BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Dosen Prodi Manajemen Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung Megha Sakova menegaskan bahwa perempuan modern menghadapi tantangan besar dalam kesehariannya. Ia menyebut tekanan ganda antara rumah tangga dan pekerjaan, keterbatasan waktu, hingga persaingan bisnis dan karier menjadi hal yang tidak bisa lagi dihindari.
Meski demikian, perempuan memiliki potensi luar biasa yang dapat dioptimalkan. Kemampuan multitasking, empati yang tinggi, dan akses terhadap teknologi digital menjadikan perempuan tetap produktif bahkan dari rumah. ”Potensi ini bisa menjadi modal penting untuk berkontribusi bagi keluarga maupun masyarakat,” ujar Megha dalam program Gerakan Subuh Mengaji Aisyiyah Jawa Barat belum lama ini.
Ia menambahkan bahwa peran perempuan tidak hanya terbatas di ranah domestik, tetapi juga meluas ke ranah sosial dan ekonomi. Sebagai ibu, mereka berfungsi sebagai madrasah pertama, pengelola rumah tangga sekaligus bisnis, dan teladan bagi lingkungannya.
Untuk menghadapi berbagai tantangan itu, kata Megha, manajemen diri dinilai sangat penting. Prinsip skala prioritas (fiqh al-awlawiyat), pengaturan waktu atau time blocking, komunikasi efektif dalam keluarga, serta disiplin dalam mengelola keuangan menjadi strategi yang perlu diterapkan.
”Selain itu, manajemen spiritual juga harus dikedepankan. Niat ikhlas, ibadah, doa, dan zikir adalah penguat energi sekaligus pengelola stres alami bagi perempuan. Dengan keseimbangan manajemen diri, keluarga, bisnis, dan spiritual, perempuan bisa tampil sebagai sosok yang sabar, visioner, dan progresif,” jelasnya.
Menurut Megha, ilmu manajemen sangat relevan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk bagi perempuan pada era modern saat ini. Ekonomi manajerial, misalnya, dapat membantu pengambilan keputusan dalam urusan rumah tangga, bisnis, hingga investasi yang lebih bijaksana.
Ia juga menekankan pentingnya motivasi berbuat kebaikan sebagaimana pesan Al-Quran dalam surah An-Nahl ayat 97. ”Allah SWT berjanji akan memberikan kehidupan yang baik dan pahala berlipat ganda bagi siapa saja yang berbuat kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan. Keyakinan ini menjadi energi spiritual yang luar biasa bagi seorang perempuan modern,” ungkap Megha.
Megha menutup dengan penegasan bahwa harmoni antara karier, bisnis, dan dakwah merupakan kunci lahirnya perempuan tangguh. Dengan manajemen yang seimbang, perempuan diyakini mampu menjadi tiang keluarga, masyarakat, sekaligus agen perubahan peradaban.***(FA)