• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Senin, Maret 27, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Tranformasi Syiar Berkemajuan di Mancanegara

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
17 Januari, 2022
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Tranformasi Syiar Berkemajuan di Mancanegara

Diyah Nahdiyati, PCIM Jerman sebagai narasumber dalam Pengajian Umum PP Muhammadiyah dengan tema "Bermuhammadiyah di Mancanegara" (14/1/2022).

Share

MANCANEGARA – Para kader dan aktivis Muhammadiyah yang tersebar di mancanegara selain belajar tentang ilmu pengetahuan yang digelutinya, juga tak lupa bersosialisasi serta mempelajari khazanah budaya negeri setempat. Sehingga membentuk sebuah kerangka pengetahuan komparatif yang menarik serta saling memperkaya dan memajukan, khususnya bagi keberlangsungan syiar dakwah Muhammadiyah di mancanegara.

Di Jerman, Diyah Nahdiyati mengkisahkan pengalamannya dalam bermuhammadiyah di negara yang terkanal menjunjung tinggi rasionalitas itu. Jerman menurutnya merupakan negara sekuler yang maju dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Walaupun mayoritas masyarakatnya beragama Kristen, namun yang pergi ke gereja atau tempat ibadah sangatlah sedikit. Inilah tantangan Muhammadiyah di Jerman, bagaimana mendakwahkan Islam rahmatan lil alamin yang bisa diterima dan berintegrasi dengan nilai-nilai lokal masyarakat Jerman.

Baca Juga

KALA PUASA MENJADI TANPA MAKNA

Haedar Nashir Ajak untuk Pahami Konsep Risalah Islam Berkemajuan

“Faktor inilah yang membuat kita bersemangat untuk terus mengembangkan diri. Jerman adalah negara sekuler, namun setelah hadirnya para pengungsi dari negara-negara Arab karena dilanda konflik berkepanjangan di negerinya, menjadikan masyarakat Jerman lebih terbuka terhadap nilai-nilai Islam. Meski sebelumnya mereka memandang Islam sebagai agama yang radikal dan terbelakang. Hal ini sedikit demi sedikit sirna karena banyaknya umat Islam yang berpendidikan tinggi di Jerman,” ujarnya dalam Pengajian Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan tema “Bermuhammadiyah di Mancanegara” (14/1).

Keterbukaan masyarakat Jerman terhadap Islam dan penganutnya tak datang dengan sendirinya. Selain faktor terus bertambahnya umat Islam yang mengeyam pendidikan tinggi di sana. Warga Muslim di Jerman juga mampu berintegrasi dengan budaya lokal dengan menjadi tenaga handal dan terampil. Hal inilah yang mendorong pemerintah Jerman untuk merangkul dan melibatkan kalangan Muslim dalam membangun negara, seiring dengan terus berkurangnya populasi genenerasi produktif di Jerman. “Sampai-sampai mantan Perdana Menteri dan Presiden Jerman selalu mengatakan bahwa Islam adalah bagian dari Jerman,” ungkap perempuan yang telah menetap di Jerman selama 16 tahun tersebut.

Ia menambahkan, Muhammadiyah Jerman terus berupaya mempromosikan ilmu pengetahuan dan penelitian, menunjukkan sikap internasional, serta mengedepankan toleransi di seluruh bidang dan budaya. Selain itu mempromosikan integrasi dan orientasi masyarakat Islam yang menganut nilai-nilai perdamaian, kemajuan, keadilan, dan kemanusiaan. “Poin-poin inilah yang harus kita jaga serta baharui agar kita tetap diakui,” tutur Diyah yang aktif di PCIM Jerman.

Berbeda dengan dinamika bermuhammadiyah di Jerman, Perwakilan dari PCIM Mesir Amastasya Dhyaz Pratiwi menyampaikan, ada beberapa capaian PCIM Mesir yang patut diapresiasi dan disyukuri. Di antaranya TK ABA Kairo yang berada di bawah naungan PCIM Mesir. Berdiri sejak 2007, TK ABA Kairo telah berhasil meluluskan 11 generasi. Kedua, Lazismu Mesir. Latar belakang berdirinya Lazismu Mesir pada 2018 ini menurutnya berangkat dari kekhawatiran terhadap mahasiswa Muhammadiyah di Mesir yang secara finansial masih membutuhkan bantuan. Hingga saat ini Lazismu Mesir terus berkembang dan mendapat kepercaan besar di Mesir. Ketiga, internasionalisasi Muhammadiyah melalui kegiatan Tapak Suci Putera Muhammadiyah yang berdiri pada tahun 2003. Melalui kegiatan ini Muhammadiyah Mesir dapat diterima oleh berbagai pihak. Di mana lebih dari 80 persen anggota Tapak Suci Mesir adalah warga asli Mesir.

“Dengan seringnya mengadakan kejuaraan baik di tingkat lokal hingga nasional, Tapak Suci semakin dikenal luas di Mesir,” ungkap Amastasya. (diko)

Tags: berkemajuanMancanegaramuhammadiyahPCIMPCIM Jerman RayaPCIM MesirsyiarTranformasi
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

KALA PUASA MENJADI TANPA MAKNA
Sajian Utama

KALA PUASA MENJADI TANPA MAKNA

27 Maret, 2023
Haedar Nashir Ajak untuk Pahami Konsep Risalah Islam Berkemajuan
Berita

Haedar Nashir Ajak untuk Pahami Konsep Risalah Islam Berkemajuan

26 Maret, 2023
Reaktualisasi Islam Berkemajuan dalam Kehidupan Berbangsa
Berita

Reaktualisasi Islam Berkemajuan dalam Kehidupan Berbangsa

26 Maret, 2023
Next Post
Lazismu

Lazismu Sulsel Targetkan Penghimpunan 20 Miliar tahun 2022

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In