• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Maret 24, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Membaca “Sayyidina” pada Waktu Tahiyyat Shalat

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
28 Juli, 2022
in Tanya Jawab Agama
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Membaca “Sayyidina”
Share

Membaca “Sayyidina” pada Waktu Tahiyyat Shalat

Pertanyaan:

Baca Juga

Shalat untuk Menjemput Rahmat (3)

Shalat untuk Menjemput Rahmat (2)

Dalam rubrik khutbah Jum’at yang dimuat SM banyak dijumpai bacaan salawat:

وَ الصَّلاَةُ عَلَي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Wa shalatu ‘ala sayyidina Muhammad

Bolehkah bacaan salawat seperti itu dibaca dalam salat ketika duduk tahiyat?

Nyak Mat, Desa Ujung Batu Kec. Labuhan Haji Aceh (disidangkan pada hari Jum’at, 4 Syakban 1431 H / 16 Juli 2010)

Jawaban:

Terima kasih atas pertanyaan yang saudara sampaikan.

Shalat adalah ibadah mahdhah yang bersifat tawqifiy (aturan dan tatacaranya harus mengikuti praktek Rasulullah saw). Manusia tidak diperkenankan untuk menambah bentuk bacaan dan aktivitas apapun yang tidak dicontohkan Rasulullah saw dalam shalat. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw telah bersabda:

صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِى أُصَلِّى [رَوَاهُ الْبُخَارِي]

Artinya: “Shalatlah sebagaimana kamu sekalian melihat aku shalat.” [HR. al-Bukhari]

Sementara itu, tidak ada satu keterangan pun yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw pernah memerintahkan untuk membaca shalawat kepadanya dalam shalat dengan menambahkan kata “sayyidina”. Hadis-hadis Nabi saw yang menerangkan bacaan shalawat dalam shalat antara lain adalah sebagai berikut:

عن أبي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قال قُلْنَا يا رَسُولَ اللَّهِ هذا السَّلَامُ عَلَيْكَ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ كما صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إبراهِيْمَ [رواه البخاري]

Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudriy, ia berkata: kami mengatakan pada Rasulullah: Ini adalah cara mengucapkan salam kepadamu (dalam shalat), tapi bagaimana cara kami membaca shalawat kepadamu? Rasulullah saw bersabda: Katakanlah, Allahumma shalli ‘ala Muhammadin abdika wa rasulika kama shallayta ‘ala Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ali Ibrahim”. [HR al-Bukhari]

عن كَعْبِ بن عُجْرَةَ قال قُلْنَا أو قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَمَرْتَنَا أَنْ نُصَلِّيَ عَلَيْكَ وَأَنْ نُسَلِّمَ عَلَيْكَ فَأَمَّا السَّلَامُ فَقَدْ عَرَفْنَاهُ فَكَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ قال قُولُوا اللهم صَلِّ على مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كما صَلَّيْتَ على إبراهيم وَبَارِكْ على مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كما بَارَكْتَ على آلِ إبراهيم إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ [رواه مسلم]

Artinya: “Diriwayatkan dari Ka’ab bin ‘Ujrah ia berkata: Kami berkata atau mereka berkata: Wahai Rasulullah, engkau menyuruh kami bershalawat kepadamu dan membaca shalam kepadamu. Adapun (bacaan) shalam kami telah mengetahuinya, tetapi bagaimana cara kami bershalawat kepadamu? Rasulullah saw bersabda: Katakanlah: “Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama shallayta ‘ala Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama barakta ‘ala ali Ibrahim innaka hamidun majid”.” [HR Muslim]

عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ عَنِ النَّبِيِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ فِي الصَّلَاةِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَآلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ [رَوَاهُ الشَافِعِي فِي كِتَابِ الْأُمِّ]

Artinya: “Dari Ka’ab bin Ujrah dari Nabi saw, bahwasanya ketika shalat ia mengucapkan: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad kama shallayta ‘ala Ibrahim wa ali Ibrahim wa barik ‘ala Muhammad wa ali Muhammad kama barakta ‘ala Ibrahim wa ali Ibrahim innaka hamidun majid”. [HR asy-Syafii di Kitab al-Umm]

Dengan demikian, menambahkan kata “sayyidina” dalam shalat adalah perbuatan yang tidak ada dasarnya sama sekali. Oleh karenanya menambahkan kata “sayyidina” tidak perlu dilakukan.

Wallahu A’lam

Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan judul Membaca “Sayyidina” dalam Shalat pada Waktu Tahiyyat

Sumber: Majalah SM No 18 Tahun 2010

Tags: Fatwa TarjihSayyidinaShalatTahiyyat
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Keutamaan Shalat Sendiri (Munfarid) dan Jamaah
Opini

Shalat untuk Menjemput Rahmat (3)

23 Maret, 2023
bacaan sholat
Berita

Shalat untuk Menjemput Rahmat (2)

17 Maret, 2023
Shalat Mikraj Mukmin Ilustrasi
Opini

Shalat untuk Menjemput Rahmat (1)

10 Maret, 2023
Next Post
Mars Muhammadiyah tanfidz

Muhammadiyah Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 9 Juli 2022 

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In