• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Juni 9, 2023
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Nilai Spiritualitas dari Ibadah Puasa Menurut Haedar Nashir

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
22 Maret, 2023
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Idul Fitri Diprediksi Berbeda, Haedar Nashir Beri Wejangan Sarat Makna

Prof Dr KH Haedar Nashir, MSI Foto PP Muhammadiyah

Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah—Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa puasa merupakan proses pembentukan ketakwaan yang secara ideal melahirkan spiritualitas utama dan luhur. Puasa tidak boleh hanya menjadi ibadah rutinas tahunan, tetapi mesti ada signifikansi peningkatan kualitas diri setiap umat Islam. Haedar kemudian menguraikan beberapa poin penting terkait nilai-nilai spiritualitas ibadah puasa.

Pertama, puasa momentum untuk semakin dekat dengan Allah. Puasa sebagai bagian dari ibadah mahdlah merupakan aktivitas yang hanya boleh dilakukan karena Allah. Tunduk dan patuh kepada Allah dengan menjalankan ibadah puasa merupakan satu langkah untuk menjadi insan yang baik. Insan yang tidak mungkin tergoda melakukan perkara-perkara yang dilarang agama seperti risywah (menyuap/korupsi), namimah (adu domba), dan madzmumah (hal-hal tercela).

Baca Juga

Istikamah dalam Kebaikan

Haji: Kebersamaan, Persatuan dan Perdamaian Dunia

“Orang yang dekat dengan Allah, ia tidak akan menyimpang, tidak akan korupsi, ia tidak akan menyeleweng dan melakukan hal-hal buruk lainnya, hatta ia memiliki peluang (berbuat buruk). Dengan puasa akan terjadi gerakan spiritualitas tertinggi, di mana setiap muslim akan terjaga hidupnya,” ucap Haedar pada Selasa (21/03/2023).

Kedua, puasa momentum untuk membiasakan akhlak mulia. Allah mengutus Nabi Saw untuk menyempurnakan akhlak manusia. Puasa merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak yang mulia. Orang yang berpuasa secara sungguh-sungguh, seluruh jiwanya akan tunduk dengan penuh kepasrahan kepada Allah.

Mereka akan senantiasa menyebarkan pesan-pesan kebaikan disertai dengan perilaku yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral. “Puasa dijadikan sarana untuk menundukkan diri agar kita tidak menjadi orang-orang yang berlebihan, karena puasa mengajarkan kita untuk belajar untuk tidak berlebihan. Sikap hidup mewah bertentangan dengan kebiasaan dan kebaikan puasa maupun ajaran agama secara keseluruhan,” ucap Haedar.

Ketiga, puasa momentum menjaga persatuan dan persaudaraan. Orang yang berpuasa pandai mengendalikan diri terutama dari emosi amarah dan kebencian. Segala bentuk pertengkaran dan permusuhan akan dijauhi. Sekalipun terdapat perbedaan paham yang begitu hebat, orang yang berpuasa akan senantiasa cinta damai dan persaudaraan.

Di dalam diri orang yang berpuasa, tidak ada tempat yang tersisa bagi para pemuja amarah dan pemantik konflik. “Puasa mengajarkan hidup damai, rukun, dan diajarkan untuk hidup bersatu dan bersaudara. Puasa harus melahirkan gerakan sosial kebangsaan yang membuat kita kaum muslim sebagai kekuatan perekat bangsa, dan pembawa perdamaian yang mencegah konflik,” kata Haedar.

Keempat, puasa momentum untuk hidup penuh toleran. Perbedaan penentuan tanggal untuk hari-hari besar umat Islam, misalnya, tidak perlu menjadi bahan olok-olokan. “Puasa seharusnya menjadikan diri kita insan yang tasamuh, toleran, membawa pada ukhuwah. Dengan toleran, kita hidup saling menghormati. Maka, para ilmuwan, ulama, mubaligh, dan semuanya, ketika menemui perbedaan, kita harusnya semakin dewasa dan tasamuh,” tegasnya.

Haedar berharap dengan hadirnya puasa Ramadan ini melahirkan pribadi-pribadi yang luhur dan utama, yaitu menjadi orang yang semakin dekat dengan Allah, terbiasa melakukan perilaku akhlak mulia, senantiasa menjaga persatuan dan persaudaraan, dan membangun kehidupan yang penuh toleran di antara perbedaan. (ppmuh/ribas)

Tags: Haedar NashirmuhammadiyahnilaipuasaSpiritualitas
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Istikamah dalam Kebaikan
Khutbah

Istikamah dalam Kebaikan

8 Juni, 2023
ibadah haji
Opini

Haji: Kebersamaan, Persatuan dan Perdamaian Dunia

8 Juni, 2023
dakwah pencerahan
Pediamu

Dakwah Pencerahan

7 Juni, 2023
Next Post
Majelis Pustaka dan Informasi

Struktur Pimpinan Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Periode 2022-2027

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In