• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Selasa, Mei 24, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Education Fair Berikan Kesempatan Studi Lanjut ke Luar Negeri

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
23 Desember, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Education Fair
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Belajar di luar negeri merupakan langkah penting demi mencapai karir meski sudah pasti akan menguras banyak biaya.

Seperti disampaikan Dwiki Prenandita (IDP) dalam Education Fair “Scholarship Opportunities to Study Abroad” yang dipandu Tatun Uswatun Hasanah dan moderator Choirul Fajri, SIKom, MA, Kamis (23/12/2021), ada beberapa tempat yang sangat popular di kalangan mahasiswa Indonesia ketika mencari beasiswa.

Baca Juga

Sejumlah 872 Lulusan UAD Ikuti Wisuda Luring dan Daring

Refleksi Implementasi Parenting Islami Orang Tua Kaum Milenial

“Beberapa di antaranya adalah Australia, Inggris, Selandia Baru, Kanada, Irlandia dan Amerika Serikat,” kata Dwiki Prenandita.

Menurutnya, perguruan tinggi di negara-negara itu menawarkan beragam beasiswa. “Tidak hanya beasiswa berbasis prestasi yang umumnya hanya menerima pelamar dengan prestasi akademik luar biasa, tapi juga menawarkan beasiswa sebagian kebutuhan hidup dan penuh,” jelasnya.

Setiap jenis beasiswa memiliki persyaratan tertentu. Tergantung pada universitas dan program pendidikan yang dipilih. “Program beasiswa itu menawarkan bantuan pembiayaan untuk beragam keperluan di tingkat pendidikan sarjana, magister dan doktoral,” ungkap Dwiki.

Dikatakannya, IDP adalah lembaga konsultan pendidikan ke luar negeri untuk mendapatkan letter of acceptance dari institusi pendidikan dan universitas di Australia, Inggris, Irlandia, AS, Kanada dan Selandia Baru sebagai langkah awal untuk menempuh pendidikan ke luar negeri.

Sementara itu, disampaikan Destriani Nugroho, Program Manager Kantor Perwakilan Uni Eropa di Jakarta, perguruan tinggi yang ingin mengakses program Erasmus+ diharapkan dapat memenuhi persyaratan administrasi yang telah diberikan.

“Program itu memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi, pengembangan bahasa asing dan juga pengenalan budaya di Eropa,” jelasnya.

Destriani menjelaskan secara detil tentang apa itu beasiswa Erasmus+, kualifikasi dan proses pembuatan proposal.

“Proposal bukan dibuat oleh pihak dari universitas di Indonesia, tapi dibuat oleh universitas negara anggota Uni Eropa dan negara-negara partner Erasmus+,” kata Destriani.

Menurutnya, yang harus dilakukan universitas di Indonesia adalah melakukan kerjasama dengan universitas di negara anggota dan partner Erasmus+ serta meminta mereka untuk membuatkan proposal bagi mahasiswa.

Erasmus+ memiliki beberapa program pascasarjana dan ada 130 program pascasarjana yang bisa dipilih.

Erasmus+ menggabungkan 7 program yang didanai Uni Eropa: Tempus, Leonardo, Erasmus, Erasmus Mundus, Alfa, Comenius dan Edulink.

Pelamar beasiswa Erasmus+ adalah lulusan S1 untuk mendaftar ke program Pascasarjana S2 Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD) 1-2 tahun, lulusan S2 untuk mendaftar ke Erasmus Mundus Joint Doctorate Degree (EMJD) 3 tahun.

Dan scholar atau para akademisi atau peneliti untuk melakukan tugas mengajar, penelitian atau kegiatan ilmiah pada EMJMD maksimum 3 bulan.

“Uni Eropa sudah menyerahkan beasiswa itu pada universitas masing-masing. Jadi satu paket. Dananya diserahkan langsung ke universitas dan universitasnya menyerahkan langsung kepada mahasiswa yang lolos seleksi,” kata Destriani Nugroho.

Mahasiswa Berprestasi UAD, finalis 15 besar tingkat nasional (2016) dan peraih Awarded LPDP di University of Bristol UK, Muhammad Iqwan Sanjani, SPd, MSc, menyampaikan, mahasiswa harus berani untuk go-internasional. “Berkompetisi dengan mahasiswa asing dan mengasah pola pikir yang kritis,” kata Iqwan Sanjani, alumni PBI UAD yang meraih beasiswa program master di UK (2018-2020).

Menurutnya, jangan mudah menyerah. “Saya apply beasiswa sebanyak empat kali baru berhasil lolos LPDP,” ungkapnya.

Katanya, surat rekomendasi dari dosen dan Dikti berkat aktif di Mawapres, ternyata sangat membantu. “Yang penting harus pandai membagi waktu,” katanya lagi.

Pada kesempatan itu, Iqwan berbagi tips dan strategi penting dalam meraih University International Postgraduate Award (UIPA) untuk memulai studi lanjut di Australia dalam rangka mengembangkan minat dalam pendidikan bahasa. (ASA)

Tags: Education FairUAD
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Sejumlah 872 Lulusan UAD Ikuti Wisuda Luring dan Daring
Berita

Sejumlah 872 Lulusan UAD Ikuti Wisuda Luring dan Daring

23 Mei, 2022
Parenting Islami
Berita

Refleksi Implementasi Parenting Islami Orang Tua Kaum Milenial

27 April, 2022
Tabligh Akbar TPA
Berita

PERSADA UAD Selenggarakan Tabligh Akbar TPA

25 April, 2022
Next Post
OlympicAD

Kontingen SD MUGU Berjaya di Ajang OlympicAD

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In