JAKARTA, Suara Muhammadiyah - Memperingati hari koperasi nasional (Harkopas) ke - 78 yang jatuh pada tanggal 12 Juli 2025 dengan tema: Koperasi Maju Indonesia Adil Makmur. Induk Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) sebagai ekosistem koperasi di lingkungan Muhammadiyah, mengapresiasi kebijakan pemerintah Presiden Prabowo Subianto yang mengedepankan koperasi sebagai salah satu politik pembangunannya. Hal itu tercermin dengan adanya pemisahan Kementerian Koperasi dan UKM yang berubah menjadi Kementerian Koperasi dan Kementerian UMKM secara terpisah. Dengan demikian ada komitmen dan fokus dari pemerintah saat ini dalam mengembangkan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi konstitusi.
“Hadirnya Koperasi Desa Merah Putih (KMP) yang dicanangkan oleh pemerintahan Prabowo, juga sebagai wujud keseriusan peran koperasi sebagai keuangan inklusi dan sekaligus juga membangkitkan ekonomi di akar rumput,” terang Achmad Su’ud; Ketua Induk BTM dalam releasenya kepada media massa, untuk memperingati Harkopnas ke – 78, Sabtu (12/7/2025).
Selain memberikan apresiasi kepada pemerintah, Induk BTM, berharap, kepada pemerintah untuk tidak menafikan keberadaan koperasi – koperasi lain yang telah beroperasi lama dan memberikan kontribusi ekonomi besar selama ini selain KMP. Hal itu perlu sekali diperhatikan oleh pemerintah dari berbagai aspek perkoperasian, terlebih sejak diberlakukannya UU Omnibus Law dan UU P2SK (Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan) maka dibutuhkan penguatan – penguatan regulasi yang spesifik dan mudah dijalankan oleh koperasi – koperasi. Jangan sampai yang terjadi adalah euforia program baru KMP, tapi melupakan program lama yang strategis dalam pengembangan koperasi.
Kemudian terkait dengan pengembangan koperasi di Muhammadiyah, Su’ud, menambahkan, melalui BTM, Muhammadiyah akan senantiasa bermitera dengan pemerintah, melalui model pendirian BTM – BTM di tiap Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) atau kabupaten. Dengan pola demikian, Muhammadiyah ingin memberikan kontribusi kepada negara dalam menggerakkan ekonomi daerah dan di akar rumput melalui koperasi. Sehingga mampu mendorong kenaikkan pendapatan domestik bruto (PDB) dan sekaligus pengentasan kemiskinan.
Lalu Untuk menguatkan koperasi primer BTM di tiap – tiap PDM, Induk BTM selama ini telah mendorong mendirikan koperasi sekunder atau pusat BTM sebagai APEX Syariah (pengayom) ditiap Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM), dalam hal pemenuhan permodalan (likuiditas), supervisi (monitoring), edukasi dan teknologi IT. Dengan demikian wajah yang ditampilkan BTM dalam pengembangan koperasi syariah di Muhammadiyah sangat menjunjung tinggi prinsip kemandirian, kesehatan dan prudent.
“Bahkan bersama Lembaga Pengembang – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LP – UMKM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kami siap bersinergi dalam berbagai skema pembiayaan untuk pengembangan UMKM,”kata Su’ud penuh semangat.
Maka dengan adanya Harkopnas ke 78, Induk BTM menekankan semangat berkoperasi yang dijalankan dalam berbagai program pemerintah saat ini tak boleh berhenti pada KMP saja. Tapi terus mendorong koperasi – koperasi yang lain seperti koperasi syariah untuk maju dan berkembang. Seperti halnya yang terjadi di negara – negara lain.