• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Sabtu, Mei 21, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Perlu Peran Orang Tua Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
26 Desember, 2021
in Berita
Reading Time: 9 mins read
A A
0
Perlu Peran Orang Tua Cegah Kekerasan Seksual pada Anak
Share

Baca Juga

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi

UMBandung dan Baznas Berkolaborasi Atasi Permasalahan Kemiskinan

Perlu Peran Orang Tua Cegah Kekerasan Seksual pada Anak

BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Publik Indonesia beberapa waktu lalu dihebohkan oleh terbongkarnya aski cabul oknum pendidik di Kota Bandung. Bahkan dari aksi bejatnya itu, korban sampai melahirkan anak.

Terkait hal tersebut, dosen Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) Esty Faatinisa, S.Psi., S.Pd., M.Pd., mengungkapkan bahwa dari data kasus pelecehan atau kejahatan seksual kepada anak, ternyata pelakunya cenderung orang dekatdengan korban.

”Ini menjadi miris dan memprihatinkan tentunya. Harus ada upaya-upaya agar pelecehan dan apalagi kekerasan seksual terhadap anak tidak terjadi,” ujar Esty di kampus UMBandung, Jumat (24/12/2021).

Esty menjelaskan, satu di antara upaya agar pelecehan seksual tidak terjadi terhadap anak, yakni dengan cara orang tua memberikan edukasi seputar seks kepada anak-anaknya sejak dini.

Anak harus diberi pengetahuan misalkan mengenal tempat privatdan tempat umum. Kemudian anak juga diajari cara ganti pakaian atau membuka area privasi dilakukan di kamar sendiri (kalau di rumah).

”Jadi, anak diberi pengetahuan dan diajari mengenai apa yang harus dilakukan terkait dengan dirinya sendiri. Kalau misalkan buka baju atau buka area privasi tubuhnya, maka harus di tempat privasi. Di mana saja tempat privasi itu? Nah, itu harus dijelaskanoleh orang tua kepada anak dari mulai usia dini sehingga mereka mengerti teknisnya, enggak hanya teori,” tutur Esty.

Lebih lanjut Esty mengatakan, hal kedua yang harus dilakukan yakni anak harus diberi tahu bagian mana saja dari tubuhnya yang termasuk privasi.

”Mana saja bagian tubuh yang bisa dan tidak boleh disentuh orang lain. Sampai kalau di tingkat anak usia dini, edukasi hal ini sampai ada nyanyiannya, jadi nyanyian tubuh yang tidak boleh dan yang bisa disentuh, semua itu harus diketahui oleh anak, tentu dengan bimbingan orang tua,” ujar Esty.

Tuntunan Islam

Kaprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini UMBandung ini mengungkapkan bahwa sebetulnya dalam Islam, pendidikan seputar seks untuk anak di usia dini itu sudah tersirat dan diberlakukan sejak kecil.

Contohnya, anak sudah pisah dari ayah-ibunya dari umur duatahun dan idealnya sudah harus punya kamar sendiri. Kemudian, jangan disatukan antara kakak laki-laki dan adik perempuan atau sebaliknya.

”Kelihatannya hal tersebut sederhana, tetapi sejatinya memang harus seperti itu, mereka harus punya ranah privasi masing-masing walaupun di rumah sendiri sehingga mereka akan terbiasadan bisa memahami,” ungkap Esty.

Islam sudah mengatur mengenai keharusan menutup aurat. Oleh karena itu, harus diperkenalkan kepada anak apa itu aurat dan batasannya. Tidak boleh aurat itu dipertontonkan kepada orang lain.

Misalkan anak laki-laki tidak boleh mempertontonkan auratnya kepada anak perempuan ataupun  sebaliknya. Semua itu adalah teknis, ujar Esty, tetapi itu kadang-kadang tidak diketahui dan dipahami.

”Kita juga sebagai orang tua, kan kalau anak kita, misalnya saat renang, terus ganti bajunya di tempat umum, padahal di situ ada toilet khusus atau ruang ganti pakaian, sebetulnya itu tidak boleh, orang tua harus disiplin, ganti baju anak ya harus di sana (kamar ganti khusus) dan orang tua harus mendampinginya,” kata Esty.

“Apabila orang tua tidak disiplin, anak-anak akan merasa bahwa buka pakaian di tempat terbuka juga ternyata tidak apa-apa. Seakan-akan menjadi pembenaran bahwa kalau buka pakaian dimana saja itu boleh-boleh saja,” ujar Esty.

Di samping memberi anak pengetahuan mengenai pendidikan seks, hal yang tidak kalah penting menurut Esty yakni menstimulasi anak agar memiliki sikap asertif (tegas menolak).

Hal ini yang memang agak kurang (diajarkan) karena ada kebiasaan budaya timur yang enggak enakan, manut, susah untuk bilang ‘enggak, aku enggak suka,’ misalkan, padahal itu harus diajarkan tentu dengan adab-adab tersendiri.

Soal kurikulum

Bicara lebih jauh mengenai tindakan pencegahan agar pelecehan seksual bisa dicegah, Esty menilai seharusnya ada langkah konkret bahwa pendidikan seks sejak dini itu sudah masuk dan terintegrasi dengan kurikulum.

”Integrasi kurikulum itu apa? Sebetulnya sudah ada sih kalau kitasebagai guru bisa jeli. Ada tema ‘diriku’ kalau di TK, SD, di situ bisa dibilang tadi bahwa ‘tubuh saya ini miliki saya yang mana saja sih’, kan itu bentuk pengenalan juga,” ungkap Esty.

Berkaca kepada kasus pelecehan seksual terhadap anak yang akhir-akhir ini mengemuka, khususnya yang sangat menghebohkan yang terjadi di boarding shcool di Kota Bandung, Esty mengajak semua pihak menyadari kasus semacam itu bisa terjadi di lingkungan terdekat dan melibatkan orang dekat.

”Bahkan kasus pelecehan seksual terjadi di lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat paling aman bagi anak-anak selain rumah mereka. Satu di antara upaya mencegah hal itu terjadi yakni dengan keterlibatan orang tua dalam mengedukasi anak-anaknya sedini mungkin mengenai pendidikan seks dan juga mengenali tubuhnya sendiri. Tentu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus ada keterlibatan dan kerja sama semua pihak,” pungkas Esty.

Tags: UMBandung
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

islamophobia
Berita

Lika-Liku Penyebaran Islam di Eropa, dari Diskriminasi hingga Tekanan Politisi

20 April, 2022
UMBandung
Berita

UMBandung dan Baznas Berkolaborasi Atasi Permasalahan Kemiskinan

5 April, 2022
teknologi
Berita

Siapkan 4 Keahlian Hadapi Perkembangan Teknologi yang Kian Pesat

1 April, 2022
Next Post
Unismuh

Dosen Unismuh Berikan Pelatihan Media Pembelajaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In