• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Maret 23, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Yang Berwawasan dan Berkomitmen

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
14 Januari, 2023
in Analog
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Yang Berwawasan dan Berkomitmen
Share

Judul               : Muhammadiyah: Wawasan dan Komitmen

Penulis             : Immawan Wahyudi

Baca Juga

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

Penerbit           : Suara Muhammadiyah

Cetakan           : I, September 2022

Tebal, ukuran  : xiv + 189 hlm, 16 x 23 cm

 

Buku ini menyoroti isu penting yang kerap menjadi semacam dilema ketika harus memilih kriteria kader yang akan mengabdi di Muhammadiyah. Manakah yang harus diprioritaskan, apakah mereka yang punya wawasan luas dan cemerlang, termasuk wawasan kemuhammadiyah, keislaman, dan bidang yang ditekuni? Ataukah para kader yang memiliki jejak rekam di organisasi serta punya komitmen menggerakkan dakwah Persyarikatan?

Wawasan dan komitmen sama-sama menjadi kriteria penting. Penulis buku ini menyebut bahwa wawasan merupakan visi besar yang di dalamnya mengandung seperangkat pengetahuan dan sekaligus ruh yang menjadi energi penggerak bagi tercapainya suatu tujuan mulia. Muhammadiyah mengembangkan wawasan tajdid. Dalam manhaj tarjih disebutkan beberapa unsur wawasan atau perspektif dalam Muhammadiyah, meliputi wawasan paham agama (Islam Berkemajuan); wawasan tadjid yang meliputi dinamisasi dan purifikasi; wawasan toleransi; wawasan keterbukaan; dan wawasan tidak berafiliasi mazhab.

Komitmen juga sangat penting, sebab komitmen berfungsi “untuk menjaga keutuhan dan kebersamaan jamaah dalam menggerakkan mission gerakan Islam dakwah amar makruf nahi munkar” (hlm 6). Sebab itu, bagi para kader yang telah mempunyai komitmen pada Muhammadiyah, diperlukan adanya forum yang memungkinkan pengembangan wawasan secara berkelanjutan, guna mengasah dan memperluas cakrawala pemikiran dan wawasan.

Dakwah Muhammadiyah bisa menyebar hingga ke seluruh penjuru, tidak hanya digerakkan oleh mereka yang berwawasan tinggi, tetapi juga oleh para mubaligh dengan pemahaman Islam yang terbatas tetapi punya ketulusan dan konsistensi tinggi. Penggerak dakwah dengan penguasaan ilmu yang terbatas ini sering dijuluki sebagai kiai taraktu fikum atau kiai bungistu. Ayat atau hadis yang mereka sampaikan hanya “itu-itu saja.” Yaitu, “Taraktu fiikum amraini ma in tamassaktum bihima lan tadhillu abadan: kitaballahi wa sunnata rasulihi” atau hadis “Innama bu’istu liutammima makarimal akhlak.”

Para kiai taraktu fikum atau kiai bungistu ini menjadi panutan dalam masyarakat bawah. “Meski dalilnya sedikit, tapi kehebatan mereka terletak pada ketaatan pada dalil yang mereka anjur-anjurkan” (hlm 8). Mereka bergerak dengan penuh daya juang, semata mengharap balasan ilahi. Tentu idealnya, mereka perlu memperluas wawasan keagamaan, guna lebih memantapkan penyampaian dakwah sembari tetap merawat akhlak, ketulusan, dan militansi.

Muhammadiyah juga digerakkan oleh banyak warga atau anggota yang “seringkali mengambil peran seperti lilin” (hlm 11) yang menerangi banyak orang meskipun dengan mengorbankan diri sendiri. Immawan yang terinspirasi dari Hanan Muhtarom, mengibaratkan mereka seperti pasukan patehan, yaitu orang yang kerjanya menyiapkan teh dalam setiap hajatan di kampung.

Para patehan adalah orang-orang yang menentukan kesuksesan, menentukan tersenyum atau kecewa para tamu dalam keramaian hajatan. Mereka penuh disiplin, bekerja di pojokan atau di belakang. Mereka suka khawatir kalau gula-tehnya kurang atau lebih. Telinganya selalu terbuka jika tiba-tiba ada komando: keluarkan minuman! Mereka bekerja lebih pagi dari empunya hajatan, dan pulang paling akhir untuk merapikan semua peralatan, ketika semua tamu telah pulang dengan tersenyum. Di Muhammadiyah, banyak kader akar rumput yang memainkan peran seperti itu, mereka jarang dikenal, tetapi kerja tulusnya nyata. (Muhammad Ridha Basri)

Buku ini dapat dibeli di Suara Muhammadiyah Store

Tags: immawan wahyudiKomitmenmuhammadiyahwawasan
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik
Berita

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik

22 Maret, 2023
Idul Fitri Diprediksi Berbeda, Haedar Nashir Beri Wejangan Sarat Makna
Berita

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

22 Maret, 2023
LDK PP Muhammadiyah Gelar Pra Raker, Ini Gambaran Programnya
Berita

LDK PP Muhammadiyah Gelar Pra Raker, Ini Gambaran Programnya

22 Maret, 2023
Next Post
Launching Logo Milad UMY ke-42, Berkomitmen Terus Bergerak Maju

Launching Logo Milad UMY ke-42, Berkomitmen Terus Bergerak Maju

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In