YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam upaya melestarikan warisan budaya dan memanfaatkan potensi daerah, ‘Aisyiyah meluncurkan program ‘Aisyiyah Cultural Education Tourism (ACET). Program ini dirancang untuk mengembangkan konsep wisata pendidikan dan budaya yang berlandaskan kearifan lokal, sekaligus memperkuat nilai-nilai budaya ‘Aisyiyah yang kaya sejarah, khususnya di Yogyakarta, tempat organisasi ini didirikan.
Sebagai langkah awal, Focus Group Discussion (FGD) telah diselenggarakan oleh Lembaga Budaya Seni dan Olahraga (LBSO) pada 24 November 2024 di kantor Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (PPA). Diskusi ini melibatkan para ahli dan praktisi pariwisata. FGD ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi pengembangan program wisata yang relevan dan berdampak positif bagi pelestarian budaya dan pendidikan.
Ketua PP Aisyiyah Dr. Siti Aisyiyah, M.Ag, menyampaikan bahwa program ini merupakan bentuk kepedulian ‘Aisyiyah terhadap kekayaan sejarah dan warisan ‘Aisyiyah yang perlu dilestarikan.
Program ini dirancang untuk memberdayakan setiap daerah dalam mengangkat potensi jaringan ‘Aisyiyah untuk pengembangan wisata pendidikan dan budaya, baik melalui seni tradisional, kuliner khas, maupun situs-situs bersejarah. Selain itu, program ini juga diharapkan dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pariwisata.
FGD dihadiri oleh beragam jaringan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah yang memiliki kesinabungan dengan program ACET. Diisi dengan presentasi dari percontohan pontensi wisata PCA Kotagede, PRA Karangkajen, PCA Kauman. Sebagai penyelenggara, LBSO juga memberi ruang dialog interaktif dengan peserta yang kemudian disambut positif dengan rencana tindak lanjut oleh Ketua LBSO, Widyastuti M.Hum.