Aisyiyah Sumut Teguhkan Budaya Lokal dalam Berdakwah

Suara Muhammadiyah

Penulis

0
80
Aisyiyah Sumatera Utara

Aisyiyah Sumatera Utara

MEDAN, Suara Muhammadiyah - Pengajian CeriaMu #3 Aisyiyah Sumatera Utara hadir kan Ketua Lembaga Budaya,  Seni dan Olahraga PP Aisyiyah Wiwid Widiastuty untuk memberikan pemahaman seputar Budaya, Seni dan Olahraga dilingkungan Aisyiyah. Selain Wiwid yang hadir melalui aplikasi zoom juga hadir Wakil Ketua PW  Muhammadiyah Sumatera Utara Dr. Sulidar MA. CeriaMu #3 yang berlangsung secara hybrid (online dan offline) dari Gedung Dakwah Muhammadiyah Sumatera Utara, Jalan Sisingamangaraja No.136 Medan.

CeriaMu #3 Aisyiyah Sumatera Utara berlansung dua sesi. Sesi pertama, pagi hari,  digelas bersama oleh Majelis Tabligh dan Ketarjihan dan Majelis  Hukum dan HAM dengan tema: Menumbuhkan Kesadaran Hukum dalam Rumah Tangga Menuju Keluarga Sakinah". Untuk kajian sesi pagi ini, menghadirkan Ketua Majelis Tabligh dan Ketarjihan Ina Zaina Nst MPd.I  dan Ketua Majelis Hukum dan HAM, Dr. Atika Rahmi.

Sedangkan pada pengajian sesi kedua, siang hari, merupakan kerjasama antara Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah (LPPA) dan Lembaga Budaya, Seni dan Olahraga. Pengajian ini mengambil tema: Seni Budaya dan Olahraga dalam Prespektif Muhammadiyah (Kupas HPT Jilid 3 Bab Seni dan Kebudayaan). Pada pengajian ini, Ketua LPPA Dr. Syafrida Hani menyampaikan hasil survey lembaga itu terhadap persepsi warga Aisyiyah terkait dengan Seni Budaya dan Olahraga. Kemudian, dua materi pamungkas, menghadirkan Wiwid Widiastuti, Ketua LSBO PP Aisyiyah dan Dr. Sulidar MA, Wakil Ketua PWM Sumatera Utara.

Wiwid Widiastuti yang hadir dari Yogyakarta via aplikasi zoom itu menjelaskan terkait dengan Budaya sebagai media dakwah. Kata Wiwid, pendiri Muhammadiyah KHA Dahlan pada awal berdirinya, dalam mengajarkan Islam sebagiannya menggunakan pendekatan budaya, misalnya minta izin sultan untuk kegiatan, menggunakan masjid Ghede Kauman sebagai pusat kegiatan, dan membolehkan perempuan menggunakan kebaya tapi Kiyai Dahlan meminta perempuan untuk menetup rambutnya. Kiya Dahlan juga menunggakan budaya lokal dalam dakwahnya. Pada kegiatan itu, Kiya Dahlan melakukan internalisasi nilai budaya yang sejalan dengan nilai-nilai Islam.

Jelas Wiwid, Kebudayaan merupakan hasil karya, rasa dan cipta manusia yang berwujud benda dan tak benda yang menjadi sistem gagasan dan nilai di masyarakat serta disepakati untuk dijalankan dalam keseharian yang berlandaskan pada Al-Quran dan As-Sunnah serta tidak bertentangan dengan keduanya.

Seni Budaya dan Olahraga dalam Perspektif Tarjih

Sementara itu, Wakil Ketua PW Muhammadiyah Sumatera Utara yang menjadi narasumber terakhir, Dr. Sulidar menyampaikan materi dengan judul Seni Budaya dan Olahraga dalam Perspektif Tarjih Muhammadiyah. Kata Ustadz Sulidar, Seni, Budaya dan Olahraga menurut Muhammadiyah dibenarkan selama tidak bertentangan dengan al-Quran dan As-Sunnah al-Maqbullah.  Manusia memiliki potensi untuk mengembangkan kebudayaan, seperti potensi Ruhani yang ditiupkan langsung dari ruh Allah. Dengan ruhani ini manusia dapat m\langsung mengenali Allah.

Kemudian potensi Nurani, yang selalu mendapat sinyal langsung dari Allah untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Dengan nurani ini dapat dilahirkan Akhlaq mulia. Kata Sulidar, potensi lainnya adalah akal atau rasio. emosi, imajinasi atau perasaamn.

Dosen Ilmu Hadits di UINSU / UMSU itu menjelaskan empat ciri strategi kebudayaan Muhammadiyah. Pertama, setiap warga Muhammadiyah baik dalam menciptakan maupun menikmati seni budaya, selain dapat menimbulkan perasaan halus dan keindahan juga menjadikan seni dan budaya sebagai sarana, sebagai media atau sarana dakwah untuk membangun kehidupan yang ber-keadaban.

Kedua, meninghidupkan sastra Islam sebagai bagian dari strategi membangun peradaban dan kebudayaan manusia. Ktiga, strategi kebudayaan ekosistem, yakni  lebih mendalami wawasan seni tradisi dengan pendekatan bayani, burhani dan irfani. Dan keempat, straetgi kebudayaan proeksistensi, yaitu empati terhadap perkembangan seni tradisi serta membuka ruang publik untuk mengembangan seni tradisi islami seperti penyelenggaraan festival budaya, halaqah budaya dan lainnya.

Pengajian dua sesi pada CeriaMu #3 ditandai dengan dialog antara peserta pengajian dengan narasumber. (Syaifulh/Diko)


Komentar

Berita Lainnya

Berita Terkait

Tentang Politik, Pemerintahan, Partai, Dll

Berita

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah - Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daer....

Suara Muhammadiyah

2 September 2024

Berita

SURABAYA, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukomanunggal Surabaya menjad....

Suara Muhammadiyah

17 November 2023

Berita

SURAKARTA, Suara Muhammadiyah – SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Solo menggelar ....

Suara Muhammadiyah

31 January 2025

Berita

TEMANGGUNG, Suara Muhammadiyah - Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Temanggung melakukan penandatang....

Suara Muhammadiyah

19 January 2025

Berita

JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Prof. Dr. Ma'mun Murod, ....

Suara Muhammadiyah

8 January 2025

Tentang

© Copyright . Suara Muhammadiyah