111 Tahun Muhammadiyah: Bergerak Nyata, Berkontribusi untuk Indonesia dan Dunia

Publish

18 November 2023

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
741
Foto Istimewa

Foto Istimewa

111 Tahun Muhammadiyah: Bergerak Nyata, Berkontribusi untuk Indonesia dan Dunia

Oleh: Asyraf Al Faruqi Tuhulele

Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan Islam tertua di Indonesia yang masih eksis dan reformis telah mengalami perjalanan panjang dalam sejarah bangsa Indonesia, baik sebelum merdeka sampai saat ini. Di 111 tahun umurnya hari ini, Muhammadiyah menunjukan kematangan dirinya dalam pengelolaan organisasi, menghadapi dinamika kebangsaan serta ikut andil dalam peranan dunia internasional.

Siapa sangka ternyata di tangan Muhammad Darwis atau lebih sering kita kenal dengan panggilan KH. Ahmad Dahlan, surat Al-Maun menjadi kompas gerakan Muhammadiyah yang tidak henti-hentinya menjadi arah mata angin dan petunjuk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Ratusan sekolah dari taman kanak-kanak sampai universitas telah dibangun oleh gerakan Muhammadiyah, tidak hanya di Jawa bahkan dari ujung barat sampai timur Indonesia, bahkan di Asia yaitu Malaysia dan Australia. Muhammadiyah memberikan kontribusi besar dalam rangka melaksanakan tugas konstitusi Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Pada aspek kesehatan Muhammadiyah tidak juga ketinggalan, ratusan rumah sakit sampai klinik dibangun dalam menghadirkan gerakan nyata dalam persoalan kesehatan. Pada tahun 1923, Muhammadiyah telah mendirikan PKU (Penolong Kesengsaraan Umum) sebagai embrio lahirnya rumah sakit Muhammadiyah. Awalnya, inisiatif KH. Sudja’ mengenai pembangunan PKU untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’ di sekitar Yogyakarta saat itu menjadi bahan tertawaan, namun atas kebesaran hati KH. Ahmad Dahlan diputuskanlah untuk membangun rumah sakit, panti asuhan, dan rumah miskin sebagai pengejawanatahan ajaran KH. Ahmad Dahlan mengenai teologi Al-Ma’un.

 Kemudian dalam misi kemanusiaan dan kemasyarakatan, Muhammadiyah telah memberikan banyak kontribusi besar bagi negara Indonesia saat ini, bahkan dalam aspek ini Muhammadiyah menjadikannya fokus yang terkonstruksi dalam gerakan Trisula Muhammadiyah abad kedua, yaitu Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Jika menelaah lebih jauh gerakan ini, maka kita akan temukan begitu besarnya peranan Muhammadiyah dalam mewujudkan aksi nyata dalam persoalan kemanusiaan bagi Indonesia dan Dunia. Mari kita bedah secara singkat gerak nyata, kontribusi Muhammadiyah bagi Indonesia dan Dunia.

Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah

Lazismu selalu mencoba mengambil peran besar dalam mengentaskan persoalan kemiskinan di Indonesia, hal ini ditujukan dengan aktif melakukan gerakan filantropi diberbagai daerah dalam penyaluran zakat, infaq, dan shadaqah. Jika merujuk dalam sebuah tulisan di media, pada tahun 2019 sampai setidaknya pertengahan 2020, Lazismu secara nasional merilis data mengumpulkan pembayaran zakat sampai 239.003 miliar yang kemudian disalurkan kepada masyarakat. Kemudian jika kita menengok per-hari ini ke website lazismu.org maka kita akan temukan akumulasi zakat fitrah, pembayaran fidyah, zakat penghasilan, dan zakat perusahan yang terus dikumpulkan untuk disalurkan nantinya.

Selain itu Lazismu juga mengambil peran dalam mensukseskan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanankan oleh pemerintah dengan mengambil lima peranan dari 17 tujuannya, yaitu mengenai pendidikan, ekonomi, kesehatan, dakwah, dan kemanusiaan. Hal ini mendorong Lazismu untuk membuat program konkrit dalam rangkat mewujudkan point-point tersebut, antara lain adalah membuat Sekolah Cerdas, EdutabMu, dan Timbang. 

Sekolah Cerdas atau Sekolah Ceria, Damai, dan Siaga Bencana merupakan sekolah yang mengintegrasikan persiapan sekolah dengan resiko bencana dan kekerasan. Sekolah ini bertujuan memberikan pengajaran mitigasi resiko melalui budaya dan kebijakan, dalam hal ini Lazismu juga bekerjasama dengan MDMC. Kemudian, EdutabMu merupakan sebuah program pendidikan dengan basis teknologi dalam melakukan percepatan kualitas pendidikan saat pandemi, program ini memiliki tujuan mengentaskan masalah kesenjangan dalam akses teknologi di berbagai daerah. Yang terakhir, yaitu Tingkat Kemampuan Gizi Seimbang (Timbang), program ini berkolaborasi dengan Naisyiatul Aisyiah dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat pentingnya dalam melakukan pencegahan stunting dengan menyusun rancangan aksi di tingkat desa sampai pusat. Dalam perjalanannya Lazismu melalui tiga program ini mendapatkan penghargaan pemenang terbaik satu Indonesia’s SDGS Action Awards 2022.

Kemudian dalam aspek global, Lazismu turut aktif dalam menjalankan misi kemanusiannya di beberapa negara seperti Palestina, Inggris, India, Australia, Singapura, dll. Dalam hal ini Lazismu bekerjasama dengan MDMC melalui Muhammadiyah AID dalam membantu korban bencana, mengadakan program qurban di negara-negara konflik seperti Rohingya dan Afrika, mengikuti Konfrensi Internasional dalam membangun kesadaran berzakat, dan saat ini yang sedang terjadi adalah mengumpulkan dan memberikan donasi bagi saudara-saudara kita di Gaza Palestina dalam bentuk air bersih, obat-obatan, hygiene kit, dll.

