• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Maret 27, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Al-Majîd, Allah Yang Maha Memuliakan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
20 Januari, 2022
in Akidah Akhlak
Reading Time: 1 min read
A A
0
Al-Majîd,
Share

Al-Majîd, Allah Yang Maha Memuliakan

Lafaz al-Majîd bermakna Yang Mulia. Lafal al-Majîd yang mensifati Allah dan sekaligus nama agung bagi Allah bermakan Allah Yang Maha Mulia atau Allah Yang Maha Memuliakan. Di dalam al-Qur’an kata sifat al-Majîd disebut pada empat tempat. Tiga di antaranya menyifati al-Qur’an yakni pada surah al-Burûj: 15 dan 21, serta surah Qaf: 1. Adapun kata al-Majîd yang mensifati Allah terdapat pada surah Hud: 73,yang berbunyi,

Baca Juga

Berdoa dengan Asmaul Husna

Al-Qayyum, Allah Yang Maha Mandiri

قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ ۖ رَحْمَتُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ ۚ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَّجِيدٌ

Para malaikat itu berkata, “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah”.

Makna “Mulia” pada kata al-Majîd tertuju pada dua aspek, pertama menjelaskan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Mulia, dan kedua menjelaskan bahwa dengan kemuliaan-Nya Allah memuliakan makhluk-Nya. Dengan demikian, Allah tidak akan pernah menghinakan makhluk-Nya, dan “Mulia” merupakan sifat azali Allah.

Berdasarkan sifat Mulia dan Memuliakan, manusia sebagai makhluk Allah harus menyadari sedalam-dalamnya bahwa dirinya telah dimuliakan oleh Allah (QS. Al-Isra’ [17]: 70]. Oleh karena itu, kesadaran itu harus membangkitkan semangat untuk juga selalu memuliakan Allah dalam kondisi apapun. Konsekuensinya dalam kehidupan sehari-hari, kita harus memuliakan sesama manusia dan sesama makhluk. Hal ini dilakukan karena dengan segala kemuliaan-Nya, Allah telah memuliakan kita.

Sebenarnya tanpa kita memuliakan-Nya, Allah tetap Zat Yang Maha Mulia. Namun, sebagai bentuk ketundukan dan kepatuhan kepada Allah, manusia wajib memuliakan Allah secara hubungan vertikal. Selanjutnya untuk hubungan horizontal manusia juga wajib memuliakan manusia lain dan makhluk-makhluk Allah yang lain karena mereka semua (manusia dan makhluk lain) telah dimuliakan Allah juga.

Jika kita menghinakan manusia lain berarti kita telah menghinakan makhluk yang telah dimuliakan oleh Allah. Hal ini sangat bertentangan dengan aqidah Islamiyah. Sebaliknya sifat memuliakan Allah dan orang lain merupakan bentuk sikap ketakwaan kepada Allah, yakni menciptakan kemuliaan dan kebaikan (QS. Al-Nahl [16]: 30). Wallahu a’lam.

Ustadi Hamsah, Department of Religious Studies Faculty of  Ushuluddin (Islamic Theology & Thought) State Islamic University Sunan KalijagaYogyakarta

Sumber: Majalah SM Edisi 9 Tahun 2019

Tags: Al-Majîdasmaul husnaMaha Memuliakan
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Berdoa dengan Asmaul Husna
Opini

Berdoa dengan Asmaul Husna

6 Februari, 2023
Al-Qayyum, Allah Yang Maha Mandiri
Akidah Akhlak

Al-Qayyum, Allah Yang Maha Mandiri

12 September, 2022
Al-Hayyu
Akidah Akhlak

Al-Hayyu, Allah Yang Maha Hidup

22 Juli, 2022
Next Post
SD Muhammadiyah

SD Muhammadiyah 29 Surabaya Gelar Dua Kegiatan Bagi Calon Siswa dan Orang Tua

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In