• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Kamis, Maret 23, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Kesadaran Kolektif Ihwal Gotong Royong

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
8 Februari, 2023
in Analog
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Kesadaran Kolektif Ihwal Gotong Royong
Share

Judul: Bumikan Gotong Royong

Penulis: Sutia Budi

Baca Juga

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

Penerbit: Suara Muahammadiyah

ISBN: 978-623-530-313-0

Tebal: 123 halaman

Kehidupan yang bercorak majemuk seperti identitas autentik yang dimiliki bangsa Indonesia ini menjadi niscaya tidak bisa terlepas dari ikatan kebersamaan. Indonesia bergelintar aneka agama, suku bangsa, bahasa, ras, dan golongan menjadi titik temu kebersamaan yang perlu dibingkai dalam satu tarikan napas berkelindan dengan Pancasila sebagai warisan mahal dari Presiden Soekarno.

Dalam lintasan sejarah, tampak jelas bagaimana Presiden Soekarno mematangkan Pancasila agar betul-betul tertancap di dalam tubuh bangsa. Utamanya dapat di ejawantahkan oleh warga masyarakat secara universal. Kehendak dari Bapak Proklamator itu dengan kelahiran Pancasila, dapat mempersatukan tanpa terjadinya diskriminasi yang menyebabkan terkoyaknya tenun kebangsaan dan keindonesiaan.

Salah satu aktualisasi dari penghayatan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara muncul semangat kegotong-royongan. Sebab gotong royong menjadi fondasi bagaimana negara ini dapat kokoh menjulang. Dalam pidato Bung Karno dikatakan, “Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong-royong! Alangkah hebatnya! Negara gotong-royong”. Dari sinilah, kesadaran epistemologi gotong-royong menjadi pemandu warga masyarakat untuk makin dibumikan agar tidak pupus dari jatidiri bangsa.

Sutia Budi melukiskannya secara terintegratif lewat buku ini. Walaupun pada buku ini tidak secara spesifik menguraikan substansi gotong-royong, akan tetapi sudah cukup kuat untuk mengingatkan kepada manusia relevansinya gotong-royong kepada sesama makhluk. Dari uraian yang dibentangkan di dalamnya, buku ini sangat relevan untuk dibaca, dihayati, dan diinternalisasikan oleh setiap diri yang sadar pentingnya merawat Pancasila.

Buku ini memuat 4 sub bab materi yang dikemas dengan bunga rampai bahasa renyah, sarat khazanah, dan memberikan pencerahan bagi pembaca. Sutia Budi mencoba mengintegrasikan semangat gotong royong dengan rentetan pelbagai tumpukan permasalahan yang menerpa kehidupan bangsa. Seperti salah satu tulisan berjudul “Menengahi Pertarungan Dua Kutub: Ekonomi Versus Ekologi” (hlm. 19) yang mengingatkan seraya mengajak umat manusia akan pentingnya menjaga dan merawat alam sebagai anugerah terdahsyat dari Tuhan.

Ini niscaya dengan diletakkannya fungsi kekhalifahan dalam jiwa manusia, sehingga wajib hukumnya segenap umat manusia sebagai penduduk di muka bumi untuk memelihara kelestarian alam nan molek itu. Di sini, ditekankan relevansinya gotong royong dalam membangun jaringan ekosistem alam agar tetap kirana berkelanjutan. Alhasil bumi dapat terhindar dari kerusakan (damage) yang muaranya melahirkan bencana alam dan tentunya hal ini sangat merugikan diri kita sendiri.

Semua itu dipicu oleh keserakahan manusia dengan serampangan demi memenuhi kebutuhan-keinginan yang menerabas dan menghalalkan segala cara. Alhasil terjadi krisis ekologi atas tindakan manipulatif-eksploitatif manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya di setiap aras ekosistem mikro-mesomakro di seluruh antero bumi (hlm. 21).

Banyak hal menarik akan ditemukan dalam buku dengan cover menarik ini. Buku ini menyadarkan secara komprehensif perangai warga masyarakat untuk bisa membuka ruang sensitivitas-kontemplatif mengetuk pintu hati agar saling bergotong-royong dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa, dan bernegara. Sebab, hari ini dan ke depan kita akan menghadapi tantangan super kompleks, karena itu segenap warga masyarakat sudah saatnya meneguhkan kembali semangat gotong-royong yang teramat kaya pengajarannya itu. • (Cristoffer Veron P)

Buku dapat dibeli di Suara Muhammadiyah Store

Tags: gotong royongmuhammadiyahPancasila
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik
Berita

Lazismu Raih Baznas Award 2023, Program Kemanusiaan Terbaik

22 Maret, 2023
Idul Fitri Diprediksi Berbeda, Haedar Nashir Beri Wejangan Sarat Makna
Berita

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

22 Maret, 2023
LDK PP Muhammadiyah Gelar Pra Raker, Ini Gambaran Programnya
Berita

LDK PP Muhammadiyah Gelar Pra Raker, Ini Gambaran Programnya

22 Maret, 2023
Next Post
Riki Saputra kembali Dilantik sebagai Rektor UM Sumbar Periode 2023-2027

Riki Saputra kembali Dilantik sebagai Rektor UM Sumbar Periode 2023-2027

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In