YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah - Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan Baitul Arqam Mahasiswa UAD angkatan 2022 gelombang 2 pada hari Rabu (10/07) di Masjid Islamic Center UAD. Kegiatan ini diikuti sebanyak 793 mahasiswa berbagai fakultas. Salah satu tujuan adanya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap ideologi Muhammadiyah dan paham agama menurut Muhammadiyah. Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan oleh Kepala Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) UAD yaitu Rahmadi Wibowo Suwarno, Lc., M.A., M.Hum.
“Tujuan tersebut karena jika kita melihat dari tantangan hari ini begitu banyak, bahkan dalam ibadah saja ada banyak beberapa pemahaman yang mungkin jika kita tidak memahami dengan baik, dikira praktis atau lebih sederhana. Semisalnya shalat jum’at secara online” terangnya.
Rahmadi berharap dengan adanya kegiatan ini, pemahaman mahasiswa terkait ideologi dan agama terus meningkat. Dan mahasiswa dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan penuh perhatian. Wakil Rektor I UAD bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yaitu Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag. turut mendukung adanya kegiatan ini.
“BA ini memang kegiatan yang wajib di PTMA seluruh Indonesia. Karena memang ini amanat dari MPKSDI kita. Harus diselenggarakan dan seluruh mahasiswa PTMA harus mendapatkan Baitul Arqam ini. Tentu tidak lain, tujuan dari Majelis Diktilitbang mewajibkan BA ini kepada mahasiswa PTMA adalah tujuan yang amat mulia,” ungkap Rahmadi.
Tujuan dari kegiatan Baitul Arqam ini, yaitu: pertama, lebih mendalami bagi yang sudah menyelami Muhammadiyah sejak kecil dan mengenalkan Muhammadiyah bagi Mahasiswa yang baru kenal Muhammadiyah. Nur Kholis sampaikan pula bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar yang minimal ada tiga ciri utamanya (organisasi Islam, Organisasi gerakan dakwah, Organisasi Tajdid).
Nur Kholis sampaikan, bahwa saat ini mengalami defisit dari sumber daya etos yang dimiliki. Satu Abad Muhammadiyah memiliki etos yang luar biasa, tetapi etos ini sudah mulai melentur. Etos yang dimiliki Muhammadiyah adalah Falsafah al-Ma’un (mengabdi dan melayani) dan saat ini cenderung generasi ingin dilayani bukan lagi mengabdi dan melayani.
“Kita butuh kader-kader PTMA yang memiliki jiwa mengabdi dan melayani. Karena dengan itulah, agama akan tumbuh dan berkembang secara baik.
Kedua, Fastabiqul Khairat. Ini menjadi penciri dari pergerakan Muhammadiyah. Jadi, orientasi pada keunggulan ini juga sudah melentur di generasi-generasi saat ini. Dan Nur Kholis berharap dengan adanya kegiatan ini, tumbuh semangat kader-kader Muhammadiyah yang betul-betul memiliki tradisi unggul dan hal yang melentur sejak lahirnya adalah ghirah dalam memperjuangkan agama Islam.
Kemudian dilanjut penyerahan kegiatan tersebut oleh Ketua Panitia yaitu Yahya Hanafi, M.Sc. kepada Master Of Training yaitu Ahmad Zaki Annafiri, S.Pd.I., M.Ed. untuk mengkoordinir pada acara selanjutnya yaitu materi pertama yang disampaikan oleh Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah yaitu Bachtiar Dwi Kurniawan, S.Fil.I., MPA. Dengan membawa tema “Gerakan Islam Berkemajuan”.