang dipikirkan dan dirasakan kepada orang lain dengan cara yang baik.

“Jadi, anak diajari untuk dapat menolak segala bentuk perilaku orang lain yang berpotensi merugikan dirinya. Misalnya, menolak kekerasan atau menolak pelecehan seksual dari orang lain termasuk dari gurunya sendiri,” pungkas Novy. (rpd)

Tags: Kekerasan SeksualUMBandung
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Larangan Menyembunyikan Hukum Allah
Opini

Tinjauan Bioetika Penjatuhan Hukuman Kebiri bagi Terpidana Kekerasan Seksual

24 Mei, 2022
islamophobia
Berita

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi

20 April, 2022
UMBandung
Berita

UMBandung dan Baznas Berkolaborasi Atasi Permasalahan Kemiskinan

5 April, 2022
Next Post
Teruslah Menjadi Kumparan

Teruslah Menjadi Kumparan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In