Majelis Pemberdayaan Masyarakat 

Secara normatif pembentukan majelis ini telah diperjelas dengan namanya yaitu Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM). Maka majelis ini memiliki tugas khusus dalam akselerasi pemberdayaan masyarakat di berbagai daerah dalam memberikan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kebutuhan dengan melakukan pendekatan ekologi perkembangan manusia. 

Dalam hal ini setidaknya ada empat tempat yang menjadi bahan garapan MPM, yaitu memberikan penyadaran kepada masyarakat mengenai hak dan kewajibannya sebagai seorang warga negara, melakukan pengembangan kebutuhan dasar dan juga pendapatan masyarakat yang termarjinalisasi/ miskin, menjadi advokator kebijakan terhadap kaum yang termarjinalisasi, dan terakhir melakukan pengembangan pusat krisis yang membangun pusat pemulihan di tingkat wilayah dalam merespons cepat terhadap problem yang terjadi di tengah masyarakat.

Secara spesifik misalnya di daerah Lampung, dalam rentan waktu 10 tahun, dari 2010 – 2020 MPM telah menjalankan program menanam 1000 pohon cemara laut, memberikan bimbingan teknis mengenai peternakan, perkebunan, perikanan, pertanian. Di Kabupaten Sorong Papua, MPM menginisiasi dalam pembentukan pemekaran wilayah agar suku Kokoda memiliki daerah administrasi yang formal, dalam hal ini MPM menjalankan perannya sebagai advokator dengan melakukan pendampingan ke pemerintah Kabupaten. Selain itu MPM juga mengadakan diskusi public mengenai pertanian dalam rangka mengahadapi kondisi El-Nino. Serta menyiapkan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) bagi kader-kader Muhammadiyah, dengan tujuan melahirkan aktor yang dapat melakukan pendampingan terhadap masyarakat.

Muhammadiyah Disaster Management Center

Jika membicarakan soal MDMC maka tidak lain bahwa lembaga ini bergerak pada lembaga resiliensi kebencanaan, tanggap darurat, serta rehabilitasi pasca bencana. Lembaga ini terbilang sangat aktif dalam merespon berbagai bencana yang ada di Indonesia, mulai dari banjir, longsor, gempa bumi, kebakaran, dan bencana alam lainnya. Tentu saja dalam hal ini anggota MDMC dibekali dengan kemampuan SAR, kesehatan, dapur umum, sosialisasi, penyaluran logistik, pembuatan jembatan darurat, hunian darurat, sampai psikososial.

Di dalam negeri MDMC sudah banyak turun tangan dalam berbagai persoalan kebencanaan alam, di lain hal MDMC juga turut membuat gerakan saat terjadi pandemi di Indonesia khususnya, dengan membuat One Muhammadiyah One Response (OMOR) bersamaan dengan Lazismu menjadi garda depan dalam memberikan pelayanan bagi penderita COVID-19. Selain sebagai garda terdepan dalam kebencanaan, MDMC juga mengadakan pengobatan gratis keliling di beberapa daerah.

Peran MDMC pun tidak terbatas garis Nusantara, bahkan mendunia. Dikancah internasional membentuk jaringanan atas nama Muhammadiyah Aid, bukan hanya saja mengatasi persoalanan kebencanaan namu lebih daripada itu Muhammadiyah Aid bergerak dalam ruang konflik sosial dan peperangan. Misalnya dalam konflik di Myanmar dan Bangladesh dalam membantu masyarakat Rohingya, di Filiphina ketika terjadi konflik antara pemerintah dan MORO, kemudian konflik di Thailand Selatan, dan Palestina. Muhammadiyah mencoba untuk hadir dalam misi kemanusiaan dengan cara membantu logistik bahan pokok sampai menjembatani dialog antar kubu yang berseteru, dll.

Sebagian dari contoh ini mencoba untuk menggambarkan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam tertua di Indonesia telah menunjukan konsistensinya untuk terus bergerak secara nyata bagi kemajuan Indonesia dan mencerahka dunia, menyebarkan risalah dakwah Islam berkemajuan dengan akselerasi konkrit melakukan perubahan-perubahan dan pengembangan demi kejayaan umat.

*Asyraf Al Faruqi Tuhulele merupakan seorang yang cukup aktif menulis di media online. Saat ini ia sedang mengenyam pendidikan Pascasarjana di Departeman Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (DPP UGM), menjadi peneliti di Leader of Indonesia UMJ, dan Ketua Umum Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Cirendeu.


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Wawasan

Oleh:  Muhammad Helmi Nurrohman Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Dalam mewujudkan pen....

Suara Muhammadiyah

21 December 2023

Wawasan

Oleh: Agus Setiyono Indonesia, negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, memiliki sejarah pa....

Suara Muhammadiyah

28 October 2023

Wawasan

Mempromosikan Budaya Hijau, Inovasi, dan Kerjasama Oleh: Agus setiyono Dalam era ketidakpastian pe....

Suara Muhammadiyah

13 November 2023

Wawasan

Masjid Gedhe Kauman dan Alumni Shabran Oleh: Mahli Zainuddin Tago Jogja, Jumat sore 8 September 20....

Suara Muhammadiyah

12 September 2023

Wawasan

Mendorong Praktik Baik Merdeka Belajar Oleh: Rizki P. Dewantoro Program Merdeka Belajar merupakan ....

Suara Muhammadiyah

17 March 2024

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah