• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Mei 26, 2022
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Adi Hidayat: Al-Quran Pilar Utama Pencerahan Perilaku Islami di Era Disrupsi

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
6 April, 2022
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Adi Hidayat

Pengajian Ramadhan 1443 H

Share

Adi Hidayat: Al-Quran Pilar Utama Pencerahan Perilaku Islami di Era Disrupsi

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Era disrupsi adalah zaman baru yang terjadi sebuah lahirnya inovasi dan transformasi secara masif. Potensi disrupsi akan selalu muncul dalam setiap perkembangan zaman. Dan bahkan akan berganti generasi, maka Al-Quran memberikan gambaran karakteristik manusia yang berpotensi mengolah pengetahuan, sehingga melahirkan pengetahuan-pengetahuan sekaligus ragam-ragam inovasi baru yang mungkin akan berpeluang menghasilkan disrupsi dan era kekinian, demikian ungkap Ustad Dr (HC) Adi Hidayat Lc, MA., PhD dalam Pengajian Ramadan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Rabu (6/4/22) secara daring.

Baca Juga

Memperbarui Pola Gerakan Muhammadiyah

Meraih Kebahagiaan di Negeri Akhirat

Dua hal utama yang diuraikan Adi berbasis pada konsep dasar, dari pemberian anugerah Allah yakni pengetahuan yang disampaikan kepada manusia untuk mengembangkan potensi diri dan mengisi diri sebagai khalifah di muka bumi. Ketika Allah menyampaikan di QS al-Baqarah [2]: 31 yang diajarkan oleh Allah kepada Nabi Adam dan ditanamkan pada anak cucunya semua potensi ragam pengetahuan yang memungkinkan untuk berkreasi dan melahirkan inovasi sesuai dengan di tempat ruang dan waktu berada.

Ilmu tingkat tertingginya disebut dengan al-hikmah. Karena al-hikmah bukan hanya saja sekadar akumulasi pengetahuan, tetapi juga ada aspek-aspek implementasi yang ada di dalamnya. Karena itu tatkala Allah mengajarkan para nabi, termasuk Nabi akhir zaman, selain membekali dengan Al-Quran, kitab, al-hikmah, dan akumulasi pengetahuan yang melahirkan pada impelementasi perbuatan berupa akhlak (QS al-Baqarah [2]: 129).

Nah, apakah potensi akhlak itu? Kata Adi, terdapat di surah al-Baqarah ayat 151, yakni Qur’an, akhlak, sunnah, akumulasi pengetahuan. Dengan akumulasi pengetahuan itu, maka Allah akan menanamkan potensi pengetahuan baru yang memungkinkan kita meriset sesuatu yang pada akhirnya akan lahirlah inovasi-inovasi yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Jadi apa yang harus dilakukan? Maka beralihlah dari tataran fase pengetahuan standar bahwa kalau ingin eksis hadir di zaman ini, kemudian bukan hanya mengakomodir hadir di dalamnya dan mengarahkan kreasi positif tadi ke arah yang lebih baik lagi, tapi juga menjadi pelaku (QS al-Baqarah [2]: 269).

“Ternyata, kalau kita terapkan QS al-Baqarah [2]: 269 dipadukan QS Luqman [31]: 12-13, lalu dikonfirmasi menjadi perilaku sesuai dengan perilaku sesuai dengan tema kita (QS an-Nahl [16]: 125) yakni Perilaku Islami yang Mencerahkan di Era Disrupsi”, tutur Adi.

Jadi, perilaku Islami menurut Al-Quran harus dibekali dengan pengetahuan. Dengan cara lakukan mitigasi lingkungan sekitar, lalu seberapa besar kebutuhannya dan akhirnya dipersiapkan perangkat pengetahuan yang senapas dengan kebutuhan umat di masa itu. Di era disrupsi, kita bukan ditugaskan, hanya untuk melihat, mengamati, menyesali apa yang terjadi. Tapi respons solutif adalah lakukan mitigasi, setelah itu pelajari yang dibutuhkan masyarakat di era kini. Setelah itu, baru dibawa ke nuansa perilaku, ungkap Adi.

Di akhir ceramahnya, Adi menuturkan KH Ahmad Dahlan (1868-1923) menamai Persyarikatan Muhammadiyah ingin mengambil sifat atau perilaku yang diterapkan dalam konteks kehidupan dan agenda-agenda besar Muhammadiyah. “Nama Muhammad terdapat 4 di dalam Al-Quran. Yang kalau digabungkan 1 Ahmad dan 4 Muhammad, sehingga 1+4=5, 1 terkait sifat ketuhanan dan 4 4 mengenai sosial (rukun islam). Jika itu diturunkan di QS ali-‘imran [3]: 144, QS al-Ahzab [33]: 40, QS Muhammad [47]: 2, QS al-Fath [48]: 29, maka akan ditemukan jawaban bagi Muhammadiyah dalam mengaktualisasikan dan mengimplementasikan perilaku-perilaku yang positif dan mencerahkan di era disrupsi saat ini”, tukas Adi. (Cris)

Tags: muhammadiyahPengajian RamadhanUstadz Adi Hidayat
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Memperbarui Pola Gerakan Muhammadiyah
Bingkai

Memperbarui Pola Gerakan Muhammadiyah

26 Mei, 2022
Meraih Kebahagiaan
Khutbah

Meraih Kebahagiaan di Negeri Akhirat

26 Mei, 2022
Kunjungan Istimewa Presiden Jokowi ke Stand MDMC di Pameran Inovasi Rumah Resiliensi Indonesia
Berita

Kunjungan Istimewa Presiden Jokowi ke Stand MDMC di Pameran Inovasi Rumah Resiliensi Indonesia

25 Mei, 2022
Next Post
UMP

Berkah Ramadhan, dengan 1 Juta Bisa Kuliah di UMP

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Editorial
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Edutorial

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In