BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Direktur Jenderal Sains dan Teknologi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Prof Ahmad Najib Burhani mengajak sivitas akademika Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung untuk berperan aktif dalam membangun ekosistem sains, teknologi, riset, dan inovasi di Indonesia. Menurutnya, kolaborasi dalam bidang tersebut menjadi faktor kunci dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Dalam kuliah umum bertajuk ”Kampus Berbasis Riset: Membangun SDM Unggul di Perguruan Tinggi Islam” yang digelar pada Kamis (06/02/2025), Najib memaparkan berbagai aspek penting terkait penelitian. Dia menjelaskan konsep dasar riset, modal yang diperlukan, dan tantangan yang harus dihadapi dalam proses penelitian.
Najib juga menyoroti peran scientific production dan scientific solution dalam dunia riset. ”Bagaimana hasil riset dapat digunakan untuk menjawab berbagai permasalahan dan menjadi dasar bagi temuan-temuan baru,” ujarnya. Dia menambahkan bahwa ilmu sosial dan humaniora memiliki kontribusi penting dalam pengembangan sains dan teknologi.
Lebih lanjut, Najib membahas konsep scientific temper, scientific culture, dan research culture yang berfokus pada penguatan budaya penelitian yang berkualitas, bermanfaat, serta berdampak nyata bagi masyarakat. Najib menegaskan bahwa riset yang baik harus dilakukan dengan metode yang benar dan dapat divalidasi secara akademik.
Di samping itu, Najib menekankan pentingnya keterhubungan antara akademisi dan masyarakat global. ”Penelitian yang berkualitas tidak hanya berdampak di tingkat nasional, tetapi juga harus diakui dan diulas oleh komunitas akademik internasional,” ungkapnya.
Najib juga mengungkapkan bahwa Dirjen Saintek Kemdiktisaintek memiliki peran strategis dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Dengan visi menciptakan perguruan tinggi yang berdaya guna, bertanggung jawab, dan memiliki tata kelola yang baik, organisasi ini berfokus pada peningkatan riset, hilirisasi teknologi, serta percepatan transformasi sosial-ekonomi yang berkelanjutan.
Sebagai bagian dari misi Indonesia Emas 2045, kata Najib, Kemdiktisaintek menerapkan 8 Quick Win Programs yang mencakup pembangunan sekolah unggulan di setiap kabupaten, peningkatan pendidikan sains, teknologi, penguatan jaringan riset nasional dan internasional.
Teori dan pengalaman
Pada kesempatan yang sama, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UM Bandung Ijang Faisal mengapresiasi kegiatan in. Dia menilai bahwa kuliah umum yang mengupas riset ini sangat krusial dan penting karena dunia riset selalu relevan dari masa ke masa dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
”Esensi riset dalam pembelajaran adalah bagaimana mengkolaborasikan antara teori dan pengalaman. Dalam perkembangan yang terjadi di berbagai kampus, tampaknya kita memerlukan juga bagaimana melakukan percepatan dalam riset yang bisa dilakukan dengan maksimal. Kolaborasi LPPM dan program di Administrasi Publik dalam kegiatan ini semoga semakin baik dan kampus kita bisa naik kelas,” kata Ijang.
Kegiatan kuliah umum ini dihadiri oleh Rektor dan para Wakil Rektor UM Bandung, para Dekan, Kaprodi, Sekretaris Prodi, Kepala Bagian, Kepala dan ketua lembaga, serta dosen dan tenaga kependidikan. Ratusan mahasiswa dari berbagai program studi juga turut serta dalam acara ini.*(FA)