SOLO, Suara Muhammadiyah - Lembaga Riset dan Inovasi (LRI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar workshop yang bertajuk "Peningkatan Kualitas Proposal Riset Pendanaan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM)" yang diselenggarakan di Ruang Meeting Lt.2 Edutorium K.H. Ahmad Dahlan UMS, Senin, (8/7).
Kegiatan itu menggandeng Forum Komunikasi (FORKOM) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi (LPPM PT) Jawa Tengah dan merupakan FORKOM LPPM yang ke-3 pada program kerja tahun 2024.Seperti yang disampaikan Ketua FORKOM LPPM PT Jawa Tengah, Ir. Suwarno Widodo, M.Si., pada saat sambutan.
Suwarno juga menyampaikan terima kasih kepada UMS atas ketersediaan pada dosennya yang menjadi pembicara pada forum tersebut.
"UMS ini gudangnya profesor, jadi kami selalu merepoti sumber daya yang ada di UMS dan universitas Muhammadiyah pada umumnya," ungkap Suwarno.
Kegiatan FORKOM LPPM PT Jawa Tengah sudah yang ke-5 kali diadakan di UMS, lanjutnya, sehingga mereka merasa terbantu karna sebelumnya mereka yang dari perguruan tinggi kecil merasa minder jika berhadapan dengan perguruan tinggi besar seperti UMS. Tapi setelah bergabung dalam FORKOM kami menjadi percaya diri untuk belajar di perguruan tinggi yang sudah unggul.
Pada kesempatan yang sama, Rektor UMS, Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menyampaikan bahwa pimpinan perguruan tinggi dan khususnya ketua LPPM harus membangun sebuah kultur yang masif agar dosen tidak hanya mengajar saja.
"Materi pembelajaran yang berkembang sebagai sumber ajar tidak hanya sekedar buku, namun harus ditunjang dengan data. Jadi, ilmu berkembang dengan adanya hasil riset yang diberikan kepada mahasiswa, sehingga pengetahuan mahasiswa tidak hanya konseptual saja, namun juga melihat data," kata Rektor UMS.
Menginjak acara inti, disajikan 2 materi pada Workshop tersebut, meliputi : "Pengelolaan Riset Pendanaan DRTPM di UMS" oleh Dr. Ambarwati, M.Si, S.Pd., dan "Kiat Menyusun Proposal Lolos Pendanaan Riset DRTPM" oleh Prof. Dr. Muji Setiyo, M.T.
Pada materi yang disampaikan oleh Ambarwati, dia memberikan tips yang harus dibangun lembaga riset. Secara prinsip, di lembaga riset harus mempunyai prinsip bahwa peneliti adalah aset terbesar kita, oleh karena itu peneliti harus diberikan kenyamanan.
"Peneliti harus selalu diingatkan, karena dosen tidak hanya menyusun proposal saja, supaya tidak kehilangan kesempatan," tutur penemu bakteri Streptomises (bakteri tanah yang dapat menghasilkan antibiotik) itu.
Pada materi selanjutnya, Muji memberikan tips agar pada jurnal internasional di paragraf pertama langsung membahas perumusan masalah. Sedangkan tata tulis yang diajarkan pada skripsi, tesis, dan desertasi dari umum ke khusus baru perumusan masalah.
"Pada paragraf satu, tunjukan bahwa ada kegaduhan ilmiah. Supaya tajam," tegas Profesor muda itu. (Yusuf/Humas)