YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Direktur Utama PT Syarikat Cahaya Media / Suara Muhammadiyah Deni Asy’ari, MA Dt Marajo di dapuk menjadi narasumber dalam kegiatan Webinar Nasional Series Fakultas Syariah Dakwah dan Ushuluddin IAIN Takengon, Aceh Tengah. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat (22/12) secara daring dengan mengusung tema “Perbankan dan Ekonomi Syariah dalam Pemberdayaan Umat.”
Dalam pemaparannya, Deni menjelaskan bahwa persoalan ekonomi menjadi fundamental pada kehidupan umat manusia. Menukil pemikiran sejarawan muslim kontemporer dari Tunisia, Afrika, Ibnu Khaldun, ekonomi sebagai pilar peradaban. Sehingga bagi sebuah negara, dikatakan maju manakala memiliki jangkar perekonomian yang kuat dan mapan.
“Oleh karena itu, ini menjadi tantangan bagi kita (umat Islam). Karena belakangan ini justru kita lari dari semangat pilar ekonomi ini. Padahal secara teologis tentu sudah banyak, dan kita menyadari betul bahwa landasan-landasan teologis untuk membangun kekuatan ekonomi itu menjadi bacaan rutinitas kita harian,” ujarnya.
Berbicara landasan teologis membangun kekuatan ekonomi, Deni berpandangan sudah begitu rupa sangat kuat. Deni mencontohkan, kisah sahabat Rasul Abdurrahman bin Auf yang mana telah menjadikan tradisi ekonomi sebagai kekuatan baru peradaban masa kini. Tentu, tidak Abdurrahman saat itu telah memiliki visi di dalam menggerakan roda perekonomian.
“Dalam konteks sejarah Islam, yang dominan pun juga bagaimana menonjolkan ekonomi ini menjadi kekuatan peradaban. Walau memang hal itu akhirnya menjadi tantangan tersendiri bagi kita,” katanya.
Deni berpandangan saat ini umat Islam cenderung dalam membangun kekuatan ekonomi masih berjalan secara person. Padahal menurutnya, Islam telah mendidik umatnya agar membangun kekuatan ekonomi menggunakan pola secara berjamaah. Hal itu terlukis dalam kisah hijrah Rasul dari Makkah ke Madinah mendirikan pasar di Madinah (Al Souq Manakhah).
“Rasul pada saat itu melihat ketidakadilan dalam pasar yang dikelola oleh Yahudi. Kemudian membuat pasar alternatif. Nah, pasar alternatif ini dibangun oleh Rasul dengan atitesa terhadap sistem dan pasar yang dikelola kalangan Yahudi. Yaitu pasar yang dibangun dengan penuh kebersamaan dan keadilan,” ucapnya.
Dari kisah ini, Rasul sejak awal membangun kekuatan ekonomi tidak secara personal. Tetapi menggunakan pola berjamaah dalam menggerakkannya. “Dengan pola jamaah ini, berhasil untuk berkompetisi dengan pasar yang dikelola kalangan Yahudi tadi,” timpalnya.
Di sini, Deni mengatakan masih ada problem di dalam lingkungan jamaah, yakni belum mampu mentransformasikan kekuatan jamaah di dalam masjid menjadi kekuatan jamaah ekonomi. “Ini menjadi problem kita,” tandasnya.
Untuk itu, Deni mengajak membangun kekuatan ekonomi berbasis jamaah. Ajakan ini sebagai wujud dari jihad ekonomi yang bermakna lil-muwajahah. Yakni jihad positif yang tidak marah-marah, jihad yang konstruktif, dan jihad yang solutif dalam menghadapi berbagai tantangan saat ini dengan senantiasa ikhtiar secara maksimal. (Cris/Zahra)