• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Maret 30, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Cerita Penggembira: Sisihkan Iuran, Libur Berladang, sampai Bawa Bekal untuk Sarapan

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
19 November, 2022
in Berita
Reading Time: 1 min read
A A
0
Cerita Penggembira: Sisihkan Iuran, Libur Berladang, sampai Bawa Bekal untuk Sarapan
Share

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah-Di tengah rintik hujan di pagi 19 November 2022, puluhan ribu penggembira muktamar membanjiri area luar Stadion Manahan Surakarta. Mereka datang dari berbagai penjuru, dari beragam latar belakang, dengan beragam cerita tentang perjuangan untuk menggembirakan muktamar.

Di antara mereka, ada 50 penggembira dari kalangan petani di lereng pengunungan Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah. Mereka bernaung dari enam ranting. Dengan menumpang tiga armada, para warga dataran tinggi ini berangkat menuju ke Surakarta pada 17 November, setelah Jumat.

Baca Juga

Propaganda Penetapan Awal Waktu Subuh dan Awal Bulan Hijriah di Indonesia

Krisis Ulama Muhammadiyah?

Cerita Penggembira: Sisihkan Iuran, Libur Berladang, sampai Bawa Bekal untuk Sarapan

Guna mencapai Solo, mereka telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari, berbulan-bulan yang lalu. “Daftar nama sudah lima bulan, iuran 150 ribu per orang,” kata bu Hariyati, yang turut ditimpali oleh rekannya Yuli, Wati, Anti. Rombongan ini menginap di sebuah TK Mutiara Hati Surakarta.

Di antara rombongan itu, ada Pak Supardi yang sudah berusia 77 tahun, ikut berangkat bersama sang istri. “Kalo sendiri kan ga enak mas,” katanya masih semangat, sambil tersenyum dengan kerutan khas di wajah. Tidak hanya Supardi, beberapa rombongan lain juga banyak yang sudah berusia di atas 70 tahun.

Saat ditemui Suara Muhammadiyah, rombongan ini sedang menikmati sarapan yang merupakan bekal yang dibawa langsung dari Wonosobo sejak sehari sebelumnya. Pak Sapardi membawa bekal tempe bacem dan ayam untuk sarapan. “Malamnya, saya dikasih makan sama ponakan di Solo, senang mas,” katanya.

Pak Supardi dan para rombongan lain sehari-hari menanam cabe. Di sela menikmati kegembiraan, sesekali mereka masih terpikir tentang harga cabe. “Sekarang harga cabe murah mas,” kata Sarwanto, yang turut diamini Supardi dan rombongan dengan wajah less. “20 ribu per kilo,” kata Supardi. (Ribas)

Tags: muhammadiyahmuktamarPenggembira
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Propaganda Penetapan Awal Waktu Subuh dan Awal Bulan Hijriah di Indonesia
Opini

Propaganda Penetapan Awal Waktu Subuh dan Awal Bulan Hijriah di Indonesia

29 Maret, 2023
Krisis Ulama Muhammadiyah?
Analog

Krisis Ulama Muhammadiyah?

29 Maret, 2023
Buya Syafii
Opini

Buya Syafii Maarif Tidak Sulit Dipahami

29 Maret, 2023
Next Post
Cerita Penggembira: Berangkat Dini Hari, Tidak Sempat Masuk ke Lokasi Muktamar, Hanya Saksikan Pesawat Latih

Cerita Penggembira: Berangkat Dini Hari, Tidak Sempat Masuk ke Lokasi Muktamar, Hanya Saksikan Pesawat Latih

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In