WAJO, Suara Muhammadiyah - Bupati Wajo Amran Mahmud mengaku dirinya banyak belajar dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah.
Dirinya banyak terlibat dalam program-program pendampingan petani yang dilakukanMPM, sehingga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam menghadapi sejumlah masalah yang dihadapi petani.
"Terus terang, MPM Muhammadiyah banyak membantu saya, terlebih pada 2009, saat saya menjalankan tugas sebagai wakil bupati. Boleh dikata saya mendapatkan pengalaman dan mendalam pengetahuan saya dari MPM dalam pendampingan petani-petani kita," ungkap dia.
Karena itu, dirinya menyebut pencapaian Kabupaten Wajo yaitu peringkat pertama peningkatan produksi pertanian, tidak lepas dari peran Muhammadiyah.
Hal itu ia sampaikan dalam pembukaan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Sulsel di Ruang Pola Kantor Bupati Wajo pada Sabtu, 7 Oktober 2023.
Ia mengungkapkan, banyak agenda pendampingan masyarakat yang dihelat Majelis Pemberdayaan Masyarakat di Bumi Sutera. Termasuk, pelaksanaan program Tani Bangkit yang bekerja sama dengan Lazismu, beberapa waktu.
Atas itu, Amran berterima kasih kepada MPM PWM Sulsel yang kembali melaksanakan programnya di Kabupaten Wajo. Terlebih, selain menghelat rakerwil, MPM akan mendampingi petani terkait teknologi pertanian di Belawa.
Menanggapi Bupati, Wakil Ketua PWM Sulsel, Arifuddin Ahmad mengatakan, Muhammadiyah memang hadir dengan dan untuk pemberdayaan masyarakat.
Terlebih dengan visi Islam Berkemajuan, Persyarikatan Muhammadiyah menyadari bahwa tidak akan mungkin terwujud Islam yang maju dan memajukan jika masyarakat dalam kondisi tidak berdaya.
Karena itu, dirinya berharap, MPM dapat terus melakukan pendampingan pemberdayaan masyarakat. Demikian pula sinergitas dengan pemerintah dan bidang lain di Muhammadiyah.
"Misalnya di Wajo ini, sudah banyak petani kita yang tergabung dalam Jaringan Tani Muhammadiyah. Insya Allah, nelayan kita juga menyusul. Ini juga, dalam Muhammadiyah, merupakan wujud dakwah komunitas kita," ungkap dia.
Sementara itu, Ketua MPM PWM Sulsel, Abd Rasyid Masri mengingatkan karakter Majelis Pemberdayaan Masyarakat yang menjadi putusan rapat kerja nasional (rakernas) di Purwokerto beberapa waktu lalu.
Karakter tersebut, yaitu kolaborasi membangun ekosistem, mulai Pimpinan Pusat Muhammadiyah sampai pimpinan ranting, satu komando mewujudkan visi-misi Persyarikatan.
Pemberdayaan yang dilakukan MPM juga harus melakukan pendekatan kepada masyarakat secara komprehensif dan mengawal sampai masyarakat menjadi mandiri dan berdaya.
MPM se-Sulsel juga harus kreatif dan inovatif. "MPM harus jadi solusi bukan malah menjadi bagian dari masalah dalam masyarakat, terutama bagi petani, nelayan, dan penyandang disabilitas," tegas dia.
Karena itu juga, MPM harus lebih inklusif kepada siapa saja dan mewujudkan konsep rahmatan lil 'alamin.(Fikar)