BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah sekaligus Ketua Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Dadang Kahmad memberikan pesan penuh makna bagi para lulusan UM Bandung. Menurutnya, gelar sarjana bukan sekadar tanda kecerdasan, melainkan amanah untuk menjadi insan berakhlak mulia dan bermanfaat bagi sesama.
Dalam pidatonya pada Wisuda Sarjana ke-8 UM Bandung di Auditorium KH Ahmad Dahlan, Ahad (24/08/2025), Dadang menegaskan bahwa para lulusan tidak hanya dituntut sukses secara pribadi. Lebih dari itu, mereka diharapkan mampu menghadirkan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat dan alam semesta.
“Ikhtiarlah untuk mengubah keadaan dari gelap menjadi terang, dari bodoh menjadi pintar, dari miskin menjadi sejahtera, dan dari lalai menjadi masyarakat yang beriman dan bertakwa,” ujar Dadang. Pesan ini ia sampaikan dengan merujuk pada firman Allah SWT yang menegaskan bahwa perubahan dimulai dari usaha manusia itu sendiri.
Dadang menekankan, momen wisuda adalah titik penting yang menandai berakhirnya perjalanan panjang di bangku kuliah dan dimulainya babak baru kehidupan. Toga dan ijazah hanyalah simbol, tetapi yang lebih utama adalah kesiapan mental, spiritual, dan sosial untuk melangkah ke tahap berikutnya.
Ia menambahkan, dirinya berdiri bukan hanya sebagai Ketua Badan Pembina Harian UM Bandung, melainkan sebagai seorang ayah dan pendidik yang percaya pada potensi besar anak-anak bangsa. “Hari ini cahaya masa depan ada di mata kalian, para sarjana UM Bandung yang baru saja dikukuhkan,” katanya.
Apresiasi juga ia sampaikan atas kerja keras para wisudawan yang telah berjuang melewati malam-malam panjang penuh ujian dan tantangan. “Mungkin ada air mata yang menetes, mungkin ada kesedihan yang tak terlihat, tetapi kalian mampu bertahan dan bangkit. Hari ini adalah kemenangan dari semua jerih payah itu,” ucapnya sambil mengutip surah Al-Insyirah tentang kemudahan setelah kesulitan.
Namun, Dadang mengingatkan bahwa keberhasilan ini bukan semata-mata hasil jerih payah pribadi. Ada doa ibu yang tidak pernah putus, ada peluh ayah yang tak pernah lelah, dan ada bimbingan tulus dari para dosen UM Bandung. Semua itu, kata Dadang, berpadu dengan rida Allah SWT yang selalu menyertai setiap langkah.
“Oleh karena itu, jangan lupa bersyukur kepada Allah setiap saat. Ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama kepada kedua orang tua kalian. Setelah ini, ciumlah tangan mereka sebagai wujud rasa terima kasih,” pesannya.
Pada akhir pidato, Dadang berpesan agar lulusan UM Bandung berani bermimpi besar dan terbang tinggi, tetapi tetap berpijak pada nilai-nilai yang membentuk diri mereka. Ia menekankan pentingnya menjaga akar moral dan spiritual dalam setiap langkah menuju masa depan.
“Jadilah cahaya bagi diri sendiri, keluarga, bangsa, umat, dan kemanusiaan universal,” pungkas Dadang disambut tepuk tangan meriah hadirin. Pesan inspiratif itu menjadi penutup yang menggetarkan suasana wisuda, sekaligus pengingat akan amanah besar yang melekat pada setiap lulusan UM Bandung.*(FA)